Genre : Fantasi, Fantasi-Isekai, Action, Harem, Romance, Adventure, Reinkarnasi, Isekai, Magic, Demon, Royal.
[On Going]
- Sinopsis -
Setelah berkali-kali di bully oleh orang kaya. Sion yang sudah tidak tahan dengan semua itu, akhirnya meluapkan amarahnya.
Sampai akhirnya kepuasannya berakhir dengan bunuh diri. Dan dia tidak menyesalinya, seperti kebanyakannya dia bereinkarnasi di dunia lain.
Apakah Sion akan mencoba meraih puncak? Tetap dibully? Atau sebaliknya dia membully?
- Untuk jumlah kata ga full 1k yah gaes, kadang cuma 800 atau bisa aja lebih sampai 1,5k kalau benar-benar niat. Kalau agak sibuk yahh, antara 1k atau 800+ doang.
- Up-nya yah suka-suka aku wkwk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 : Pemberat, Peringan
Kepalaku terasa pening, silau matahari menerpa kelopak mataku yang masih terpejam. Memaksaku terbangun dari kegelapan yang menyelimuti. Hal pertama yang kulihat adalah wajah lembut dari seorang gadis dengan rambut biru.
Wajahnya merah, apa yang terjadi dengannya?
Setelah beberapa saat aku menyadari kalau saat ini aku sedang berbaring di pangkuan Lise. Aku tetap diam di posisi itu membuatnya bertanya.
"Kau sudah bangun? Kenapa tidak menjauh dariku?" tanyanya.
"Kepalaku masih pusing, biarkan aku berbaring disini sebentar."
Aku tidak ingin melepaskan moment ini, menikmati lembutnya paha Lise membuatku merasa ngantuk. Namun, rasa ngantuk-ku hilang seketika saat ia memukul wajahku dengan tangannya.
"Aku ingin lanjut latihan atau kuhajar disini dasar pemalas!" Lise mengatakannya dengan suara keras.
"Iya-iya." Aku memegangi wajahku yang di hantamnya.
Aku mengambil posisi di depan Lise untuk melanjutkannya latihan ini. Angin bertiup dengan kencang dalam beberapa detik Lise langsung menghilang dari pandanganku.
Rasakan...
Aku berbalik badan dan bersiap menahan serangan darinya. Namun, gagal dia malah menendangku dari sisi belakang tepat mengenai punggungku.
"Ugh!"
Setelah terpental ke tanah aku kembali bangkit. "Hei bukankah curang melawan pemula dengan kecepatan seperti itu?" Tanyaku.
"Kau ingin jadi kuat, kan? Maka, rasakanlah."
Sekali lagi ia menghilang dari pandanganku, aku bisa menebaknya kali ini. Dia pasti akan datang dari arah...
Sini!
Aku memutar tubuhku kesamping, lalu melancarkan tinju yang bertabrakan dengan tendangan Lise. Aku bisa merasakannya, beberapa tulangku remuk membuatku merasakan sakit menjalar pada tanganku.
"Sakit! Kau tidak bisa lembut sedikit?"
"Memangnya kau pikir ini pijit-pijit? Dalam pertarungan seseorang pasti akan melawan musuh dengan kekuatan terkuatnya. Kecuali orang itu terlalu kuat dan menahan diri untuk melawan orang yang lebih lemah."
"Jadi kau termasuk orang yang sangat... Kuat? Sampai menahan diri untuk melawanku, kurasa sebelumnya kekuatanmu lebih dari ini."
"Tentu saja dasar bodoh, kau pikir kau bisa bertahan melawanku? Begini saja, tangkap aku dan akan kuajari cara memanipulasi mana." Lise berjalan mendekatiku.
Apa yang mau dia lakukan? Dia bilang aku harus menangkapnya, kan?
"Speed."
Dalam sekejap Lise menjadi begitu cepat, dia mengelilingiku dan muncul dari mana saja. Aku berputar-putar melihat posisinya yang sangat sulit untuk kutebak.
Jika dia menggunakan kemampuannya, maka aku juga akan melakukannya!
"Noriutsuru!"
Aku berhasil merasuki tubuh Lise, lalu bergerak ke arah tubuhku yang sedang tergeletak. Setelah 20 detik aku langsung kembali ke tubuh asliku.
Dan langsung menggunakan jeda 3 detik untuk memeluk Lise. "Kau tertangkap."
Plak!
Aku terpental karena tamparannya itu. "Kau ini, berani juga ya nemakai kemampuanmu padaku," katanya dengan wajah kesal.
Aku mundur perlahan. "Bu-bukankah kau hanya menyuruhku untuk menangkapmu? Kau tidak bilang kalau aku tidak boleh menggunakan kemampuanku," kataku sedikit gemetar, meskipun Lise ini agak payah. Tapi, dalam kekuatan dia jauh lebih kuat dariku, aku bisa mati jika dia menghajarku habis-habisan.
"Huh... Baiklah, alasan diterima. Sesuai janjiku aku akan mengajarimu cara memanipulasi mana."
"Yoshaa!" Aku sangat bersemangat untuk ini.
...----...
"Baiklah, yang pertama coba rasakan mana milikmu."
Baiklah...
Rasakan...
Sesuatu yang hangat mulai terasa di tubuhku, begitu nyaman rasanya. Inikah mana?
"Perlahan cobalah untuk membuat tubuhmu semakin ringan dengan mana itu."
"Bagaimana caranya?"
"Cari tahu sendiri!"
"Bukannya kau akan mengajariku?"
"Soal ini beda lagi! Kau akan tau sendiri nanti, sudah jangan banyak bicara!"
Aku mencoba ini berkali-kali sampai tubuhku akhirnya diselimuti mana. Sekarang tinggal cara agar aku bisa menggunakan mana ini.
"Lighten up."
Tubuhku mulai terasa ringan, aku membuka mataku mencoba berlari. Ini terasa begitu ringan lariku menjadi begitu cepat, ini seperti memanipulasi gravitasi, membuat tubuhku semakin ringan agar bisa mendorong tubuhku lebih cepat saat berlari.
Bukan itu saja, aku bahkan bisa melompat lebih tinggi, sangat tinggi dan saat jatuh rasanya tidak sakit kerena aku jatuh dengan lambat.
Di sisi lain Lise tersenyum, senyumannya sangat cantik membuat jantungku berdetak kencang entah kenapa. Lise mendekatiku lalu...
"Bagus, kau sudah mengerti, kan? Sekarang coba membuat tubuhmu menjadi lebih berat."
"Memangnya itu bisa juga?"
"Untuk sekarang coba itu fokuskan pada tangan kananmu saja."
Baiklah...
"Emphasize."
Awalnya aku terjatuh dan tidak bisa berdiri, ini karena beratku yang tiba-tiba bertambah. Seperti kata Lise aku mencoba memfokuskannya pada tangan kanan.
Aku berhasil melakukannya, walau begitu aku tetap cukup kesulitan menggerakan tanganku yang begitu berat.
"Ground Wall." Lise menggunakan sihirnya untuk membuat dinding tanah yang kuat.
Ia memukul dinding itu beberapa kali dengan tangannya tanpa mana dan tidak terjadi apa-apa itu membuktikan dinding itu cukup kuat menahan serangan biasa.
"Coba pukul itu."
Mendengar perintahnya, aku mendekat dan mengayunkan tanganku untuk memukul dinding tanah itu dengan kekuatan penuh.
Brakk—!
Dinding itu seketika berlubang di bagian tengahnya dan tanganku hanya merasakan sedikit sakit. Inikah gunanya menggunakan pemberat, kurasa mirip seperti sihir penguat.
Bedanya yang ini membuat kuat dengan kekurangannya yaitu, membuatku kesulitan bergerak dengan cepat. Dan saat aku menggunakan peringan pukulanku menjadi ringan dan tidak berefek apa-apa.
Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, jika di gabungkan akan sangat berguna.
"Lighten up!"
Aku meringankan tubuhku dan melompat setinggi yang kubisa, sasaranku kali ini adalah dinding buatan Lise yang sebelumnya hanya berlubang. Kali ini aku akan menghancurkannya!
Saat dirasa posisiku sudah cukup bagus aku menggunakan pemberat. "Emphasize!" Seluruh tubuhku menjadi berat membuatku terjun kebawah dengan sangat cepat. Menabrak dinding tanah itu dan membuatnya hancur berkeping-keping.
"Uhuk-uhuk!" Aku batuk-batuk karena debu.
Aku mendengar tepukan tangan dari Lise, kelihatannya ia senang dengan pencapaianku. Dia juga tetap tersenyum seperti sebelumnya.
"Selamat, aku bahkan belum mengajari soal itu dan kau sudah mencobanya."
"Tentu saja, rasa penasaranku tentang dua sihir ini membuatku terpikir tentang itu."
Meski begitu tentang kemampuanku satunya—Noriutsuru. Aku belum mencoba hal yang membuatku penasaran, karena tidak ada moment yang pas untuk mencobanya. Kurasa aku akan mencobanya saat mengambil misi nanti.
"Lise, ayo pulang. Aku perlu memikirkan tentang misi."
"Kau sudah ingin mengambil misi?"
"Yahh... Ada hal yang membuat penasaran, aku ingin mencobanya dan cara satu-satunya hanya dengan misi dari Guild. Semoga saja aku bertemu orang jahat yang bisa kujadikan kelinci percobaan."
"Kau ini yah... Huh... Sudahlah, ingat kau masih terlalu amatiran dalam berpedang jangan berpikir kau bisa melarikan diri dari latihanku nanti." Ia mengarahkan dua jarinya ke mataku.
Dia mengancamku lagi?
Aku sudah tidak ingin membicarakan itu lagi. Aku kemudian berjalan menuju jalan ke penginapan. Dan Lise mengikutiku dari belakang.