Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
Zayn berdiri mematung dan terdiam. Sangat banyak kejutan yang dia terima dari Aretha beberapa hari ini. Zayn syok.
Mungkinkah memang dia tidak peduli dan hanya memikirkan dirinya sendiri? Apa sejahat itukah dia pada Aretha?
" Umi akan membunuh ku jika sampai tau aku memperlakukan menantunya dengan kasar." Gumamnya di sertai helaan nafas yang cukup berat.
Zayn hendak menyusul Aretha yang berjalan ke kamarnya. Meminta maaf akan jauh lebih baik. Jujur, Zayn tidak bisa melihat seorang wanita menangis, apalagi wanita itu menangis karena perbuatannya.
Namun baru beberapa langkah, Zayn berhenti karena mendengar suara pintu yang di tutup dengan keras.
" Braaakkk."
Aretha membanting pintu kamar. Setelah perdebatan sengit yang terjadi antara dirinya dan Zayn, Aretha tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. Selama ini dia sudah cukup bersabar dan tidak banyak menuntut, tapi tindakan Zayn membuatnya tersulut emosi.
Karena masalah tadi, Aretha memutuskan untuk tidak ke rumah sakit. Dan itu adalah keputusan yang sangat salah. Entah apa yang akan dia dapatkan esok hari dari konsulennya. Mungkin saja makian, atau bahkan bisa jadi surat peringatan karena membolos tanpa alasan yang jelas. Residensinya baru semeter awal dan dia sudah berani absen tanpa keterangan. Dunia kedokteran memang kejam, kamu di larang sakit dan di larang meminta ijin.
Zayn menatap pintu kamar Aretha dari kejauhan.
" Apa aku terlalu keras padanya?" Zayn merasa bersalah.
Helaan nafasnya kembali terdengar. Namun untuk mengetuk atau menerobos masuk mungkin bukanlah ide yang tepat.
Jika wanita lain sedang marah, maka meminta maaf dan memberikan pelukan hangat akan di lakukan sang pria dan itu bisa meredakan kemarahan sang wanita.Tapi itu tidak berlaku bagi Aretha. Kurang lebih satu bulan bersama, Zayn bisa membaca karakter dari istrinya itu.
Contoh kecilnya Zara. Jujur, lebih mudah membujuk Zara ketimbang membujuk Areta. Zara lebih cepat luluh walau hanya menggunakan ice krim saja. Namun dengan Aretha Zayn tidak yakin apakah wanita itu akan menerima niat baiknya atau tidak.
Karena itu, untuk sementara Zayn membiarkan Aretha sendiri dulu.
Zayn memilih kembali ke kamarnya, mandi, berganti pakaian dan ke rumah sakit.
Zayn menyalakan mesin kendaraannya dan melihat jika sepertinya Aretha juga bersiap untuk pergi.
" Mau ke mana dia?"Gumam Zayn.
Mercedes-Benz s-class membawa Aretha melaju dengan kecepatan sedang membelah jalan raya yang sudah mulai padat.
Karena penasaran. Zayn mengikuti ke mana Aretha pergi.
Ini masih tergolong pagi, tapi Zayn yakin jika Aretha tidak akan ke rumah sakit mengingat jika jadwal operasi nya sudah berjalan sekitar setengah jam lalu.
Zayn terus mengikuti Aretha hingga mobil istrinya berhenti di depan gerbang sebuah sekolah.
" Ini kan? Tapi ini masih pagi, si kembar juga baru masuk sekolah. Kenapa dia datang sepagi ini untuk menjemput?" Zayn terus mengintai gerak gerik Aretha.
Namun, setengah jam berlalu, Aretha tidak kunjung keluar dari kendaraan mewahnya.
Berhubung ada operasi, Zayn terpaksa berhenti mengawasi Aretha. Satu satunya yang bisa dia hubungi adalah Zara. Sedikit informasi dari Zara bisa membuat hatinya tenang.
Sebenarnya setelah pertengkaran beberapa jam lalu, Zayn merasa khawatir akan keadaan Aretha. Tidak begitu banyak yang dia ketahui tentang istrinya itu kecuali sifat dan karakternya. Kehidupan pribadi sebelum Zayn menikahinya, masih tertutup rapat.
" Kamu di mana?"
" Rumah sakit..Memangnya mau di mana lagi ? Kenapa juga pertanyaan mas jadi aneh.."
" Cerewet.. Oiya, si kembar sudah berangkat sekolah."
" Iya."
" Ooo,,siapa yang menjemputnya?"
" Kenapa? Peduli sekali dengan anak anakku. Mas mau menjemputnya?"
" Jawab saja siapa....Kenapa malah mutar mutar?" Zayn jadi kesal. Dari nada bicaranya, Zayn sudah yakin tidak akan mendapatkan informasi apapun dari Zara.
" Seperti biasa, siapa lagi. Sudah, aku sedang sibuk. Assalamualaikum."
Zara mengakhiri panggilannya secara sepihak. Sementara Zayn memandangi ponselnya dengan nanar.
" Dasar..punya saudara tapi tidak bisa di andalkan." Sungutnya.
Di tengah rasa kesal dan kekhawatiran nya, sebuah panggilan telpon kembali membuyarkan konsentrasi nya.
" Ada apa Fen?"
" Saya menemukan keberadaan nona Kanaya tuan."
Zayn segera menepikan kendaraannya.
" Di mana?" Tanya nya dengan aura dingin.
" Nona Kanaya sekarang berada di Thailand tuan."
" Thailand?"
" Akan saya kirimkan fotonya."
Beberapa saat kemudian, puluhan notifikasi masuk ke ponsel Zayn.
Zayn tidak langsung membukanya, dia terlihat mulai ragu. Takut kecewa dan kemarahannya akan semakin besar kala melihat gambar yang baru saja di kirim asisten pribadi nya.
Zayn berpikir keras hingga akhirnya memutuskan untuk menundanya sementara. Apalagi sebuah panggilan telpon datang dari perawat kamar operasi yang menanyakan keberadaannya.
Tiba di rumah sakit, pasien sudah di baringkan di atas meja operasi. Dengan keadaan sunyi sepi mencekam, Zayn memulai operasinya.
Seharusnya ada Aretha di sana, menemani operasi kanker payudara stadium 2 B sebagai salah satu tim anastesi yang membantunya. Tapi, istrinya itu benar benar tidak datang.
" Hmm...dokter Roy."
Dokter Roy kaget. Ini kali pertama dia mendengar Zayn berbicara dengannya selama operasi berlangsung. Biasanya dia hanya akan murka atau menatap tajam pada siapa saja yang melakukan kesalahan dalam operasinya.
" Iya dok."
" Dokter Aretha ijin hari ini, dia sedang tidak enak badan. Apa dia menghubungi anda?"
" Iya dok." Katanya berbohong. Aretha tidak pernah menghubungi siapapun dan meminta ijin absen hari ini. Mana berani Aretha melakukan itu. Tapi dokter Roy tidak ingin berdebat dan membuat Zayn marah.Walau terpaut usia yang cukup jauh, dokter Roy menghormati Zayn bukan karena Zayn calon penerus Brawijaya, tapi karena sepak terjangnya dalam mengoperasi dan menyelamatkan pasien. Memang saat menemani Zayn operasi, tak di pungkiri jika dokter Roy juga terbebani dengan aura dingin yang di miliki Zayn. Tapi percayalah, kesembuhan pasien yang berada di bawah pengawasan nya melebihi angka delapan puluh persen.
Sementara itu, Aretha masih berada di sekolah Safa dan Marwah. Karena datang terlalu pagi, Aretha bisa menikmati waktu kesendirian nya di temani tukang cilok keliling yang bisa membantu mengisi lambungnya yang mulai meronta minta di isi. Sarapannya pagi tadi tidak cukup mampu menopang kekosongan lambungnya hingga siang.
Aretha menghubungi Zara jika dia yang akan menjemput Safa dan Marwah sekaligus meminta ijin membawa kedua bocah itu bermain sepulang sekolah. Besok weekend, jadi hari ini bisa bermain sepuasnya, hitung hitung menghilang kan stres.
Dari jauh, Safa dan Marwah berjalan sambil bergandengan tangan, mereka tertawa riang dan sesekali terlihat bercerita cukup serius lalu kembali tertawa. Safa berhenti dan memperbaiki jilbab adiknya yang sudah semrawut dan memperlihatkan anak anak rambutnya yang saling bersenggolan meminta keluar. Tingkah mereka membuat Aretha tidak bisa berhenti tersenyum.
Aretha membuka pintu mobil dan menghampiri Safa dan Marwah.
" Assalamualaikum anak anak solehah.."
" Yeii...auntyyyy.." Mereka berlari kencang melihat jika ternyata Aretha yang datang menjemput.
Safa dan Marwah memeluk Aretha bersamaan.
" Sudah sudah. Oiya, salam aunty belum di jawab."
" Waalaikumsalam salam warahmatullahi wabarakatuh." Ucapnya serempak
Aretha tersenyum.
" Ayo masuk." Aretha membuka pintu mobil untuk Safa dan Marwah.
" Bagaimana sekolahnya hari ini?"
" Seperti biasa aunty, tidak ada yang istimewa." Jawab Safa.
" Tapi kenapa kalian tampaknya sangat bahagia?"
" Memang setiap harinya begitu aunty, kalau kami tidak bertengkar ya pasti akan terlihat bahagia." Celetuk Marwah mengundang tawa Aretha.
" Baiklah. Karena besok libur sekolah bagaimana kalau hari ini kita main."
Kata ' Main ' benar benar menghipnotis Safa dan Marwah, seketika keduanya bersorak gembira.
" Yes,,terima kasih aunty."
" Sama sama."
...****************...
🤭😍🤩
mudah sekali aslinya zaynnn
tinggalkan gengsi mu
punya kesempatan tium2
nanti jama'ah lagi za mas
5 waktunya setiap hari
lumayan, vitamin 5 kali 😃
halal iniii
😃🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂
" hallo pindah kan barang² nyonya Aretha di kamar utama sekarang "
nahh jadi tiap malam bisa bubu bareng teruss 🤣🤣
kamu tu dah jatuh cinta sama areta