Bangkit Nya Gadis Tersisih

Rumah megah Nara masuki sambil membawa barang yang sangat penting dan mahal, Harga nya lima puluh juta sama dengan gaji nya. Bila Nara tak membawa telinga yang di pesan maka gaji nya tak akan turun dari Edwin, Sudah menjadi resiko dalam pekerjaan ini. Karena memang begitu lah resiko nya jadi pembunuh bayaran yang di sewa mahal, Bodyguard mengantarkan Nara menemui Nyonya mereka di dalam ruang kerja. Dalam hati Nara dia sangat mengutuk pria yang berselingkuh tadi, Rumah megah dan pasti uang nya sangat banyak juga, Namun dia tak tahan dengan godaan setan sehingga menghianati istri dengan memiliki selingkuhan sampai wanita itu hamil.

"Masuk."

Suara wanita yang sangat tegas menyuruh bodyguard masuk ketika pintu ruangan nya di ketuk, Nara masuk bersama bodyguard yang berdiri di depan pintu untuk menjaga Nyonya mereka. Nara agak kaget karena wajah wanita ini sangat mirip dengan selingkuhan yang tadi ia bunuh, Dalam hati menduga bahwa mereka ada hubungan masih ada hubungan saudara. Namun dia tak bisa mau langsung tanya karena harus menunjukan bukti dulu bahwa sudah berhasil membunuh target nya, Telinga yang di masukan kedalam plastik Nara taruh di atas meja tepat di hadapan penyewa, Melihat telinga yang sangat ia kenal itu. Nyonya tersenyum girang karena orang yang tega menghianati nya sudah tewas, Sekarang tak perlu lagi merasakan sakit hati.

"Kerja bagus, Ini ada bonus dari saya karena kamu sangat lihai." Nyonya Kim memberikan tambahan sepuluh juta.

"Saya juga punya sesuatu yang lain, Nyonya! Tapi bila tidak keberatan, Tolong jawab pertanyaan saya." Ujar Nara.

"Apa yang ingin kau ketahui?" Nyonya Kim menopang dagu nya dengan tangan.

"Identitas wanita selingkuhan itu, Kenapa rumah nya di jaga banyak pengawal?" Tanya Nara.

Nyonya Kim tertawa sumbang membuat Nara merasa agak tidak enak karena sudah bertanya, Namun dia juga penasaran bila tak bertanya pada Nyonya Kim tentang masalah bodyguard yang berjaga di sana, Maka dari itu dia memberanikan diri untuk bertanya tentang apa identitas wanita itu.

"Dia adalah adik ku tiriku, Hasil perbuatan Papa dengan wanita lain dan lahir lah dia! Sama seperti Mama nya yang jalang, Ternyata dia juga merebut suamiku." Jelas Nyonya Kim.

"Jadi dia anak wali kota juga?" Desis Nara tak percaya bahwa dia sudah menghabisi nyawa anak wali kota.

"Kau sudah tahu siapa dia, Jadi berikan padaku apa yang kau dapat lagi." Nyonya Kim mengkurkan tangan.

Nara agak ragu merogoh saku jaket nya untuk mengeluarkan plastik yabg satu lagi, Tadi memang di campur dengan telinga juga, Namun Nara berubah pikiran dan membedakan tempat nya agar lebih mudah. Kim melihat apa yang ada dalam plastik itu dengan seksama, Yah benda itu adalah sebuah janis yang mulai berbentuk.

Kim menatap Nara dengan pandangan tidak percaya, Namun Nara segera mengangguk bahwa itu memang benar ada nya. Terlihat jelas wajah wanita yang semula kuat dan sangat anggun itu berubah menjadi sedih, Mungkin saja dia sangat kecewa bahwa nasib nya dia sama dengan sang Mama yang harus merasakan pahit nya di selingkuhi, Bahkan selingkuhan nya juga sampai punya bayi. Andai Kim tak mengambil tindakan membunuh mereka, Maka bayi itu pasti lahir dan kisah Kim sama dengan mama nya.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Terima kasih atas kebaikan hati anda." Pamit Nara.

"Sama sama, Ku harap bila aku sedang butuh lagi maka kau yang akan menangani nya." Ucap Kim.

"Itu tak akan terjadi lagi, Nyonya! Aku hanya membunuh orang jalang." Tegas Nara membenarkan topi nya agar wajah kecil itu tak kelihatan orang.

Setelah itu baru Nara pergi meninggal kan rumah yang sangat besar ini, Dia pulang dulu kemansion nya Edwin untuk mengambil upah dan juga memberikan keterangan bahwa dia sudah selesai dengan misi nya.

"Ini gaun yang akan kau pakai nanti, Tolong kau ikut dengan mereka supaya bisa di make over." Perintah Edwin saat Nara baru sampai.

"Ada pesta apa, Tuan?" Nara bertanya bingung.

"Aku nanti malam harus mengunjungi Papa ku, Dari pada dia selalu sibuk bertanya soal pasangan, Maka lebih baik kau temani aku saja." Perintah Edwin.

Nara agak kaget karena Edwin mengajak nya menemui orang tua sebagai pasangan, Nara tak mungkin mau menerim nya karena ini pasti dia untuk di jadikan pacar bohongan. Sedangkan Nara juga tahu bahwa Celia menyukai Edwin sejak dulu, Dia tak mau jadi perebut pacar atau pun gebetan nya sahabat sekaligus mentor untuk Nara, Karena hubungan nya dengan Celia pasti renggang nanti.

"Maafkan saya, Tuan! Namun saya tak bisa menemani anda, Saya menolak." Nara sampai menjatuhkan diri di bawah kaki Edwin.

"Kenapa kau bersujud begitu, Nara? Aku meminta mu untuk menemani, Bukan mau membunuh mu." Kaget Edwin.

"Ajak saja Kak Celia, Tuan! Aku tidak mau bila hubungan ku dengan dia renggang karena masalah ini." Nara terus terang saja.

Edwin kaget karena Nara menyebut nama Celia, Seperti nya Nara juga sudah tahu bahwa Celia memang menyukai Edwin, Mungkin saja mereka saling cetita saat sedang duduk berdua. Karena biasa nya wanita akan saling curhat tentang perasaan nya masing masing bila sudah nyaman berteman, pasti akan saling curhat tentang hati dan masalah pria yang di sukai. Walau mereka terlihat sangat sangar dan tegar, Toh mereka adalah wanita juga.

"Aku akan di kenal kan sebagai pacar mu kan, Tuan?" Tanya Nara memastikan.

"Tidak! Aku akan bilang bahwa kau adalah gadis yang ku tolong saat mau mati." Jawab Edwin lempang saja.

"Benarkah? Kalau begitu saya tak akan keberatan." Nara segera bangun dan mengambil gaun nya.

"Dasar labib!" Rutuk Edwin ketika Nara sudah pergi meninggal kan ruangan nya.

Sangat tidak di sangka bahwa gadis yang dulu nya sangat terhina kini menjalani hidup yang layak dengan hasil kerja keras nya sendiri, Tak ada lagi yang memandang status nya rendah karena Nara sudah punya segala nya.

Edwin tahu bahawa Nara sedang merencanakan aksi balas dendam untuk keluarga nya, Dia sama sekali tak melarang niat nya Nara. Malahan Edwin senang karena harimau yanh ada dalam jiwa gadis ini akhir nya bangun dan mulai mengaum menunjukan taring, Semua nya pasti akan di libas oleh Nara.

"Dia luci sekali bila sesang senang." Edwin tersenyum membayang kan Nara.

Seperti biasa dia selalu tersenyum bila ingat tingkah lucu Nara, Gadis yang sesikit menghoda hati nya seorang Edwin Pattinson yang di kenal sangat dingin kepada lawan jenis nya.