NovelToon NovelToon
Kalbara

Kalbara

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Kalista Aldara,gadis cuek yang senang bela diri sejak kecil.Tapi sejak ia ditolak oleh cinta pertamanya,ia berubah menjadi gadis dingin.Hingga suatu ketika, takdir mempertemukannya dengan laki-laki berandalan bernama Albara. "Gue akan lepasin Lo, asalkan Lo mau jadi pacar pura-pura gue."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua puluh satu

Aldara mengetuk keningnya melihat soal yang ada di bukunya.Semalam ia lupa jika ada PR yang harus di kumpulkan pagi ini.Di saat orang lain santai,dia harus berpacu dengan waktu,ia harus bisa menyelesaikan PR-nya sebelum guru datang.

Karena terburu-buru dan panik,otaknya tidak bekerja dengan sempurna.Ia melirik ke arah bangku Aldo, laki-laki itu belum datang juga,padahal niatnya ingin mencontek sedikit PR milik laki-laki itu.

Ketika sedang berusaha keras berpikir tiba-tiba sebatang cokelat diletakan seseorang diatas bukunya, bersamaan dengan itu Aldo duduk di kursinya.Ia menoleh dan mengerjap beberapa kali pada laki-laki itu, kesambet setan apa Aldo tiba-tiba memberinya sebatang cokelat? Memang si selama berteman dengan Aldo dia beberapa kali memberinya makanan ringan yang selalu laki-laki itu bawa dari rumah.Tapi kali ini sebuah cokelat.

"Buat gue?",tanya Aldara pad laki-laki itu.

Aldo mengangguk pasti."Anggap aja itu ucapan terima kasih gue karena Lo udah nolongin gue kemarin."

Aldara tersenyum tipis."Makasih ya cokelatnya."

Aldo mengangguk."Sama-sama,cowok yang kemarin bawa Lo,gak ngapa-ngapain Lo kan?"

"Engga kok."

"Bagus deh,gue khawatir Lo diapa-apain sama dia.Sekali lagi makasih ya."

"Sama-sama,emmh Do,,,"

"Kenapa?"

"Boleh nyontek PR gak? Gue semalem lupa ngerjain,gak semua kok,gue tinggal isi dua nomor lagi,"ujar Aldara dengan ceringan di akhir kalimatnya.

Aldo menghela napasnya."Yaudah,lain kali jangan lupa kerjain PR,Lo tau kan gue paling gak suka dicontekin."

Aldara mengangguk."Iya,janji gak lagi,gue semalem ketiduran."

Aldo mengambil buku tulisnya lalu memberikannya pada Aldara.

Aldara menerimanya dengan senang hati.Segera ia menyalin PR milik Aldo,hanya butuh waktu sekitar tiga menit untuk ia menyelesaikan tugasnya.

"Nih,makasih ya."Aldara mengembalikan buku Aldo.

Aldo menerimanya dan menyimpannya dibawah meja.

Tak lama seseorang menghampirinya,ia tak tau nama orang itu tapi ia tau jika dia adalah sekertaris di kelasnya.

"Dara,ada yang nyariin Lo."

Kening Aldara berkerut."Siapa?"

"Gak tau,dia bukan anak sini,makanya dia nungguin di depan pos satpam."

Keningnya semakin berkerut,Aldara tidak pernah berkenalan dengan orang lain,bahkan di kelasnya sendiri pun ia hanya mengenal Aldo,jadi bagaimana mungkin ada orang luar yang mencarinya.

"Sana samperin dulu,yang nyari Lo cowok,pake topi sama masker."

Aldara memutar bola matanya malas."Gak sekalian pake kacamata juga."

"Oh iya,dia pake kacamata juga kalau gak salah."

Aldara tertawa hambar,melihat ciri-ciri itu ia tau jika yang mencarinya adalah Albara.Oeang gila mana yang mencarinya dengan penyamaran seperti itu selain Albara.Lagipula buat apa laki-laki itu mencarinya kesini? Kemarin dirinya sudah menuruti kemauan laki-laki itu, berarti mereka sudah tidak memiliki urusan lagi.

"Udah biarin aja,orang gak jelas,"ujar Aldara.

Orang itu mengangguk lalu pergi menuju kursinya.

_____

Aldara baru saja keluar dari toilet,pelajaran selanjutnya adalah olahraga,ia sengaja mengaplikasikan sunscreen agar kulitnya tidak kusam seperti dulu.Akan sia-sia dia membeli skincare mahal,kalau wajahnya masih saja kusam.Ia berhenti sejenak diambang pintu,lalu mengikat seluruh rambutnya supaya tidak terlalu gerah nantinya.

Aldara memekik ketika ada seseorang yang membekap mulutnya dari belakang.Orang itu menariknya menuju lorong yang sempit dan juga sepi.

Aldara menepuk-nepuk tangan orang itu sampai dia melepaskan tangannya dari mulutnya.Ia lalu berbalik menghadap ke arah orang itu.

Ia mendengus kesal ketika tau siapa yang sudah lancang membekapnya,ya siapa lagi kalau bukan Albara.

"Lo ngapain si ke sini? Lo tau kan ini bukan area Lo? Lagipula urusan kita udah selesai,"ujar Aldara dengan ketus.

"Loh? Lo tau siapa gue?"

Aldara menghela napasnya."Iya, lagipula orang gila mana yang pake penyamaran gini di sekolah? Persis sama orang yang nunggu gue tadi pagi,tapi gak gue samperin.Benarkan?"

Albara terdiam sejenak, laki-laki berdeham lali merogoh ponselnya di kantong celananya."Minta nomor Lo."

"Gak,gue kan udah bilang kalau gue udah punya gebetan."

"Cowok yang kemarin kan? Aldo?"

Aldara membulatkan matanya,padahal memiliki gebetan itu hanya alasannya agar laki-laki ini tidak mendekatinya.

Aldara mengangguk ragu.

Albara tau jika cinta itu buta.Melihat bagaimana penampilan Aldara yang cantik,dengan gaya yang terlihat sedikit tomboy apalagi saat rambutnya diikat seperti sekarang,terlihat sekali jika perempuan ini bukan perempuan lemah yang suka merengek seperti Siska.Samgat berbeda sekali dengan Aldo,yang terlihat lemah dan penampilannya juga cupu sekali,belum lagi kacamata bulat yang bertengger di hidung laki-laki itu.Albara tidak bermaksud menghakimi selera gadis itu,tapi terkadang orang yang jatuh cinta itu memang aneh.

"Terus kenapa?Gak ada urusannya sama Lo,lagian gue juga udah bantuin Lo kemarin."

"Gue masih butuh bantuan Lo."

"Itu namanya Lo manfaatin gue, pergi sana atau gue laporin kalau ada penyusup ke sini."

Albara sontak memegang tangan gadis itu dan menahannya ketika ia hendak pergi dari sana.Ia lalu membuka maskernya sehingga memperlihatkan wajahnya yang memar.

"Demi nyelamatin gebetan Lo itu,gue bikin temen gue gak masuk sekolah karena skorsing.Jadi gue manfaatin Lo tanpa cuma-cuma,ada timbal balik yang gue kasih ke Lo."

Aldara berdecih."Gue kan udah bilang kalau yang namanya Aldo di sini tuh banyak."

"Yaudah sama ngomong sendiri sama Arbani.Lo pikir ngomong sama dia itu gampang? Kalau aja gampang gue gak mungkin sampai babak belur kayak gini."

Aldara merapatkan giginya kesal.

"Gue akan jamin keselamatan gebetan Lo itu,asal dengan syarat Lo juga harus sepakat buat jadi pacar pura-pura gue,"ujar Albara mencoba bernegosiasi.

Aldara mendengus kesal,ia berpikir untuk mencari cara supaya tidak lagi terlibat dengan laki-laki ini,tapi sayangnya ia rasa tak ada lagi pilihan lain."Kenapa harus gue si?"

"Karena Lo udah terlanjur terlibat."

Jujur saja Albara tidak pernah,bahkan tidak mau melibatkan orang lain dalam urusannya dengan Siska.Makadari itu ia selalu menolak usul mamah dan kakaknya untuk melibatkan orang lain,tapi kali ini ia sudah terlanjur.

"Engga,gue gak terlibat sejauh itu.Kemarin kan gue udah bilang sama cewek itu kalau kita cuma temen,jadi Lo bisa cari cewek lain buat jadi pacar pura-pura Lo."

Tindakannya kemarin tentu saja sudah ia pikirkan matang,menjadi teman Albara untuk mengecoh pikiran gadis bernama Siska itu,selain itu ia bertindak seperti itu agar segera terlepas dari laki-laki ini.Tapi ia tidak menyangka jika laki-laki itu malah mencari ya dan memintanya untuk kembali menjadi pacar pura-puranya.

Kenapa jadi seperti ini si? Ia kan hanya ingin hidup damai selama masa SMA-nya,kalaupun ia nantinya benar-benar memiliki pacar,tapi bukan berarti jadi pacar pura-pura seperti ini.

Aldara memejamkan matanya sebelum kembali menatap laki-laki itu."Berapa lama gue harus jadi pacar pura-pura Lo?"

"Gue gak tau pasti kapan,tapi yang pasti gue minta kerja samanya sama Lo,setidaknya sampai Arbani nemuin Aldo yang dia cari dan sampai urusan gue sama Siska selesai,gue gak mau cewek itu terus-menerus menekan kakak gue."

Arbani bersikap kasar karena mencari pelaku yang melecehkan adiknya,Albara melakukan segala hal untuk melindungi kakaknya.Kenapa dia tidak memiliki saudara seperti mereka? Kakaknya boro-boro melindunginya,yang ada dia harus melindungi diri dari kakaknya yang jahil dan suka membuatnya kesal.Sial,Aldara sangat iri pada mereka.

"Iya-iya paham,sama balik ke tempat Lo."

"Bentar dulu,mana nomor Lo."Albara menyodorkan ponselnya kepada gadis itu.

Aldara menghela napasnya,ia mengambil ponsel laki-laki itu lalu mengetikkan nomornya di sana,setelah itu ia segera mengembalikannya pada Albara.Kemudian Aldara langsung pergi meninggalkan laki-laki itu.

Albara menatap punggung Aldara yang menjauh.Pertemuan pertama mereka memang tidak terjadi dengan hal baik dan pertemuan selanjutnya pun bukan dengan hal yang baik.Tapi kenapa gadis itu terlihat santai saja?

Bukan apa-apa,tapi pamornya sebagai pentolan sekolah yang suka tawuran,garang dan jadi baku hantam membuatnya ditakuti.Selain teman sekelasnya yang tahu bagaimana sifat aslinya,mungkin orang-orang akan menunduk takut padanya.Tapi kenapa Aldara terlihat biasa saja? Biasanya orang yang dengan berani menatap dan bersikap santai padanya adalah dia yang mempunyai kemampuan lebih darinya,tapi apa kelebihan gadis itu sehingga bisa bersikap seperti ini?

Albara menggelengkan kepalanya,ia kembali memasang masker di wajahnya.Ia harus segera keluar dari sini sebelum ada yang menyadari keberadaannya.Mungkin setelah dari sini ia akan melanjutkan pencariannya tentang Kalista.

1
Muanisah Jariyah
ceritanya seru,sayang typonya kebanyakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!