Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengantar Berkas
Sesampainya disekolah Niken langsung dihadang oleh Windy dan juga Putri.
Niken keluar dari mobil dan langsung menghampiri kedua sahabatnya.
''Wiih, ni dia yang ditunggu sejak tadi.'' ucap Putri.
''Ada apa emang kalian nungguin aku?'' tanya Niken polos
''Bukan kamu tapi pak satpam.'' ucap Windy geram
''Hah? buat apa satpam nungguin segala Win?'' tanya Niken bingung.
''Ih Niken, ini nih akibat suka sama om-om kok jadi lemot gini ya?.'' sindir Putri pedas
''Apaan sih loe Put,'' sewot Niken
''Eeh,kalian ini kenapa sih, udah dong! dari kemarin masih aja berantem.'' ucap Windy sebel.
Dan akhirnya ketiga gadis remaja itu pun langsung memasuki gerbang sekolah.
''Hai Ken,'' sapa Rangga yang tiba-tiba datang entah dari mana
''Hai,'' sapa balik Niken sambil tersenyum
''Gimana perasaan kamu sekarang, udah jauh lebih baik kan?'' tanya Rangga, membuat kedua temannya melirik kearah mereka.
''Memangnya kamu kenapa Ken, apa ada masalah lagi?'' tanya Windy,sedangkan Putri hanya menyimak.
''Niken hanya tersenyum masam,'' tanpa ingin menjawab pertanyaan sahabatnya itu, karna disitu masih ada Rangga, Windy yang mengerti arti diam nya Niken juga tak bertanya lagi.
Suara dering ponsel membangun kan Rayen dari tidurnya, ia mengumpat kesal pada sipenelpon yang mengganggu tidurnya,karna memang dirinya masih sangat mengantuk.
''Siapa sih?'' gerutunya sambil meraba ponsel yang terletak diatas nakas.
''Heem, ya hallo?'' ucap Rayen tanpa membuka matanya.
''Sayang, kamu masih tidur ya? ini tuh udah jam 9 loh, emangnya kamu gk kekantor?'' tanya suara seseorang disebrang telpon yang tak lain adalah Viona.
Rayen membuka lebar matanya,lalu menatap jam dinding yang ada dikamarnya, dan ia pun langsung bangkit dari tidurnya.
''Kamu dimana sekarang?'' tanya Rayen
''Aku ada dibawah, apa kamu mau aku naik keatas?'' tanya Viona
''Gk usah,tunggu sebentar disana,aku akan segera turun.'' jawab Rayen sambil mematikan sambungan telponnya,kemudian melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
15 menit kemudian Rayen langsung turun, untuk menemui kekasihnya.
''Udah?'' tanya Viona memastikan
''Udah kok, yuk jalan!" ajak Rayen yang langsung menuju parkiran mobil
Saat ini keduanya sedang dalam perjalanan menuju kantor,
''Mas kapan rencananya acara pertunangan kita dilangsungkan?'' tanya Vionasambil menatap wajah Rayen yang ada disampingnya.
''Kamu sabar dulu ya sayang, beberapa minggu ini aku masih sibuk, banyak kerjaan yang harus aku urus bersama Leo.'' jelas Rayen
''Ya tapi jangan lama-lama ya mas, aku sudah gk sabar.'' ucap Viona sambil menyandarkan kepalanya dibahu Rayen.
Rayen hanya tersenyum, seraya mengelus lembut surai milik sang kekasih.
*
*
*
Jam sudah menunjukan puluk 2 siang, selepas pulang sekolah Niken langsung naik kekamarnya,untuk istirahat dan juga menganti pakaiannya.
Saat hendak naik keatas tempat tidur tiba-tiba handponenya berbunyi.Niken meraih ponselnya yang tergeletak diatas nakas, lalu melihat nama yang tertera dilayar ponsel pintar miliknya.
''Papa, kenapa nelpon tumben.'' gumamnya yang lanngsung menggeser tombol berwarna hijau
''Iya pah, ada apa?'' tanya Niken langsung.
''Sayang kamu sudah dirumah kan,bisa bantu papa gk?'' tanya Frans dari ujung telpon
''Iya pah, boleh emang papa perlu apa?
''Jadi gini sayang sebentar lagi papa ada meeting penting, tapi papa lupa bawa dokumen penting untuk meeting hari ini kamu bisa gk bawakan kekantor papa sekarang? karna setengah jam lagi meetingnya akan segera dimulai.''
''Baik pah, tapi dimana papa letakan berkasnya?
''Didalam ruang kerja papa, map nya ada diatas meja berwarna merah.
''Yasudah sekarang aku langsung keruang kerja papa,setelah itu akan segera ku antar.''
''Ok,terimakasih ya sayang?
''Iya pa sama-sama
Klik
Panggilan pun langsung diakhiri.
Setelah mematikan sambungan telpon,Niken langsung keruang kerja papanya untuk mengambil map yang dimaksud.
Tanpa mengganti baju yang ia pakai, Niken langsung melangkah keluar rumah sambil membawa map tersebut.
''Non, non Niken mau kemana?'' tanya bik Sari saat melihat Niken hendak melangkah keluar.
''Mau kekantor papa bik, mau anterin map ini,, oya nanti kalau mama tanya bilangin ya?!" ucap Niken sambil berlalu.
''Seriusan non Niken mau kekantor dengan pakaian seperti itu?'' gumam bi Sari
Setelah sampai dikantor Niken langsung masuk kedalam, satpam dan beberapa pegawai yang memang sudah mengenal bahwa Niken adalah anak dari pemilik perusahaan hanya mengangguk dan menyapa sambil tersenyum.
''Eh, itukan anaknya bos kita,kan??
''Yang mana?
''Itu loh yang pakai celana pendek sambil membawa map merah ditangannya.
''Waah, cantik sekali ya, udah putih tinggi sempurna banget
''Aku sih mau sekali kalau jadi pacarnya.
Begitulah kasak-kusuk beberapa pegawai yang bekerja dikantor.
Seorang pemuda yang mendengar pembicaraan rekannya langsung mengikuti arah pandang mereka, seketika bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah senyuman.
''Itu kan Niken.'' gumamnya sambil mengambil langkah cepat untuk menyusul gadis tersebut.
Saat Niken hendak masuk kedalam lift tiba-tiba suara seseorang menghentikan langkahnya.Niken berbalik untuk melihat siapa yang telah memanggilnya
''Hai, kamu Niken kan?'' tanya pemuda tersebut yang ternyata adalah Imam
''Kamu-- Imam kan?'' tanya Niken yang memang masih mengingat sosok pemuda tersebut.
''Ia, ternyata kamu masih ingat, ku kira sudah lupa.'' ucapnya sambil mrmindai penampilan Niken.
Saat ini Niken hanya menggunakan hotpants, dengan atasan kaos ketat dengan rambut yang dicepol keatas hingga memperlihatkan leher jenjang nya yang putih mulus, membuat Imam menelan salivanya dengan susah payah.
''Imam, heii kenapa melamun?'' ucap Niken
''Hah? oh tidak kok, oya kamu mau kemana?
''Mau keruangan papa, mau antar berkas yang ketinggalan.'' jawab Niken
''Kebetulan aku juga mau keatas, yuk sekalian!" ajaknya yang diangguki Niken.
DITEMPAT LAIN..
Saat ini Rayen dan Leo baru saja keluar dari ruangannya, karna sebentar lagi mereka juga akan menghadiri meeting tersebut.Namun saat kedua hendak melangkah menuju ruangan tersebut tiba-tiba mata keduanya tertuju pada dua orang yang baru keluar dari lift, terlihat keduanya tertawa bersama, sebelum akhirnya langkah mereka terhenti saat melihat dua orang laki-laki yang menatap kearah mereka dengan tajam, lebih tepatnya Rayen.
Entah kenapa darahnya tiba-tiba mendidih, tangannya terkepal kuat, saat melihat Niken tertawa bersama pria lain, sungguh Rayen benar-benar tak suka melihat nya
Imam yang merasa terancam langsung memilih pamit dari sana.
''Baiklah Niken sepertinya sampai disini saja,aku harus kembali bekerja, kalau gitu aku diluan ya? mari pak.'' pamitnya, sambil berlalu.
Sedangkan Niken masih berdiri ditempatnya.
''Kau pergilah dulu Le, ada yang ingin ku,bicarakan dengan keponakanku sebentar.'' ucap Rayen penuh dengan penekanan disetiap kata-katanya.
''Yasudah aku diluan ya, ingat dia itu masih kecil jangan dimarahi!" gurau Leo, sambil sambil terkekeh pelan, setelah itu ia pun segera berlalu.
Rayen melangkah mendekat kearah Niken, yang saat itu masih diposisi yang sama.
Sedang apa kamu disini?''
NEXT
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami