Dibesarkan dalam sebuah organisasi rahasia, membuat dua orang gadis dan dua orang pemuda tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda.
Chu Haitang adalah seorang dokter ajaib, dia menguasai berbagai macam pengobatan modern maupun tradisional.
Bao Yunceng adalah seorang ahli penempaan senjata, dia sangat lihai dalam membuat berbagai macam benda yang mematikan.
Liu Jinhong adalah seorang ahli strategi sekaligus ahli pedang, jurus-jurusnya terlihat sangat lembut, namun mematikan.
Rong Siyue adalah seorang ahli menundukkan binatang, dia sangat pandai dalam mata-mata dan menyusup.
Keempat orang tersebut dipertemukan pada saat berusia 5 tahun, mereka hidup sebagai saudara dan saling melindungi satu sama lain. Bekerja di bawah naungan seorang tuan yang misterius sekaligus kejam, membuat mental dan pemikirannya berbeda.
Bagaimana jika keempat orang tersebut mengalami perpindahan waktu? Masih bisakah mereka menjadi saudara yang rukun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGOBATI TENTARA YANG TERLUKA
Pagi harinya semua orang bangun dengan segar, mereka mulai membenahi tempat tidur, kemudian turun satu persatu menuju ke sungai untuk membersihkan diri sekaligus mencuci pakaian.
Saat ini mereka memiliki banyak sekali kain, Pei Yuwen berniat untuk menjahitnya dan membuat beberapa pasang pakaian untuk seluruh anggota keluarga, mereka tidak harus berhemat sekarang, kain-kain itu didapatkannya secara gratis dari dewa tua.
Lao Shi sudah menyalakan api, dia berniat untuk membuat pancake telur. Di sisinya, Chu Haitang menjelaskan proses pembuatan sambil berdemonstrasi, dia ingin seluruh anggota keluarganya memiliki keterampilan yang baik.
Setelah beberapa saat, seluruh anggota keluarga berkumpul, mereka mulai sarapan pagi dengan sangat nikmat. Chu Rong mengajak Chu Wentian untuk keluar, kedua orang pria itu harus mengumpulkan lebih banyak kayu bakar.
Dalam beberapa hari kedepan, musim dingin akan segera tiba, mereka harus memiliki pemanas ruangan agar tidak membeku. Chu Haitang mengajari Chu Yunling cara merajut, dalam waktu dekat, keluarga mereka membutuhkan lebih banyak jaket tebal untuk melindungi tubuhnya.
Sementara Lao Shi dan Pei Yuwen mulai mengumpulkan sayuran liar, meskipun jumlah makanan yang ditumpuk di dalam goa cukup untuk kehidupan mereka sehari-hari, namun kedua orang wanita berbeda usia tersebut merasa mereka harus sedikit berhemat, apalagi seluruh makanan itu didapat dari berkat yang agung.
Meskipun tubuh mereka masih terlihat sangat kurus karena kekurangan gizi sebelumnya, namun dalam satu hari terakhir, Chu Haitang telah mengembangkan pola makan baru. Dia mewajibkan seluruh anggota keluarganya untuk makan hingga kenyang dan menjaga tubuhnya agar tetap sehat.
Semua orang bekerja dengan penuh senyuman, ada banyak makanan yang bisa di makan, tempat tidur yang layak dan hangat, meskipun mereka belum memiliki rumah. Setelah musim dingin berlalu, mereka bisa kembali ke desa ataupun mencari desa lain untuk membangun rumah.
Lao Shi dan Pei Yuwen pergi selama 2 jam, keranjang mereka terlihat penuh dengan berbagai macam sayuran liar. Goa tempat tinggal mereka memang tidak terjamah oleh para penduduk, tempat itu terlalu tersembunyi dan sedikit lebih dalam di bagian hutan, sehingga banyak sekali sayuran yang bisa di dapat.
Chu Rong dan Chu Wentian bekerja dengan sangat rajin, mereka terus bolak-balik untuk mengangkut banyak sekali kayu bakar. Saat ini keluarga mereka memiliki 15 ikat kayu bakar dan cukup untuk di gunakan memasak sekaligus menghangatkan goa selama 15 hari.
Srak...
Terdengar suara dari balik rerimbunan, Chu Rong bergegas untuk mengintai, sedangkan Chu Wentian sudah memanjat pohon, dia bersiap untuk melepaskan anak panahnya jika ada binatang buas yang muncul di tempat itu. Namun tiba-tiba saja mata mereka terbelalak, karena saat ini ada dua orang pemuda yang terluka, tubuh mereka berlumuran darah.
Satu orang pemuda masih dalam kondisi sadar, melihat kemunculan orang asing, dia segera mengangkat pedangnya. "Siapa kau?"
Chu Rong terdiam, melihat kedua pemuda itu memakai seragam tentara, dia segera menjawab dengan sangat tenang. "Jangan takut! Aku tidak berniat jahat terhadap kalian, tempat ini sangat berbahaya, apalagi kalian berdua dalam kondisi terluka. Bau darah bisa memancing binatang buas."
Pemuda itu memicingkan matanya, mereka baru saja kembali dari perbatasan. Namun pada saat dalam perjalanan pulang harus berhadapan dengan sekelompok pembunuh bayaran yang dikirimkan oleh seseorang, sehingga membuat dia dan majikannya terluka.
Untung saja mereka bisa melarikan diri, namun pria yang berdiri di depannya benar-benar sangat mencurigakan. Chu Wentian melompat dari pohon, melihat kondisi kedua orang itu, dia segera mengernyitkan dahinya. "Ayah, apa yang harus kita lakukan?"
Chu Rong melirik, kemudian menjawab. "Ayo bantu mereka pergi dari sini, tempat ini terlalu berbahaya."
Chu Wentian ingin menolak, dia takut jika kedua orang pemuda itu memiliki pikiran jahat. "Tapi ayah, mereka berdua terluka!"
"Ayah tahu, meskipun anggota keluarga kita tidak ada yang memiliki kemampuan dalam hal medis, tapi adik perempuanmu adalah murid dari dewa tua, ayah yakin dia pasti bisa menyembuhkan mereka." jawab Chu Rong, semenjak dia melihat keajaiban dewa tua, pria itu mengembangkan keyakinan besar, bahwa putrinya membawa berkah keberuntungan bagi keluarga mereka.
Chu Wentian akhirnya menganggukkan kepala, mereka memapah kedua pemuda itu menuju ke goa. Chu Haitang yang sedang merajut mengerutkan dahinya, hidung tajam gadis itu bisa mencium bau darah yang sangat menyengat, dia bergegas keluar dari goa dan merasa takut jika sampai ayah serta saudara laki-laki tertuanya akan terluka.
"Ayah, apa yang terjadi?" tanya Chu Haitang.
Menyadari kekhawatiran putrinya, Chu Rong segera menjawab. "Ayah baik-baik saja, tapi kedua pemuda ini terluka."
Chu Haitang menatap 2 sosok asing yang di bawa oleh sang ayah, meskipun dia belum memeriksa denyut nadi kedua orang pemuda itu, namun dia sudah bisa menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi. Sebagai seorang dokter jenius kecil, dia telah terbiasa menangani pasien dengan berbagai macam keluhan dan luka.
"Baringkan mereka di sana!" ucap Chu Haitang, dia segera berjalan ke arah Ibunya dan meminta agar wanita itu memasak air.
Luka yang dialami oleh kedua orang asing itu cukup berat, untung saja mereka bertemu dengannya, jika tidak, kemungkinan besar mereka akan mati dengan sia-sia.
"Ayah, berikan pil ini pada mereka!" ucap Chu Haitang, Chu Rong segera mengambilnya dan langsung memasukan pil itu ke mulut kedua pemuda.
Awalnya kedua orang pemuda itu berniat untuk memuntahkan pil yang diberikan, sayangnya pil itu langsung hancur begitu menyentuh lidah, sehingga mau tak mau akhirnya mereka pun menelannya dengan susah payah. Dalam waktu sekejap, rasa sakit dan perih yang sebelumnya benar-benar menyiksa akhirnya hilang.
Kedua orang pemuda itu langsung membuka mata, wajah mereka sedikit lebih merah dan tidak memperlihatkan rasa sakit sama sekali. Chu Rong akhirnya merasa lega, namun Chu Haitang memberikan satu botol salep dan meminta tolong agar mengoleskannya pada luka kedua orang pemuda itu. Bau darah akan membuat binatang buas mendekat, mereka harus segera membersihkan goa itu agar aman.
Setelah merasakan manfaat dari pil yang diberikan oleh gadis itu, mereka tidak lagi bertindak impulsif dan membantu untuk membuka pakaiannya sendiri, kemudian saling mengoleskan salep pada lukanya.
Dalam waktu yang sangat cepat, darah segera berhenti dan semua luka tertutup dengan sempurna tanpa meninggalkan bekas sedikit pun. Kedua orang pemuda itu terlihat sangat takjub, nampaknya mereka memang benar-benar bertemu dengan seorang murid dari dewa tua, dia bisa memperlihatkan keajaiban besar.
"Ada sungai di belakang goa, pergilah untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Ibu dan nenekku saat ini sedang memasak, kalian juga bisa mengisi perut nanti." ucap Chu Haitang sambil memberikan 2 stel pakaian pada mereka, dia kembali ke belakang dan membantu Lao Shi dan Pei Yuwen untuk memasak.
Kedua orang pemuda itu mengangguk dengan patuh, mereka juga sangat lapar sekarang. Chu Wentian akhirnya muncul, dia membawa 3 ikat jerami kering, ada tambahan orang di dalam goa, sehingga mereka juga membutuhkan tempat tidur yang nyaman untuk beristirahat.
siapa yg mau di rayu silakan🤭