Kehidupan Xavier perlahan berubah saat mendapati seorang gadis pindahan yang tinggal tepat di lantai atas dari apartemen miliknya,
Pria berandal yang memang kurang perhatian dari kedua orangtuanya itu sedikit demi sedikit mendapati kehangatan dari seorang Casandra! gadis rumahan yang lembut nan ramah dan hanya tinggal berdua dengan sang ibu.
Kepolosan Casandra mampu membuat Xavier hanyut dan dilema atas perasaan nya sendiri! jika biasanya ia sangat mahir dalam menaklukkan hati seorang wanita! kali ini ia justru kebingungan dalam menyatakan perasaannya pada Casandra.
Akankah Xavier menemukan jalan kebahagiaan dan meninggalkan segala kebiasaan buruknya demi Casandra???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Acuh Xavier,
Aku sungguh bahagia!! meski Xavier hanya bungkam seribu bahasa! tapi setidaknya aku bisa menatap wajah tampan serta tatapan teduhnya!
"Astaga!! hatiku!!!" Dixie seketika memegangi area dada saat mengingat kebersamaannya bersama Cassie juga Xavier di dalam kendaraan.
"Tunggu-, apa keluarga Cassie memang terdiri dari para manusia introvert? waaah ..., pasti keseharian Cassie cukup sunyi! mereka hanya berbicara seperlunya saja, apa benar seperti itu? sungguh tak bisa dipercaya!"
Dixie terus berbicara seorang diri sembari memperhatikan beberapa jepretan gambar dari wajah Xavier yang ia ambil tanpa sepengetahuan siapapun.
"Darimana saja kau?"
"Aaaaw-wwh!! Iliard!! kau-,"
"Aku menyusul mu ke rumah sakit atas perintah dari paman!! Tapi kau-, dirimu justru membuatku panik dan harus segera berputar balik seperti sekarang!?" Iliard mengetuk kasar kepala Dixie begitu ia membanting pintu kendaraan.
"Aaaaaghh!! Diam lah!!"
"Kau ini!! Apa kau ingin diriku menerima hukuman dari ayahmu? Tak bisakah kau sedikit bekerja sama dan menghubungi ku jika kau ingin pergi ke suatu tempat lebih dulu? Kau ini menyebalkan Dixie!!"
Dixie turut menggerakkan mulut serta meng_copy setiap kalimat yang terlontar dari lisan sang sepupu,
"Pantas saja Theron tak pernah bisa akur denganmu!"
"A-apa? kenapa kau jadi menautkan hal ini dengan Theron?" Iliard seketika menatap tajam ke arah sang sepupu yang sedikit menampilkan raut wajah masam.
"Jadi dirimu masih terus membencinya?"
"Entahlah! dia bukanlah seorang kakak yang baik!"
"Semakin dewasa, aku yakin! dia pasti telah berubah!!"
"Diam lah Iliard! tak perlu mencoba untuk merapikan kaca yang telah retak!"
Iliard menghela nafas perlahan, ia hanya mampu memandangi Dixie yang kini melangkah lebar memasuki pintu gerbang.
****
Mengikuti langkah kaki Xavier,
Casandra terus mencoba mengutarakan isi hatinya dihadapan sang tetangga apartemen yang kini semakin membuat dirinya dilema.
"Apa yang kau inginkan? kenapa terus mengekor padaku?"
"Tak bisakah aku ikut masuk?" bibir Cassie tampak semakin mengerucut, dan yang terjadi sebenarnya adalah Cassie mencoba untuk menampilkan raut wajah memelas.
Tahan Xav! kau harus bisa terlihat garang dihadapan gadis ini!
"Haaaaghh!!! terserah kau saja, kitten!!!"
Xavier akhirnya memilih untuk memutar tubuh dan melangkah cepat meninggalkan Casandra.
Dia benar-benar mengacuhkan diriku? Apa dia tak bisa memaafkan ku? Bagaimana ini, Cassie? kau ini sungguh bodoh sekali! Xavier memang selalu terlihat tak nyaman saat ada Dixie! harusnya aku mendengar perkataannya -,
Terduduk hening di sofa, Casandra lagi-lagi hanya mampu mengumpat dalam hati sembari memperhatikan gerak-gerik Xavier yang kini menyalakan air keran wastafel dan mencuci wajah.
"Do you like some fruits?"
"Ee-iya! Aku-,"
"Grape or apple?"
Dia benar-benar marah padaku sekarang,
Cassie tertunduk dan tak lagi berani beradu pandang dengan Xavier yang berdiri didepan lemari pendingin.
Ada apa dengannya? Kenapa jadi lesu seperti ini?
Xavier seketika menyambar piring ceper dan meletakkan setangkai buah anggur yang telah ia cuci sebelum akhirnya melangkah mendekati Cassie.
"Makan lah! Aku akan membersihkan diri terlebih dahulu,"
Hening,
Casandra masih tertunduk bungkam atas segala rasa bersalah yang menyelimuti diri.
"Xav!!"
"Hmmmm?? Are you hungry?"
Cassie menggeleng tanpa ingin melepas lengan tangan Xavier dari genggaman saat pria itu beranjak dari samping tubuhnya.
"Iam sorry! please, forgive me -, aku janji akan mendengar semua perkataan mu, Xav! tapi tolong, jangan mengacuhkan diriku seperti ini!"
"Cassie! are you crying??" Xavier seketika memutar tubuh dan berlutut dihadapan Casandra.
"Kau-, kau membuatku takut Xav! Aku-, aku sungguh minta maaf!"
Astaga apa yang telah kulakukan? Dia benar-benar ketakutan ternyata? Padahal aku hanya ingin sekedar bermain-main dengan mu, Cassie!
"Hey, sssssttt!! Look at me! Look at me kitten!"
Suara lembut serta telapak tangan Xavier yang menyeka buliran air mata di pipinya seketika membuat Casandra menatap dalam netra biru menawan dari Xavier.
"Listen! iam into you! I can't event say no or angry, but-, really i hate her! You know what i mean-, iam not feel good when she stay around us!"
Xavier menangkup pipi Cassie mencoba memberikan pengertian atas sikap yang ia tampilkan beberapa saat sebelumnya.
Xav ..., selembut inikah dirimu? Aku sungguh tak ingin kehilangan dirimu Xav! Aku tak peduli meski kau hanya akan menganggap ku sebagai adikmu! Aku tetap ingin berada di sisimu,
"Understand???"
"Mmmmmm-??"
Cassie kembali tersentak saat telunjuk Xavier menoel hidung mancung miliknya,
"See? You don't get me, kitten!!! Aaaiiissshhh! can i eat you now!"
"No Xav!! Please don't do this!!"
Cassie kembali tertawa di tengah isak tangis saat Xavier menubruk serta mendaratkan kecupan pada pipi juga tengkuk lehernya.
*****
Jadi tak ada yang berniat untuk menyambut kedatangan ku? Aaaaaghh!! keluarga macam apa mereka?
"Baiklah Theron! inilah tanah kelahiran mu, Chernarus!! udara malam disini cukup menggiurkan! Sepertinya kita bisa bermain-main terlebih dulu di club malam!"
Seorang pria berperawakan tinggi serta sorot mata yang cukup tajam terlihat menarik koper dan melangkah keluar dari gate 4 sebuah airport ternama di Chernarus.
Notifikasi pesan serta panggilan seketika muncul secara bertubi-tubi saat Theron mengaktifkan gawai miliknya.
"Woow? Who is it?? sister??"
Tanpa berpikir panjang Theron justru kembali memasukkan ponsel ke dalam saku celana dan kembali melangkah sembari menebar pandangan demi mendapatkan sebuah taksi bandara.
Diriku kembali Tuan Theodore! bocah ingusan yang selalu membuat ulah ini-, sekarang telah tumbuh menjadi lebih kuat dari sebelumnya! Dan kau mengundang ku kemari! aaaaaghh!!! Aku sungguh tak sabar untuk segera beraksi,
Tak akan kubiarkan keluarga dari mantan selingkuhan mu hidup tenang sampai mereka mati!!
