NovelToon NovelToon
Asmara Dunia Lain

Asmara Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Beda Dunia / Fantasi Wanita
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cancer Star

Rukmini gadis desa yang berwajah manis, hilang mendadak tanpa ada yang tau keberadaan nya , 2 tahun kemudian dia kembali ke desa nya, dari mana kah rukmini menghilang
yuk simak cerita selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Pindah Ke Desa Lain

Rukmini dan hanggara patih begitu bahagia, tampak senyum puas di wajah keduanya setelah bercinta terlihat mereka saling memeluk dan mengobrol.

" Sayang! Bagaimana Kalau Kamu Pindah Ke Desa Lain Dimana Tidak Ada Orang Yang Mengenalmu," saran hanggara patih pada rukmini.

" Kenapa Harus Pindah Kangmass?." jawab rukmini heran seraya mengernyit kan kening nya.

" Disini Sudah Tak Aman, Lelaki Yang Tadi Malam Datang Mulai Mempertanyakan Hartamu Yang Tidak Bisa Habis Walaupun Kamu Tidak Bekerja." balas hanggara patih.

" Darimana Kamu Tahu Kangmass?." tanya rukmini kembali.

" Apa Yang Tidak Bisa Ku Ketahui Sayang Dan Satu Hal Lagi Selama Kamu Tinggal Di Desa Ini Musibah Terus Datang Menimpa Mu." jawab nya sembari membelai wajah cantik rukmini.

" Baiklah Aku Menurut Kata Kangmass, Tapi Aku Pindah Kemana?." imbuh nya.

" Carilah Desa Yang Jauh Dari Desa Mu Sekarang Ini Dimana Betul-betul Tidak Ada Yang Mengenal Atau Pernah Bertemu Dengan Mu Sebelumnya ." saran hanggara patih.

" Apakah Rumah Ini Harus Aku Jual?. " ungkap nya.

" Tidak Usah, Berikan Saja Pada Orang Yang Menurut Mu Pantas Mendapatkan Nya, Tidak Usah Bawa Apapun Harta Di Dalam Rumah Ini, Cukup Kamu Bawa Pakaian Mu Saja." terang nya.

keesokan pagi nya rukmini mulai memasukkan semua baju-baju nya yang masih baru ke dalam tas, ketika dia melipat pakaian yang akan di bawa nya tiba-tiba terdengar seseorang berteriak.

" Assalamu'alaikum Rukmini, Apa Kamu Ada Dirumah?." teriak lastri.

rukmini yang mendengar salam dari luar rumah segera beranjak dari kamar sembari menjawab. " Wa'alaikumussalam " balas nya sembari membuka pintu.

" Kirain Kamu Sakit, Soalnya Aku Tak Pernah Melihat Mu Seharian." tukas lastri sambil melangkah masuk.

" Aku Sehat-sehat Saja Ko Lastri." balas nya.

" Kamu Lagi Ngapain?." tanya lastri.

" Ini Aku Lagi Nge beres-beresin Bajuku." imbuh nya.

lastri yang mengira rukmini hanya melihat pakaian saja langsung menjawab ." Aku Bantuin Ya." pinta nya.

" Boleh, Ayo Kita Ke Kamar." ucap rukmini seraya menggandeng tangan lastri , sesampainya didalam lastri terkejut melihat tas besar yang sudah berisi pakaian rukmini dan sebagian lagi masih bertumpuk di atas kasur.

" Loh Kamu Mau Kemana Rukmi? Ko Baju-baju Mu Di Masukan Ke Dalam Tas?." ungkap nya heran.

" Aku Mau Pindah Dari Desa Ini." putus nya.

" Kamu Mau Kemana? Terus Kenapa Kamu Pindah? Kami Disini Semua Sayang Kamu Rukmini." urai lastri yang terlihat mata nya mulai berembun.

rukmini beranjak dan memeluk lastri erat kedua nya menangis sedih karena dari kecil hingga dewasa mereka selalu bersama, walaupun tak sedarah tapi lastri dan rukmini saling menyayangi layaknya saudara.

" Lastri! Sebenarnya Aku Gamau Pindah, Tapi Demi Keselamatan Aku Terpaksa Ku Tinggalkan Desa Ini, Karena Selama Di Desa Ini Hidup Ku Selalu Dalam Masalah, Aku Ingin Mencari Suasana Baru Lastri." terang nya dengan terisak.

"Kalau Itu Keputusan Mu Aku Hanya Bisa Mendoakan Dimana Pun Kamu Berada." timpal Lastri sembari mengusap air mata nya.

rukmini kemudian melangkah menuju lemari kayu lalu membuka pintu nya seraya meraih sebuah kotak berwarna kuning emas, setelah di buka tampaklah perhiasan emas di dalam nya, mata Lastri sampai melotot melihat kalung, gelang, cincin dan anting yang begitu indah. rukmini lalu mengambil kalung, gelang, cincin dan sepasang anting kemudian memberikan nya pada Lastri.

" Lastri Ambilah Ini, Kamu Pakai Ya Agar Selalu Ingat Denganku, Sisanya Bisa Kamu Jual Untuk Buka Usaha, Oiya Berikan Juga Ini Pada Ningsih Dan Sari ." lastri tak bisa berkata apa-apa mulutnya serasa terkunci, karena tak pernah menyangka akan mendapat kan barang berharga dari rukmini.

rukmini yang melihat tak ada respon dari lastri kemudian menggoyang Goyangankan Badannya.

" Lastri Kamu Kenapa?." bukan nya jawaban yang dia dapatkan tapi pelukan disertai isakan tangis lastri, air mata nya berderai membasahi pundak rukmini.

" Rukmi, Kenapa Kamu Selalu Baik Padaku?, Padahal Selama Ini Aku Tak Pernah Memberikan Apa-apa Padamu." imbuh nya di sela-sela tangis nya.

" Kebaikanmu Selama Ini Belum Sebanding Dengan Apa Yang Aku Berikan Padamu, Walaupun Hidup Ku Sebatang Kara Tapi Aku Selalu Merasakan Kehangatan Kasih Sayang Dari Mu Lastri." kedua nya kembali berpelukan air mata kedua nya tak dapat di bendung lagi.

setelah semua nya beres kemudian Lastri mengantar rukmini ke rumah pak lurah, haji sobri dan mbok narti untuk sekedar pamit karena rumah mereka saling berdekatan berbeda dengan rumah ningsih juga sari yang agak jauh dari rumah mereka jadi tak sempat pamit.

" Mbok Narti, Aku Kesini Mau Pamit Sekalian Mengucapkan Terimakasih Karena Selama Ini sudah Begitu Baik Pada Simbok Semasa Hidup Nya Juga Padaku." mbok narti hanya bisa menangis sembari memeluknya. selama ini dia sudah menganggap rukmini sebagai anak nya sendiri karena dia tidak memiliki anak perempuan.

mbok narti sangat kaget ketika rukmini menyerahkan kunci rumah pada nya. " Kenapa Kunci Rumah Mu Diberikan Pada Simbok Nduk?." tanya nya.

" Aku Ingin Memberikan Rumahku Pada Simbok," mata mbok narti terbelalak dia tak percaya dia kembali menangis sesegukan tak menyangka rukmini akan memberikan rumah nya, mbok narti hanya bisa memimpi kan memiliki rumah sebesar punya rukmini tapi sekarang impiannya menjadi kenyataan.

Jupri yang baru pulang dari toko nya kaget melihat rukmini bersama Lastri dan juga simbok nya sedang menangis dia lalu bertanya. " Ada Apa Mbok? Kenapa Menangis?."

" Rukmini Le, Dia Mau Pergi Dari Desa Ini Dan Rumah Nya Di Berikan Pada Kita." tutur mbok narti.

" Apa! Betul Kamu Mau Pergi Rukmi? Apa Karena Gara-gara Ucapanku?." tutur jupri ndak enak hati.

" Tidak Mass Jupri, Itu Semua Tidak Ada Hubungan Nya Ko." balas nya.

rukmini kemudian meninggalkan rumah jupri dan desanya di iringi tangisan lastri juga mbok narti, rukmini memutuskan pergi ke desa yang tidak ada orang yang mengenal nya. setelah dua jam perjalanan yang di tempuh dengan naik ojek akhirnya dia pun sampai.

ternyata desa yang di tuju rukmini masih satu kabupaten dengan pondok pesantren tempat rahmat dulu menuntut ilmu, rukmini segera mencari tempat kos untuk sementara sampai dia menemukan rumah yang layak.

rukmini lalu mengangkat tas nya masuk ke dalam kemudian mencari warung karena dari tadi pagi perut nya belum di isi apa-apa, kebetulan banyak warung yang berjejer tidak jauh dari tempat nya tinggal , dia lalu memesan nasi kuning dan es jeruk juga membeli air mineral beberapa botol.

setelah nasi nya habis rukmini bertanya pada ibu yang menjaga.

" Maaf Bu, Didekat Sini Ada Nggak Toko Untuk Membeli Makanan Ringan Dan Perlengkapan Mandi? " ucap nya sopan.

" Ada Neng, Tidak Jauh Dari Sini Ada Toko Yang Kebetulan Menjual Berbagai Macam Makanan, Minuman Dan Barang-barang Lainnya." urai ibu itu.

" Apa Ibu Pernah Mendengar Ada Rumah Yang Mau Di Jual Di Sekitar Sini?" tanya rukmini kembali.

" Neng Mau Beli Rumah? Seingat Ibu Pak Damis Pernah Menawarkan Rumah Nya Pada Kepala Desa Disini, Karena Rumah Itu Sangat Mahal Dia Tidak Bisa Membeli Nya. Memang Sih Rumah Itu Sangat Besar Dan Mewah Neng ." tutur nya panjang lebar.

" Kalau Ibu Ada Waktu, Mau Nggak Temani Aku Melihat-lihat Rumah Itu?." pinta nya.

" Beres Neng, Bagaimana Kalau Besok Sore Kita Kesana, Ok..." rukmini tersenyum melihat tingkah Ibu itu.

" OK, " balas nya sambil menaikan jempol.

rukmini segera menuju toko yang di katakan ibu penjual nasi kuning tadi, ternyata disitu memang lengkap, setelah membeli semua keperluan nya dia segera kembali ke kost nya.

" Untung Saja Uangnya Tidak Ku Berikan Semua Pada Pak Lurah Hampir Saja Aku Tidak Makan." gumam nya sambil tersenyum kecil.

memang semua uang yang di miliki nya dia berikan pada Pak lurah untuk pembangunan desa nya. supaya bisa berkembang seperti desa-desa lainnya. jalanan umum di desa nya masih kurang bagus untuk di lewati kendaraan roda empat sehingga menghambat penduduk yang ingin buka usaha.

dikamar rukmini yang sudah terlelap kembali di datangi hanggara patih, dia lalu duduk di sisi ranjang sambil mengelus lembut pipi nya. rukmini yang merasakan usapan lembut di pipinya segera terbangun dan langsung memeluknya.

" Apa Kamu Sudah Mendapatkan Rumah Sayang?." tanya hanggara patih.

" Besok Sore Aku Mau Melihat Rumah Yang Dikatakan Ibu Penjaga Warung ." balas nya.

" Berapapun Harga Rumah Itu Beli Saja, Aku Tidak Mau Istriku Tinggal Di Rumah Kecil Seperti Ini." rukmini tersenyum bahagia mendengar nya .

" Iya Sayangku." timpal nya.

Kembali keduanya bercinta dan saling memuaskan nafsunya, hanggara patih menciumi leher dan wajah rukmini hingga dia mendesah, karena sudah tak tahan mereka pun melakukan hubungan itu, rintihan dan desahan keluar dari mulut nya hingga akhirnya keduanya terbaring dalam keadaan berpelukan keringat membanjiri tubuh nya, tersungging senyum puas dan bahagia di bibir hanggara patih dan rukmini .

" Sayang, Apa Kau Mencintaiku?." tanya hanggara.

" Kenapa Bertanya Seperti Itu?, Kalau Aku Tidak Mencintaimu Tidak Mungkin Aku Mau Jadi Istrimu ." ulang rukmini.

" Aku Hanya Takut Bila Suatu Saat Nanti Ada Yang Memisahkan Kita." desis nya.

" Percayalah Aku Tidak Akan Meninggalkan Mu Sayang ." ungkap nya sembari memeluk dan mencium hanggara patih.

" Aku Sudah Menyiapkan Berlian Dan Emas Untuk Membeli Rumah Itu, Tapi Besok Saja Kamu Lihat Ya, Aku Masih Ingin Memelukmu." imbuh nya sambil tersenyum manis.

sore hari nya rukmini menemui ibu itu di warung nya karena kebetulan nasi kuning juga sudah habis terjual jadi mereka segera berangkat melihat rumah yang di maksud ibu itu. ketika mereka sampai terlihat segerombolan anak berandalan yang badan nya di penuhi tato lagi nongkrong di pos ronda tepat di depan pagar sebuah rumah besar.

" Hai Cantik, Temani Kita Dong, Lagi Kesepian Nih ." goda nya pada rukmini.

rukmini tidak menghiraukan nya dia terus melangkah masuk ke pekarangan mengikuti ibu penjaga warung.

" Assalamu'alaikum " salam ibu itu.

terdengar langkah kaki keluar ." Wa'alaikumussalam " pintu besar itu terbuka tampak seorang bapak membuka pintu.

" Eehh Bu Ijah, Mari Masuk Bu Silahkan Duduk, Ada Keperluan Apa Ibu Ijah Kemari?." tanya bapak itu.

" Begini Pak Kahar, Apa Rumah Pak Damis Masih Mau Di Jual?." imbuh Bu Ijah.

" Iya Bu, Memang Siapa Yang Mau Membelinya?." balas nya.

" Neng Ini Pak Kahar." sambung bu ijah sambil melihat ke arah rukmini.

" Iya Pak, Saya Yang Mau Beli, Kenalkan Saya Rukmini." sahut rukmini sembari memperkenalkan diri nya.

" Kalau Gitu Silahkan Nak Dilihat Lihat Dulu Rumah Nya, Mari Saya Antar." ajak nya pada rukmini dan bu ijah.

mereka kemudian di bawa berkeliling melihat bagian dalam rumah itu, kedua nya juga di ajak naik ke lantai dua memeriksa kamar serta ruangan lainnya, rukmini sangat takjub melihat bagian dalamnya yang begitu indah, perabot perabotan nya juga bagus-bagus.

rukmini lalu bertanya pada pak kahar. " Berapa Harga Nya Rumah Ini Pak?."

" Lima Ratus Juta Neng." ungkap nya.

" Kalau Saya Hendak Membayarnya Sama Siapa Pak?." ucap rukmini lagi.

" Langsung Saja Sama Pak Damis Karena Saya Dulu Cuma Tukang Kebun Waktu Pak Damis Masih Tinggal Di Sini." terang nya.

" Terus Kenapa Dia Menjual Rumah Ini Pak?. " imbuh rukmini.

" Anak Nya Sakit-sakitan Selama Tinggal Di Sini, Bahkan Istri Nya Belum Lama Ini Meninggal ," urai pak kahar.

" Kasihan Sekali, Istrinya Juga Sakit Pak? " lontar rukmini.

" Iya Neng, Tapi Sakit Nya Aneh, Seluruh Tubuh Nya Di Penuhi Borok Yang Berbau Busuk, Baru Dua Hari Mengalami Sakit Seperti Itu Terus Dia Meninggal ." beber nya.

" Apa Neng Tidak Takut Tinggal Disini Sendirian? Soalnya Banyak Yang Bilang Sering Ada Penampakan Seperti Raksasa Matanya Menyala ." tukas nya.

" Saya Tidak Sendirian Pak, Suamiku Akan Kesini Setiap Pulang Dari Kota ." potong nya.

" Yasudah, Bapak Cuma Mau Bilang Hati-hati Juga Sama Anak-anak Berandalan Itu, Mereka Selalu Meresahkan Warga." pesan pak kahar.

" Betul Neng Apa Yang Di Bilang Pak Kahar, Mereka Juga Meminta Jatah Nasi Kuning Setiap Pagi , Bukan Satu Neng Yang Dia Ambil Tapi Sepuluh Bungkus." gerutu bu ijah jengkel

" Memang Apa Yang Mereka Lakukan Pak? " selidik rukmini penasaran.

" Kepala Desa Di Sini Sering Mendapatkan Laporan Dari Warga Kalau Berandalan Itu Biasa Merampok Bahkan Memperkosa Gadis-gadis Disini, Tapi Tidak Ada Yang Berani Menegurnya Apalagi Melawannya, Karena Salah Satu Dari Berandalan Itu Bapak Nya Seorang Dukun Yang Sangat Sakti," sungut nya.

" Oh Ya, Bagaimana Kalau Kita Ke Rumah Pak Damis Sekarang ." ajak rukmini.

mereka kemudian keluar hendak pergi ke rumah pak damis, tapi di luar ketiga nya di hadang salah satu anak berandalan itu, dia mencolek dagu rukmini tapi tangannya di tahan lalu di hempaskan oleh rukmini .

melihat rukmini yang sudah berani melawan nya wajah nya merah padam apalagi teman nya menertawakan dirinya sambil berteriak dan tertawa. " Hahahaah... Kasian Bos Jefri Baru Kali Ini Ada Cewe Yang Berani Melawan Nya."

jepri yang sudah terpikat dengan kecantikan rukmini hanya tersenyum lalu berkata . " Untung Kamu Sangat Cantik, Kalau Tidak Sudah Ku Tampar Wajahmu , Hari Ini Kamu Masih Bisa Menghindar Tapi Lain Kali Kupastikan Kamu Jadi Milikku." ancam nya.

Pak kahar yang melihat rukmini mulai di goda oleh bos berandalan itu segera menarik tangan nya. " Ayo Nak Kita Cepat Pergi Dari Sini, Bapak Tidak Mau Kalau Sampai Kamu Di Apa-Apakan Sama Mereka ."

setelah ketiga nya cukup jauh, salah satu dari berandalan itu berkata, " Baru Kali Ini Aku Melihat Gadis Secantik Itu Kalau Bos Tidak Mau Buat Aku Saja." lontar nya.

" Enak Saja, Kamu Kira Aku Tidak Mau." timpal teman satu nya lagi.

" Awas Ya Kalau Ada Yang Berani Menyentuh Nya, Bapakku Akan Membuat Tubuh Kalian Melepuh." potong jefri dengan geram.

setelah hampir setengah jam berjalan ketiga nya pun sampai di rumah pak damis. pak kahar segera mengetuk pintu dan mengucapkan salam. tak lama kemudian seorang anak kecil berlari mendekat.

" Bapak Ada Nak? Beritahu Kalau Ada Om Kahar." pesan nya pada anak itu.

dia pun segera masuk tak berapa lama datang lah seorang bapak yang masih berusia sekitar empat puluh lima tahun sambil menggendong anak yang tadi.

" Pak Kahar! Masuk Pak.." ucap nya.

pak kahar lalu mengajak rukmini dan bu ijah masuk, setelah duduk pak kahar kemudian menceritakan maksud kedatangan nya.

" Jadi Benar, Kamu Mau Membeli Rumah Itu Walaupun Pak Kahar Sudah Menceritakan Semua Nya?." tanya nya tak percaya.

" Iya Pak." sambung rukmini.

" Saya Hanya Bisa Berdoa Semoga Tidak Terjadi Apa-Apa Setelah Nanti Kamu Tinggal Di Situ ." tuturnya tulus.

" Terima Kasih, Jadi Begini Pak Apa Boleh Saya Membayar Rumah Bapak Pakai Emas Atau Berlian Karena Perhiasan Itu Belum Sempat Terjual." terang nya.

" Boleh Saya Lihat Dulu Barang Nya." pinta Pak damis.

rukmini lalu mengeluarkan emas dan berlian yang dia bawa dalam kantong plastik, mata pak damis, bu ijah dan pak kahar terbelalak melihat kilauan dan keindahan perhiasan yang di bawa rukmini.

" Bagaimana Pak? Apa Boleh?." tanya rukmini lagi.

" Boleh, Boleh. " wajah pak damis terlihat sumringah karena rumah nya sudah terjual.

" Kalau Begitu Saya Pamit Dulu Pak." lontar nya.

di perjalanan pak kahar bertanya. " Apa Boleh Bapak Kerja Di Rumah Mu Neng Rukmini? " pinta nya.

" Beneran Pak, Saya Senang Sekali Mendengar Nya, Siapa Tahu Bu Ijah Juga Mau Ikut Kerja Di Rumah Biar Aku Ndak Kesepian." saran rukmini.

" Mau Neng, Ibu Mau! Asyikkk Jadi Besok-Besok Mereka Ndak Akan Dapat Jatah Nasi Kuning Lagi, Hihihihihihi." seloroh bu ijah sembari melompat-lompat hingga pipinya yang tembem ikut bergoyang-goyang. pak kahar dan rukmini tersenyum melihat tingkah lucu bu ijah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
CiCi Sila Syawal
next
Yuli
baik kakak terimakasih sudah membaca novelnya akan segera di update bab terbaru nya 😊
T3rr0r1st
Dijamin ngakak mulu!
Yuli: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Robert
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
Max Goof
Aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya, cepet update ya thor!
Yuli: sudah ada kelanjutannya ya /Smile/ selamat menikmati cerita author.. dan ditunggu kelanjutan nya akan segera diterbitkan/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!