MELODY Untuk GALAKSI

Masih di ruang senat. Gala mendekatkan wajahnya ke wajah Melody dan mencium bibir Melody dengan lembut.

Saat mereka tengah asik berciuman tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang. Gala dan Melody tentunya kaget dan menghentikan aktifitas mereka

Gala ingin kembali mencium Melody saat melihat siapa yang berdiri di ambang pintu. Ini adalah kesempatan bagi Gala agar gadis itu tidak mengejar-ngejarnya lagi.

Begitu Gala hendak menempelkan bibirnya ke bibir Melody, Melody menggeser kepalanya ke samping dan membuat ciuman Gala melayang di udara.

Gala menggeram kesal. Dia tidak suka mendapatkan penolakan dari gadisnya. Dengan sigap Gala meraih tengkuk Melody agar gadis itu tidak bisa menghindar lagi.

"Kak, ada kak Clara" ucap Melody pelan saat Gala meraih tengkuk Melody dan mendekatkan wajahnya ke wajah Melody.

Gala tidak menghiraukan perkataan Melody. Gala kembali menyatukan bibir mereka dan membungkam bibir Melody dengan lumatan yang lembut. Gala melakukan itu untuk membuat Clara sadar kalau Gala itu hanya milik Melody. Namun, ada hal lain yang membuat Gala kembali mencium Melody yaitu karena dia belum puas.

Clara menatap sendu ke arah dua orang yang tengah bercumbu di hadapannya. Tubuh Clara terasa lemas seiring dengan rasa sesak di dadanya yang serasa ditimpa dengan ribuan beton, sangat sakit dan perih

Clara selalu membayangkan dirinya berciuman dengan Gala. Tapi, mengapa dia justru melihat Gala berciuman dengan wanita lain.

Sepertinya bekas cupang di leher Melody memang benar bekas cupang Gala, mungkin mereka benar-benar pacaran pikir Clara. Air matanya tak tertahankan lagi saat dirinya memikirkan hal itu.

Sudah dua tahun lamanya Clara berusaha mendapatkan Gala tapi semuanya sia-sia, padahal dia berharap usahanya akan berhasil suatu saat nanti.

Clara tak tahan lagi melihat kelakuan Gala dan Melody, ciuman mereka terlihat semakin dalam. Gala memeluk Melody sembari mengelus punggung gadis itu.

Dengan segenap keberanian yang di kumpulkan sedikit demi sedikit. Clara menarik tubuh Gala agar menjauh dari tubuh Melody. Otomatis ciuman keduanya langsung terlepas.

Gala menggeram kesal, dia tentunya tidak ingin aktifitasnya di ganggu, padahal dia belum puas mencium Melody.

" Lo ngapain sih?" bentak Gala

" Kamu yang ngapain, kenapa kamu cium dia?" Clara menunjuk wajah Melody dengan kasar.

" Kenapa emangnya?" tanya Gala.

"Kalau kamu memang butuh orang untuk melampiaskan nafsu kamu, aku siap. kamu tidak perlu mencium dia" kata Clara. Gadis itu rela memberikan keperawanannya pada Gala kalau Gala mau.

"Cewek murahan!" hina Gala. Kalau mereka ada status pacaran tak apa sih Clara berkata mau memberikan tubuhnya, tapi masalahnya mereka tidak ada status apapun.

Hati Clara tentunya sakit mendengar hinaan dari orang yang sangat dia cintai. Namun, Clara berusaha meredam rasa sakit di hatinya.

"Aku tidak murahan hanya karena aku ingin memberikan tubuh aku ke kamu, bukan orang lain!" tegas Clara membelah diri.

"Terserah Lo mau bilang apa! Tapi Lo gak ada hal melarang Gue mencium Melody karena Melody pacar Gue"

Belum cukup Gala membuat Clara sakit hati dengan hinaannya tapi dia juga membuat Clara sakit hati dengan mengatakan kalau Melody adalah pacarnya.

Clara menggeleng keras. Sebelumnya Melody sudah mengatakan kalau Gala adalah pacarnya, tetapi tentunya Clara menolak percaya agar hatinya tidak terlalu sakit.

"Enggak kamu pasti bohong!" tuduh Clara dengan keadaan emosi.

"Gue enggak bohong, memang ciuman kami belum cukup buat bukti kalau kami memang pacaran? Lo butuh bukti apa lagi?" tanya Gala.

Clara diam membeku. air matanya tak tertahankan. Gala begitu jahat kepadanya "Kamu jahat! Harusnya yang jadi pacar kamu itu aku, bukan Melody"

" Lo gak ada hak untuk ngatur-ngatur Gue. Melody adalah pilihan Gue!" tegas Gala dengan penuh penekanan. "Mending sekarang Lo keluar dari sini atau Lo mau jadi penonton apa yang akan aku lakukan sama Melody!" usir Gala tanpa perasaan.

"Ini itu kampus, bukan tempat untuk berbuat mesum" tandas Clara.

"Lo lupa kampus ini punya siapa?" tanya Gala datar. Rasanya ia bicara sudah terlalu banyak pada Clara. Hal itu membuatnya semakin kesal. Gala tidak suka terlalu banyak bicara.

...*********...

Begitu sampai di rumah. Aska langsung menyeret Aulia ke kamarnya. Mereka berdua baru pulang kuliah.

Aska membawa Aulia karena dia sudah sangat merindukan tubuh Aulia, padahal setiap malam dia menikmati tubuh Aulia semenjak mereka resmi pacaran.

Aska langsung mengunci pintu kamarnya begitu mereka masuk ke kamar Aska. Aska sudah benar-benar tidak tahan. Dia menuntun Aulia duduk di tepi kasur sebelum akhirnya dia merobek baju yang menutupi tubuh gadis itu.

"Sayang pelan-pelan, kok di robek baju aku?" protes Aulia. Yang tersisa kini hanya pakaian dalamnya dan dengan cepat pula Aska menyingkirkannya, tubuh Aulia kini menjadi polos.

"Awas..." teriak Aska karena Aulia mencubit pinggangnya saat dia berusaha melepas pakaiannya sendiri. " Kamu kenapa?" tanya Aska lembut saat melihat Aulia mengerucutkan bibirnya.

"Kamu cuekin aku, aku tanya kenapa kamu robek baju aku?" tanya Aulia kesal.

"Aku sudah tidak tahan sayang" jawab Aska dengan suara berat dan serak. " Nanti malam kita beli baju baru" bujuk Aska.

Mau tidak mau Aulia menganggukkan kepalanya karena tidak ada jalan lain.

Aska mengelus puncak Aulia sebelum akhirnya dia melanjutkan aktifitasnya untuk menanggalkan pakaiannya sendiri.

Sedetik kemudian keduanya sudah sama-sama polos tanpa sehelai benangpun. Keduanya sudah tidak merasa malu atau merasa canggung. Karena sudah seminggu lebih mereka saling melihat tubuh polos masing-masing.

Pelan-pelan Aska mendorong tubuh Aulia hingga Aulia terlentang diatas kasur empuk yang sudah beberapa hari ini sudah menjadi saksi bisu saat mereka memadu kasih.

Aska mengangkat naik tubuh Aulia, tanpa pikir panjang langsung mendaratkan bibirnya pada bukit kembar milik Aulia.

"Aaaaahhh... Sayang" desah Aulia tidak tertahankan saat Aska melumat benda kenyal bagian kanannya sedangkan bagian kiri mendapat servis dari tangan Aska.

Hasrat Aska semakin memuncak ketika mendengar desahan merdu dari kekasihnya yang seakan meminta Aska untuk melakukan hal yang lebih dari itu.

Setelah puas bermain dengan benda kenyal itu Aska merangkak naik memberikan jejak kemerahan di leher Aulia.

Aulia sudah tak tahan lagi, Aska benar-benar membuatnya melayang. Tangan Aulia bergerak ke bawah mencari pisang coklat Aska yang sudah mengacung dari tadi.

"Ahhh.. Sayang" Aska melepaskan bibirnya dari leher Aulia begitu merasakan pisangnya dielus dan di remas oleh Aulia.

Sekarang Aulia sudah tidak canggung lagi. Keliaran Aulia tentunya membuat Aska sangat senang. Laki-laki mana coba yang tidak senang bila pasangan mereka liar?

Beberapa saat kemudian mereka menyatukan bibir mereka dan saling melumat satu sama lain untuk menyalurkan hasrat mereka yang sudah sama-sama memuncak.

...******...

Sementara Aska dan Aulia sedang memadu kasih Melody dan Gala baru sampai di rumah karena mereka tadi mampir di rumah makan untuk mengisi perut mereka.

"Mau mampir?" tanya Melody

Gala mengangguk cepat "Mau"

Melody tersenyum simpul mendengar nada bicara Gala yang terdengar manja.

"Ya sudah, ayo masuk!" ajak Melody. Ia berjalan terlebih dahulu dan Gala mengekorinya dari belakang.

Melody membalikkan tubuhnya saat akan menaiki tangga "Lo mau kemana?" soalnya Gala tidak menunggunya di ruang tamu. Melody ingin berganti baju di kamarnya.

"Ikut!" rengek Gala masih dengan suara manja.

"Ya udah yuk!" mereka menuju ke kamar Melody. Begitu sampai ke kamar Melody mengambil baju dari dalam lemari dan masuk ke kamar mandi untuk mengganti bajunya.

Beberapa menit kemudian Melody keluar dari kamar mandi dan sudah mengganti bajunya.

Gala meneguk ludahnya kasar saat memperhatikan penampilan Melody dari bawah ke atas. Gadis itu seakan mau menggodanya. Lihat saja pakaian yang dikenakannya hanya tangtop ketat dan sepotong celana kain yang memperlihatkan sebagian pahanya.

"Kenapa kamu pakai baju seperti itu" tanya Gala.

" Memangnya kenapa? Gue suka pakai baju seperti ini karena tidak kepanasan"

"Kamu memang tidak kepanasan, tapi aku yang kepanasan Melody" ucap Gala dengan pipi yang sudah memerah sejak tadi.

"Loh tapi AC disini nyala lho kak, masa Lo kepanasan?" tanya Melody.