Honey merasa jengah dengan kehidupannya yang maha sempurna. Ditengah rasa jengah yang melanda, ia mempunyai ide gila; mengajak teman daringnya bertukar posisi. Teman daringnya merupakan anak dari penyelam handal di Barcelona.
Ia pikir setelah bertukar tempat dengan temannya, kehidupannya akan berubah menyenangkan, nyatanya salah. Ia harus menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah hatinya yang terpaut pada ayah teman daringnya.
Follow IG Author @ThalindaLena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Yang Tua Lebih Menantang!
Krak!
"Arghhh!!!" Honey berteriak kencang sambil memegangi handuknya saat James memijat pergelangan kakinya yang terkilir. "Ahh ..."
"Hei! Jangan berteriak seperti itu, nanti jika ada yang mendengar bisa salah paham!" tegur James pada Honey yang terengah karena kesakitan.
"Ini sangat sakit!" teriak Honey sambil melotot tajam pada James.
James menegakkan badannya karena sebelumnya ia menunduk, "sudah tidak sakit lagi, coba gerakkan," pinta James, memandang kaki mulus Honey. Tapi, tatapan nakalnya malah semakin ke atas, dan membayangkan sesuatu tembem yang bersembunyi di balik sana.
Sial! James memaki dirinya sendiri di dalam hati ketika otaknya mulai traveling. Berada di dekat gadis ini membuat perasaannya tidak aman. Tidak aman bukan karena takut jatuh cinta, melainkan takut tidak bisa menahan diri.
Honey menegakkan duduknya seraya menggerakkan kaki kirinya. Bibirnya tersenyum lebar ketika kakinya bisa bergerak leluasan tidak merasakan sakit lagi.
"Bagaimana?" tanya James.
"Sudah lumayan, terima kasih, James." Honey berkata dengan tulus sembari berdiri lalu loncat-loncat seperti anak kecil yang tengah bahagia. "Di mana kau belajar memijat?" tanya Honey, memuji James.
"Dari mendiang ibuku." James kembali datar, kemudian segera keluar dari kamar itu tanpa mengatakan apapun lagi.
Honey menatap kepergian James sambil bergumam, "aku salah bicara? Kenapa wajahnya kembali datar dan dingin seperti itu?"
James kembali melangkah ke dapur, melanjutkan aktifitasnya. Membicarakan tentang ibunya, ia jadi teringat pada keluarganya yang berantakan. Ibunya meninggal karena serangan jantung karena menyaksikan kakaknya yang depresi bunuh diri setelah melahirkan Ana. Sementara itu ayahnya sudah meninggal sejak ia masih kecil, maka dari itu ia sudah tidak memiliki siapa pun lagi kecuali Ana yang sudah ia rawat sejak kecil. Hidupnya sangat berat, dan penuh lika-liku, dan banyak luka batin yang menganga di dalam rongga dadanya.
"James."
Suara Honey mengalihkan perhatian James.
"Maaf, jika kata-kata tadi menyinggung perasaanmu. Aku turut berduka cita atas meninggalnya ibu dan kakakmu," ucap Honey berjalan mendekat pada James.
James menatapnya datar tanpa ekspresi dan hal itu membuat Honey jadi kikuk.
"Dari mana kau tahu kakakku sudah tiada?" tanya James dingin.
"Gail. Gail yang mengatakannya kalau kakakmu sudah tiada, hanya itu saja, tidak lebih." Honey memberikan penjelasan pada James. "Kau masih marah?" Kini posisi Honey sudah sangat dekat pada pria matang itu.
"Kejadian itu sudah lama jadi tidak perlu diungkit." James segera mengalihkan pembicaraan karena ia tidak mau larut dalam kesedihan yang sangat dalam.
Honey tersenyum seraya mengusap lengan kekar pria matang itu. "Tidak menyangka di balik tubuhmu yang sexy kau menyimpan kesedihan yang teramat dalam," bisik Honey seraya menggigit bibirnya.
James menahan nafas seraya menggeser posisinya agar tangan Honey tidak lagi mengusap lengannya. "Jangan menggigit bibirmu seperti itu, nanti akan terluka," ucap James serak.
"Oke!" Honey tersenyum cantik kemudian duduk di ruang makan yang menyatu dengan dapur. Honey hanya mengenakan baju kedodoran berwarna hitam, tanpa mengenakan celana karena tubuhnya sudah tenggelam dalam balutan kaos tersebut. Rambut panjangnya yang basah dibiarkan terurai membuat visual gadis cantik itu semakin sexy dan mempesona.
"Makan soremu akan datang. Aku hanya membuat salad, entah kau suka atau tidak aku tidak peduli!" James berkata dengan nada datar kepada Honey yang sudah duduk cantik.
Honey menatap James sambil menopang dagu dengan kedua tangannya di atas meja. Pria matang itu semakin sexy dan menggoda ketika lagi memasak bertelanjang dada dan hanya menggunakan apron warna hitam.
Damn it! Pikiran Honey jadi semakin liar.
Gimana nggak sesak nafas, kalau tiap hari Honey harus berhadapan pria seksoi kayak gini🤣🤣🙈