Karya ini dibuat dari hasil pemikiran Author dan hanya Rilis di Noveltoon.
Mohon maaf apabila ada kesamaan tempat dan nama karakter dalam cerita.
Pernah melihat tempat makan yang selalu ramai pengunjung?
Apa yang ada dalam benak kalian?
👉🏻 Rasa yang enak?
👉🏻 Viral?
👉🏻 Murah?
👉🏻 Instagrammable?
👉🏻 Pesugihan?
Jaman sekarang jarang sekali orang akan berpikir bahwa warung atau tempat makan tersebut memakai ilmu pesugihan khususnya untuk anak-anak muda yang kekinian.
Tempat ramai akan dengan cepat menjadi viral jadi mereka hanya beranggapan bahwa makanan ditempat tersebut lagi tren.
Apa masih ada yang menggunakan pesugihan?
Ada!!! mungkin hanya segelintir orang saja dan niat nya hanya untuk menarik pelanggan agar makan ditempat tersebut.
Ingat!!!
Saya tidak mengajak kalian untuk mempercayai hal seperti ini dan bagi yang tidak percaya mohon hormati orang yang memiliki kelebihan untuk hal spritual baik di dunia online maupun real.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi Fahmi
Pukul 02.00 dini hari seluruh tubuh Fahmi merasakan panas yang luar biasa. Hingga Fahmi merasa tak kuat dan sulit membuka matanya.
"Astaghfirullah, Ya Allah. Ada apa dengan tubuh ku ini" ucap Fahmi dengan mata terpejam.
"Panas!!! Panas sekali" teriak Fahmi
Alam Berbeda
Fahmi menyusuri jalan yang penuh dengan jebakan, banyak lubang serta tali yang berjuntai ke bawah.
"Tempat apa ini" Fahmi terus berjalan mencari yang bisa membantu dirinya
"FAHMI TOLONG!!!" suara Fatimah berteriak sangat keras
"TETEH!!" Fahmi mencari sumber suara yang di yakini adalah suara Fatimah
"Teteh dimana" teriak Fahmi lagi terus berlari
"FAHMI!!" suara Fatimah
"Ya Allah, selamatkan teh Fatimah" Fahmi semakin panik dan berlari mencari suara itu
"AH, FAHMI. SAKIT SEKALI" Fatimah kembali berteriak menurut pendengaran Fahmi
"JANGAN SAKITI TETEH, KU." emosi Fahmi memuncak mendengar kakak perempuan tersayang kesakitan
Sejauh apapun Fahmi melangkah tetapi tidak menemukan jalan atau cahaya sedikit saja. Kaki nya mulai lelah, dia harus terus berlari menyelamatkan Fatimah apapun yang terjadi tekad Fahmi bertemu kakaknya.
"Fahmi, kamu mau kemana. Nak" bu Intan tiba-tiba ada di depan Fahmi
"Ibu, bu. Fahmi harus menolong teteh, dia kesakitan bu." ucap Fahmi panik
"Jangan Fahmi, jangan temui teteh mu" larang bu Intan
"Kenapa bu? Kenapa Fahmi nggak boleh mencari keberadaan teteh?" Fahmi marah menggoyangkan tubuh ibu nya dengan keras
"Itu karena teteh mu sudah menjadi tumbal, Fahmi. Hahaha" ucap bu Intan tertawa bahagia
Seketika Fahmi mendorong tubuh bu Intan. "Apa maksud ibu, hah" teriak Fahmi menatap benci wajah ibunya
"Wanita itu ibu jadikan tumbal, agar keluarga kita bisa menjadi kaya raya. Hahaha" ucap bu Intan masih tertawa
"Ibu gi**la, ibu nggak punya hati rela mengorbankan anak sendiri demi harta" Fahmi tidak habis pikir dengan ibu nya
"Awalnya semua demi kebahagian kalian, ternyata teteh mu menusuk ibu dari belakang. Dia menyakiti ibu nya sendiri. Hahaha" bu Intan
"Nggak mungkin teteh menyakiti ibu, teteh adalah orang yang selalu membela ibu. Mau ibu salah atau benar" Fahmi ingin berlari kembali mencari Fatimah
"Berani kamu menyelamatkan nya, maka nyawa mu juga akan terancam, FAHMI" bentak bu Intan
"Lebih baik Fahmi mati demi menyelematkan teteh dibandingkan hidup dengan ibu yang nggak berguna" Fahmi lantang dan melanjutkan perjalanan
Di Perjalanan Fahmi melihat bapaknya di lilit banyak ular yang siap menelannya hidup-hidup.
"Bapak" panggil Fahmi hati-hati
"Cari teteh mu, selamatkan dan lindungi dia. Jangan pernah pedulikan bapak atau pun ibu" suara pak Min lemah
"Pak, ibu menumbalkan teteh" lirih Fahmi
"Pergi darisini, selamatkan keluarga kita Fahmi. Selamatkan Fatimah, Agus, Agam dan juga Namira" ucap pak Min tidak bergerak seperti patung
"Apa yang terjadi sebenarnya pak" Fahmi mulai frustasi
"Waktu yang kamu punya nggak banyak Fahmi. maafkan bapak" pak Min sesak nafas
"Bapak, tolong jelaskan pada Fahmi sampai bisa terjad kejadian seperti sekarang ini" Fahmi hendak mendekati pak Min
"Menjauhlah, Nak. Langkah mu masih sangat jauh untuk menemui cahaya dan juga keluarga. LARI FAHMI!!!" ucap pak Min tiba-tiba berteriak begitu keras
Refleks Fahmi berlari dengan tertatih.
Ya Allah. Aku ikhlas dengan ketetapan mu. Gumam Fahmi dalam hati
"Tunggu, Fahmi akan datang" Fahmi tanpa sadar
"Dek, bangun" ucap Fatimah menepuk pipi adiknya
"Aku ikhlas, Ya Allah" lirih Fahmi masih gelisah dalam tidurnya
"Fahmi, teteh mohon bangun dong" Fatimah membaca kan doa-doa yang dia bisa untuk menyadarkan adiknya
"Ini minumnya, teh." pak Min memberikan segelas air
"Fahmi akan menyelamatkan kalian" gumam Fahmi
"Bapak tau, Fahmi akan selalu menjadi garda terdepan untuk keluarga ini. Sekarang Fahmi bangun ya" ucap pak Min membelai wajah sang anak
Fatimah fokus membaca ayat-ayat Allah. lalu mengusap wajah Fahmi dengan air yang sudah dia doakan.
"Bismillah" ucap Fatimah
"Panas, panas. Tolong Fahmi nggak kuat" Fahmi terus saja berteriak tanpa sadar
"Dek, lawan jangan dibiarkan iblis dalam dirimu mengganggu keimanan yang sudah kamu bangun selama ini" Fatimah menguatkan adik nya
"Aaahhhkkkk" teriak Fahmi terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah
"Alhamdulillah" ucap pak Min dan Fatimah memeluk Fahmi
"Teteh, bapak" panggil Fahmi
"Iya, ini kita berdua. Istighfar dek" Fatimah dengan kasih sayang
"Kalian baik-baik saja" tanya Fahmi khawatir
"Justru harusnya kami yang bertanya padamu, kamu baik-baik saja apa yang kamu mimpi kan, jangan bilang kamu lupa membaca doa sebelum tidur" cecar Fatimah
"Pasti ini Fahmi kelelahan, makanya dia bermimpi buruk" pikir pak Min
"Fahmi habis shalat isya langsung ketiduran dan nggak ingat apapun" jawab Fahmi
"Istirahat lagi, berdoa yang benar" Fatimah
"Aku tidur sama teteh ya" pinta Fahmi
"Sama bapak aja, mana boleh kamu tidur sama teteh. Walaupun kalian kakak beradik kandung tetap saja jenis kelamin kalian berbeda. Itu di larang" tegas pak Min
"Dikamar bapak kan ada ibu" ucap Fahmi
"Ibu izin nggak pulang hari ini, lagi jalan-jalan sama temannya" sahut pak Min
"Ibu ini ada aja tingkahnya, bisa-bisa nya nggak pulang loh, teh" Fahmi marah
"Sabar" Fatimah
"Mimpi ku pasti sebuah petunjuk" ucap Fahmi yakin
"Mimpi itu hanya bunga tidur, bukan kenyataan" tegur Fatimah
"Ya sudah ayo tidur pak" ajak Fatimah menggandeng bapaknya
"Bapak disini aja temani adikmu, nanti adikmu mimpi lagi nggak ketahuan" ledek pak Min mencairkan suasana
Bahaya kalau sampai Fahmi tidur di kamar ku, bisa melihat sesajen dan segala macam. kecurigaan nya bisa semakin luar biasa anak itu. Pikir pak Min
"Sini pak, tidur sebelah Fahmi. Kapan lagi bisa tidur sama bapak di usia Fahmi yang semakin tua" Fahmi mendorong Fatimah agar segera keluar dari kamar nya
"Sejak kapan kamu manja begini sama bapak" goda Fatimah
"Sejak mimpi ini terjadi" jawab Fahmi sinis
Fatimah membiarkan bapak dan adiknya tidur bersama.
Kamar
"Aku penasaran Fahmi mimpi apa, seperti nya dia marah dengan ibu, disaat ibu nggak ada dirumah" ucap Fatimah sendiri
"Masa aku harus mengikuti saran Mutiara untuk mencari kebenaran apa yang dilakukan oleh bapak dan ibu" Fatimah semakin pusing memikirkan ini semua
Kamar Fahmi
"Pak, sudah tidur" tanya Fahmi menatap wajah bapaknya yang terpejam
"Sudah" jawab pak Min
"Mana ada sudah tidur bisa menjawab, pak" Fahmi terkikik sendiri
"Kamu yang ganggu bapak" ucap pak Min
"Bapak besok mau jualan apa nggak?" tanya Fahmi
"Libur aja dulu sehari" jawab pak Min
"Ya sudah, Fahmi aja yang jualan" semangat Fahmi
"Nggak perlu, bapak sengaja nggak berjualan kasihan karyawan lain butuh liburan juga" ucap pak Min menatap wajah Fahmi.
Mereka sama-sama saling tatap.
Bersambung...
...🌽Happy Reading🌽...
Huum pak Min memang harusnya didekatkan dengan agamanya lagi pesantren salah satu solusinya, disana banyak orang gak bikin ketakutan yg dirumah.