NovelToon NovelToon
Penjaga Gerbang Semesta

Penjaga Gerbang Semesta

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Mengubah Takdir / Dokter Ajaib / Kultivasi Modern
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: ansus tri

**Meskipun cerita ini beberapa diantaranya ada berlatar di kota dan daerah yang nyata, namun semua karakter, kejadian, dan cerita dalam buku ini adalah hasil imajinasi penulis. Nama-nama tempat yang digunakan adalah *fiksi* dan tidak berkaitan dengan kejadian nyata.**

Di tengah kepanikan akibat wabah penyakit yang menyerang Desa Batu, Larasati dan Harry, dua anak belia, harus menelan pil pahit kehilangan orang tua dan kampung halaman. Keduanya terpisah dari keluarga saat mengungsi dan terjebak dalam kesendirian di hutan lebat.

Takdir mempertemukan mereka dalam balutan rasa takut dan kehilangan. Saling menguatkan, Larasati dan Harry memutuskan untuk bersama-sama menghadapi masa depan yang tak pasti.

Namun, takdir memiliki rencana besar bagi mereka. Pertemuan mereka bukanlah kebetulan, karena keduanya ditakdirkan untuk memikul tanggung jawab yang jauh lebih besar. Menjadi Penjaga Gerbang Semesta. Dan pelindung dunia dari kehancuran!. Selamat menikmati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ansus tri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Anggota Baru

Satu bulan bukanlah waktu yang lama, namun bagi Harry dan Li Hua, setiap hari terasa seperti petualangan baru yang penuh warna. Kedekatan mereka, yang berawal dari sekadar teman perjalanan, perlahan-lahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih istimewa.

Kebaikan dan ketulusan Harry, terutama saat ia dengan tulus membantu Li Hua merawat ibunya di rumah sakit, telah menyentuh hati gadis itu. Li Hua, yang terbiasa mandiri dan kuat, merasa tersentuh dengan perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan Harry. Perasaan nyaman dan aman mulai menyelimuti hatinya setiap kali ia bersama Harry.

Malam itu, saat Li Hua dan Harry duduk bersama di tepi danau, menikmati cahaya bulan yang lembut, Li Hua merasakan gejolak di hatinya. memegang dadanya, merasakan detakan jantung yang tak biasa “Ada apa denganku?” batinnya, bingung dengan perasaannya sendiri.

 Angin sepoi-sepoi meniup rambut Li Hua, membuat aroma melati dari sampo yang dipakainya tercium samar oleh Harry. Suasana hening, hanya ada suara gemericik air danau dan desiran angin.

Li Hua, yang sedari tadi gelisah, akhirnya memberanikan diri untuk berbicara. “Harry,” panggilnya lirih, suaranya sedikit bergetar.

Harry menoleh, menatap mata Li Hua dengan lembut. “Ya, Li Hua?”

“Aku…aku ingin mengatakan sesuatu,” ucap Li Hua, gugup.

“Sebenarnya, aku…”

“Aku…aku menyukaimu, Harry,” ucap Li Hua, suaranya tercekat di tenggorokan. Ia memejamkan mata, takut melihat reaksi Harry.

Keheningan menyelimuti mereka. Li Hua dapat merasakan jantungnya berdebar kencang, menanti jawaban yang akan menentukan segalanya.

“Li Hua,” Harry akhirnya bersuara, suaranya terdengar lembut namun dipenuhi dilema. “Kamu adalah gadis yang luar biasa. Aku senang menghabiskan waktu bersamamu, dan aku menghargai perasaanmu.”

Li Hua membuka matanya perlahan. Sebuah senyum tipis terukir di wajah Harry, namun Li Hua dapat melihat kesedihan di baliknya. “Tapi…?” tanya Li Hua, hatinya mulai dipenuhi rasa cemas.

“Tapi…aku sudah memiliki kekasih, Li Hua,” jawab Harry, suaranya lirih. “Dua, tepatnya.”

Rasa kecewa menyergap Li Hua seperti ombak besar. Ia berusaha keras untuk tetap tegar, namun air matanya tak terbendung lagi. “Aku mengerti,” bisiknya, suaranya tercekat.

“Li Hua, dengarkan aku,” ucap Harry, menggenggam tangan Li Hua dengan lembut. “Aku tidak

ingin menyakitimu. Aku…aku menganut konsep poliamori.”

Li Hua mengerutkan kening, “Poliamori?”

Harry tersenyum, “Poliamori adalah praktik dimana seseorang dapat memiliki hubungan romantis dengan lebih dari satu orang, dengan persetujuan dan kejujuran dari semua pihak yang terlibat. Jadi, jika kamu bersedia, Li Hua…aku membuka opsi ini untukmu.”

Li Hua terpaku, matanya membulat. “Poli…apa?” tanyanya, bingung. Konsep yang baru saja diutarakan Harry terasa asing dan sedikit mengejutkan baginya. Ia belum pernah mendengar tentang poliamori sebelumnya.

“Aku tahu ini mungkin terdengar aneh,” kata Harry, mencoba menenangkan Li Hua. “Tapi bagiku, cinta tidak harus terbatas pada satu orang saja. Aku mencintai Rina dan Larasati dengan caraku sendiri, dan jika kamu bersedia, aku ingin memberikan ruang di hatiku untukmu juga.”

Li Hua terdiam, mencerna kata-kata Harry. Di satu sisi, ia merasa bingung dan ragu. Konsep ini begitu asing baginya. Namun, di sisi lain, ia merasakan getaran  ketulusan dari suara Harry. Ia melihat kejujuran di mata pria itu.

“Aku…aku butuh waktu untuk memikirkannya, Harry,” ujar Li Hua akhirnya, suaranya lirih. Ia belum siap untuk memberikan jawaban saat ini. Terlalu banyak hal yang harus ia pahami dan pertimbangkan.

“Tentu, Li Hua. Aku mengerti,” jawab Harry, memberikan senyuman lembut. “Ambil waktu sebanyak yang kamu butuhkan. Aku akan menunggumu.”

 Li Hua merasa terkejut dan bingung. Dia belum pernah mendengar tentang poliamori sebelumnya, dan konsep ini terasa agak aneh baginya.

Namun, dia juga merasa bahwa dia sangat menyukai Harry, dan tidak ingin hubungan-nya hilang begitu saja setelah Harry kembali ke Negaranya.

Harry juga menyadari bahwa Li Hua membutuhkan waktu untuk memikirkan tawarannya. Dia memberi waktu pada Li Hua untuk mempertimbangkan pilihannya dengan seksama. Dan jika Li Hua setuju, dia mempersilahkan Li Hua untuk menelpon Larasati, kekasihnya, untuk meminta ijin berbagi menjadi kekasih bersama Harry.

Li Hua melangkah gontai memasuki rumahnya, pikirannya masih dipenuhi oleh percakapannya dengan Harry di tepi danau. meletakkan tasnya di atas meja dengan lesu “Poliamori…” gumamnya, masih terasa asing di telinganya.

Di kamarnya yang sederhana, Li Hua duduk termenung di tepi ranjang. memeluk bantal erat-erat, matanya menerawang jauh Ia membayangkan Harry, Rina, dan Larasati bersama, membayangkan dirinya menjadi bagian dari hubungan yang rumit itu. Rasa cemburu dan keraguan sesekali menyeruak di hatinya, namun segera ditepisnya.

“Tidak, Li Hua. Jangan egois,” bisiknya pada diri sendiri. Ia teringat kembali betapa tulusnya tatapan Harry saat menawarkan pilihan itu, betapa besar rasa sayang pria itu padanya. “Mungkin…mungkin ini memang jalannya,” gumamnya lagi, hatinya mulai mantap.

Li Hua sadar, mencintai Harry berarti menerima dirinya apa adanya, termasuk pilihan hidupnya. Ia tidak ingin kehilangan Harry, dan ia bersedia untuk mencoba membuka hatinya untuk konsep poliamori, meskipun itu berarti ia harus berbagi cinta dengan dua wanita lainnya. memejamkan mata, memantapkan pilihan hatinya

“Halo, apakah ini Larasati? Ini Li Hua, teman Harry di Negeri Tirai Bambu,” ucap Li Hua, suaranya masih sedikit gemetar.

“Ya, benar. Ini Larasati,” jawab Larasati dengan ramah, nada bicaranya dipenuhi dengan aksen Jawa yang khas. “Ada yang bisa saya bantu, Li Hua?”

“Begini, Larasati,” Li Hua menarik napas dalam, mencoba menenangkan debaran jantungnya.

“Harry… Harry bercerita tentangmu, tentang kalian. Tentang hubungan kalian.”

Hening sesaat. Li Hua dapat merasakan kegugupan Larasati di seberang sana.

“Iya, lalu?” akhirnya Larasati bersuara, suaranya terdengar lebih berat dari sebelumnya.

“Dia… dia menawarkanku sebuah pilihan,” Li Hua menggigit bibirnya, ragu-ragu. “Untuk… untuk menjadi bagian dari hubungan kalian.”

Hening. Hanya terdengar helaan napas Larasati yang samar di seberang sana. Li Hua tidak berani bersuara, membiarkan Larasati mencerna informasi yang baru saja ia sampaikan.

Larasati bersandar di sofa, telepon masih menempel di telinganya. Kata-kata Li Hua berputar-putar di kepalanya, “Untuk… untuk menjadi bagian dari hubungan kalian.” Tawaran yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Pikirannya melayang pada Harry, pada Rina, pada cinta dan komitmen yang telah mereka bangun bersama. Bagaimana mungkin ada ruang untuk orang lain? Bagaimana mungkin cinta mereka dibagi lagi..apa masih ada ruang ?

Tapi, di sisi lain, Larasati juga memikirkan Li Hua, wanita yang ia kenal hanya dari cerita Harry. Wanita yang telah mencuri hati Harry di Negeri Tirai Bambu. Mungkinkah Li Hua juga kepingan yang selama ini hilang dari hidup mereka?

Sebuah penyesalan samar memang menggerogoti hati Larasati. Dulu, saat pertama kali menyepakati hubungan poliamori dengan Harry, semuanya terasa begitu ideal, begitu penuh dengan cinta dan kebebasan.

Namun, kini, dihadapkan dengan kenyataan bahwa akan ada wanita lain yang berbagi hati dengan Harry, rasa sesak itu muncul juga.

Larasati menghela napas panjang. Ia tak bisa menyalahkan Harry sepenuhnya. Lagipula, dialah yang pertama kali mengusulkan hubungan ini.

Ia tahu konsekuensinya, tahu bahwa akan ada kemungkinan Harry mencintai wanita lain. Dan kini, saat kenyataan itu terpampang nyata di hadapannya, Larasati harus siap menerima konsekuensinya.

Setelah hening yang terasa begitu lama bagi Li Hua, Larasati akhirnya menjawab dengan suara lembut, berusaha agar terdengar setenang mungkin, “Li Hua, bisakah kamu bercerita lebih banyak tentang dirimu?”

Di seberang sana, Li Hua merasakan kelegaan mendengar suara tenang Larasati. “Tentu,” jawabnya cepat. “Aku seorang pemandu wisata. Aku bertemu Harry saat menjemputnya di Bandara Beijing satu bulan yang lalu.”

“Dia sering bercerita tentangmu,” Larasati mencoba mengabaikan rasa cemburu yang tiba-tiba menyeruak di hatinya. “Katanya, permainan guzhengmu sangat indah.”

“Benarkah?” Li Hua terkekeh pelan. “Dia memang pandai memuji.”

“Lalu, apa yang membuatmu tertarik dengan tawaran Harry?” tanya Larasati, berusaha terdengar sebiasa mungkin.

“Aku mencintainya, Larasati,” jawab Li Hua jujur. “Dan aku tahu dia juga mencintaimu, mencintai kalian berdua. Aku… aku hanya ingin menjadi bagian dari hidupnya, dengan cara apa pun yang dia inginkan, dengan cara apa pun yang kalian izinkan.”

Kembali ke Larasati yang masih terpaku di sofa, mencerna pengakuan jujur dari Li Hua. “Kamu mencintainya…” gumam Larasati pelan, lebih pada dirinya sendiri daripada pada Li Hua.

Perasaan rumit bercampur aduk di dalam dirinya. Ada sedikit rasa marah, tentu saja. Tapi lebih dari itu, Larasati merasakan simpati pada Li Hua. Wanita ini mencintai Harry, sama seperti dirinya dan Rina.

“Aku menghargai kejujuranmu, Li Hua,” jawab Larasati akhirnya, suaranya lembut namun mantap. “Dan aku percaya pada Harry, pada pilihan-pilihan yang ia buat.”

Hening sejenak. Li Hua menunggu dengan napas tertahan, menanti kelanjutan kalimat Larasati.

“Aku… aku mengizinkanmu, Li Hua,” ucap Larasati, setiap kata terasa berat keluar dari mulutnya. “Mengizinkanmu untuk menjadi bagian dari hidup kami, untuk berbagi cinta dengan Harry.”

“Larasati…” Hanya itu yang mampu Li Hua ucapkan, suaranya tercekat haru. Air mata haru menggenang di pelupuk matanya. Ia tak menyangka Larasati akan menerimanya semudah ini.

“Terima kasih, Larasati,” lanjutnya, suaranya bergetar. “Terima kasih karena telah memberiku kesempatan. Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu. Aku akan berusaha menjadi yang terbaik, untuk Harry, untuk kalian berdua.”

1
Amelia
Harry dan Larasati god job...👍👍👍
ansus tri
terima kasih.
Neng Moy
lanjutkan ceritanya seru
ansus tri: tiap hari akan update tiga bab. terimakasih 🙏
total 1 replies
Amelia
semangat aku dukung per bab ya ❤️❤️❤️
ansus tri: terimakasih atas dukungan-nya 🙏
total 1 replies
Amelia
aku mampir Thor semangat ❤️👍
💟《Pink Blood》💟
Jantung berdegup kencang.
Levi Ackerman
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Gassing Richies: itulah knp sy mlaas buka jika msih kurang stocknya....tungguin banyak dulu sekira 100an baru star
total 1 replies
yeqi_378
Gak sabar lanjut ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!