Diculik dan hendak dijual organ tubuhnya membuat Eva salah jalan dengan meminta pertolongan kepada pria asing yang rupanya seorang Mafia Berdarah Dingin??
Tinggal bersama kumpulan orang-orang bringas yang hobi berbisnis ilegal di Mansion D'Alle. Mansion milik seorang mafia berdarah dingin bernama Damiano Shaw D'Allesandro— pria dengan ambisi yang ingin menguasai 3 wilayah terbesar milik mafia terkenal dan memperluas kekuasaannya.
Pertemuannya dengan Eva malah membuatnya menemukan arti kehidupan yang sesungguhnya. Lalu bagaimana nasib Eva? Hidup bersama lima keluarga mafia yang masing-masing memiliki kisah dan dendamnya tersendiri. dibunuh dan membunuh! menyiksa, merebut, memaksa, seks, kriminal.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MY MR.MAFIA — BAB 24
PESONA EVA
“Kau perlu menghafalkannya untuk merayu mereka.” Ucap pria itu sungguh membuat Eva melotot. Oh, apakah ini yang dinamakan umpan? Ataukah ini yang dinamakan pancingan?
Wanita itu masih terpaku hingga tersenyum tak percaya dengan mata menatap tajam. Perlu kalian ketahui, ketakutan Eva bisa berubah-ubah, seperti kepanikan seseorang bila mereka benar-benar merasa kesal hingga tak terkendali membuatnya berani melawan, namun justru sebaliknya.
“Jadi... Kalian ingin menjadikanku...”
“Ya.” Jawab singkat dan padat dari Shaw sendiri.
Tak ada ekspresi kasihan ataupun kecemasan akan kegagalan rencana yang bisa saja Eva gagalkan. Namun pria bernama Shaw D'Allesandro itu benar-benar memiliki ambisi yang kuat.
Pria itu kembali menegakkan tubuhnya, berjalan mendekati Eva yang mulai menatapnya gugup. “Kepolosanmu lebih mudah menarik perhatian lawan jenis. Do you understand that? (Apa kau mengerti itu)?” ujar Shaw dengan suara pelan namun serak yang membuat bulu kuduk berdiri.
Ya! Banyak yang bilang, jangan anggap remeh wanita yang polos, karena dia lebih berbahaya dari wanita lira. Begitulah!
Mata Eva masih menyorot tak terima, hingga Shaw mulai menggerakkan tangannya menyentuh area tertentu di wajahnya seperti kening, pipi kanan dan kiri lalu bibir. “Kau bisa menggunakan semua itu untuk menjerat mereka.” Ucap Shaw seketika menghentikan jari telunjuknya di bibir Eva.
Menyentuhnya tanpa menggores garis lipstik nya. Dengan kasar Eva menepis tangan Shaw dan menatap marah. “Jangan menyentuhku.” Ucap Eva tanpa menatap pria itu dan memilih berpaling.
“Tapi mereka akan menyentuhmu.”
Bukankah ucapan itu berhasil membuat Eva melirik ke arahnya. Ya! Namun Shaw tak mempedulikan tatapan tajam tersebut.
“Jika aku berhasil mengalihkan mereka—”
“Aku akan mengembalikan mu ke Asia.” Ucap Shaw berjalan keluar begitu saja. Sementara Eva yang mendengarnya tentu saja dia antara percaya dan tidak, namun apa salahnya jika mencoba kesempatan yang ada.
Jika meminta bantuan polisi, maka dia akan dituduh sebagai seorang mata-mata dan warga ilegal yang entah akan diapakan dia di kantor polisi nanti.
...***...
“Bagaimana jika ini gagal? Para polisi itu tidak akan melepaskan kita karena ada banyak bukti yang akan ditemukan.” Ucap Camila yang kini berdiri di samping Kate bersandar santai sambil merokok dan tersenyum tipis mengamati anak buah yang sibuk dengan barang-barang di truck.
“Kau tahu sendiri, rencana Shaw tidak pernah gagal.”
“Bukan Shaw yang aku maksud. Tapi wanita itu.” Tegas Camila mengingatkan kembali akan rencana Shaw sebelumnya bahwa dia akan menjadikan Eva sebagai pancingan para polisi di sana.
Kenapa tidak Camila? Karena para polisi sudah mengenal keseluruhan wajah-wajah para buron mafia. Namun tak ada yang berani menangkap karena kurangnya bukti. Dan itu akan melanggar undang-undang di sana.
Kate terdiam hingga ia menghentikan hisapan di rokoknya.
Kini ucapan Camila barusan baru saja menyadarkannya. “Bagaimana dengan keadaan mereka sekarang?” tanya Kate menatap serius ke Camila.
“Akan aku tanyakan pada Ali.” Wanita itu pergi dan mencari keberadaan pria bernama Ali yang merupakan mata-mata handal di kelompok Allesandro.
Sementara Kate kembali menikmati rokoknya walaupun pikirannya tengah kalut akan ucapan Camila. Rencana Shaw tidak pernah gagal, namun apakah wanita bernama Eva itu tidak membelot?
...***...
09:12 pm — New York Harbor
Eva melihat beberapa polisi keamanan yang berjaga ketat di sana. Jantungnya berdegup kencang, sangat kencang sampai rasanya dia sesak napas. “Hfffuuu.... Pria sialan itu benar-benar ingin membunuhku secara perlahan dan menguntungkan.” Gumam Eva tak terima. Namun di sisi lain, ia juga membutuhkan pelunasan hutang yang tak mampu dia bayar seorang diri.
“Para polisi hanya berjaga di area daratan, mereka tidak berada di perairan. Jika pun ada, maka hindari tanpa menyalakan penerang ataupun mesin.” Jelas Shaw yang memberitahu kan ulang instruksi dan rencananya kepada Will dan ketiga pria yang merupakan teman-teman Ali.
“Bagaimana dengan wanita itu?” tanya Will.
“Eva akan menggiring para polisi ke sisi Timur, dan kita akan pergi ke sisi sebaliknya.”
.
.
.
Seorang wanita cantik dengan balutan dress hitam minim dan ketat, membuat dua payudaranya nampak menyumbul seksi. Riasan wajah yang menggoda dengan wajah polos dan tatapan tajam.
Brugh! “Aauucc!!" lenguh suara seksi dari seorang wanita membuat salah satu polisi yang tadinya berdiri tegap membelakanginya kini berbalik dan terkejut.
“Kau baik-baik saja Nona?” tanya polisi tadi berjalan refleks mendekati Eva yang masih terduduk di tanah seraya memegangi kakinya.
“Ya.. I'm okay!" jawab Eva mengangguk kecil lalu menatap polisi tadi dengan gugup dan tegang.
“Kau... Baik-baik saja?” tanya polisi sekali lagi. Bagaimana tidak, wajah tegang Eva terlihat jelas.
Mencoba mengendalikan dirinya, Eva mulai berdiri seraya dibantu oleh polisi tadi. -‘Hanya menggiring mereka ke arah Timur.’ Pikir Eva masih mengingat perintah Shaw.
“Aku... Aku tersesat. Aku orang baru di sini dan aku takut jika ada seseorang yang mengambil kesempatan itu...” Suara Eva mulai terdengar pelan, saat wanita itu perlahan mulai maju dengan tangan nakal yang beralih menggandeng tangan sang polisi tadi.
Tentu, dia menahan dirinya sebisa mungkin agar tidak sampai mengalami serangan trauma lagi.
Melihat wajah Eva yang seolah sengaja menggodanya, polisi tadi menatapnya detail. “Kau ingin bantuan??!” tanya sang polisi tadi berpura-pura basa-basi.
Tangan Eva bergerak ke atas, membelai lengan kekar polisi tadi hingga ke dadanya yang masih memakai lengkap seragam kepolisian. “Yes... Please!" balas Eva sedikit mendesis hingga polisi tadi menoleh ke belakang untuk memastikan kawannya tak ada yang menyadari keberadaannya saat ini.
Polisi tadi menyeringai kecil. Oh ayolah! Pria mana yang tak tergoda bila sudah diperlakukan seperti itu hah??
“Come here!" ajak polisi tadi membawanya ke arah timur tepatnya berada di atas sebuah Mercu suar yang tak terlalu besar namun cukup menampung 20 orang.
Keadaan pelabuhan yang sepi dan hanya ada para polisi membuat Eva mulai tak karuan. Apalagi saat polisi tadi langsung mendorongnya ke dinding Mercu suar saat mereka sudah berada di atasnya.
“Kau yang sengaja memintanya! Dan kau harus merasakannya sebelum pergi, aku akan membantumu.” Ucap polisi tadi yang mulai membuka kancing seragamnya hingga ikat pinggangnya, mendorong Eva ke dinding sambil mencengkram ringan bagian leher dan pundak Eva.
Napas polisi tadi memburu sampai Derrrttt!!! Sengatan listrik yang membuat polisi tadi terkejut hingga pingsan dalam sekejap.
Ya! Eva terkejut setengah mati saat melihat polisi tadi terkapar di lantai kayu Mercu suar. Ia langsung memasukkan lipstik merah yang rupanya alat setrum yang Shaw berikan dan itu dari Camila. Sangat keren bukan.
Keringat Eva bercucuran dan memeriksa napas polisi tadi yang rupanya masih ada. “Haaahhh... Syukurlah! Syukurlah!!” gumam Eva panik dan gemetar saat dia harus menuangkan minuman beralkohol ke mulut polisi tadi. Sebuah botol pegangan eyeliner yang merupakan botol berisi alkohol.
“I'm sorry... I'm sorry..” Wanita itu merasa bersalah hingga membuatnya tak karuan.
Saat berhasil melakukan tugasnya, barulah Eva berdiri dengan wajah yang masih ketakutan karena aksinya sendiri. Eva mengangkat kedua tangannya setelah menyalakan lampu Mercu suar, memberantaki rambutnya hingga polesan make up-nya.
“HELP ME PLEASE!!!!!!” teriak Eva begitu lantang sampai para polisi yang berjaga di sana, sontak mencari suaranya dan melihat tanda bahaya dari lampu Mercu suar.
“HELP ME!!!”
...°°°...
Hai guyss!!!!! Maaf yaa kemarin tidak bisa update karena gangguan dari internet nya 😅 semoga di bab ini kalian suka dan menyembuhkan badmood kalian 😁 😌
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
Thanks and See Ya^•^
msh ada musuh2 shaw sprt Alfie cham, Mr. chester & ayah shaw Adrian egort.
eva & shaw sdh sepakat mau pny baby 😁😍😀😁🫢🤭
bener² pasangan ini
nyosor aja terus si shaw 🤣
akhirnya will & gina menikah..
apakah shaw akan sanggup membunuh ayah nya sendiri si adrian ..
dan shaw sll bisa menenagkan eva 🥰😘😍🫢🤭
kalo ga jodohin aja sama Kate yakan hehee 🫶