Ibu Susu Untuk Mikhayla

Ponsel Fadil dari tadi berbunyi tapi Fadil tak berniat untuk mengangkat nya..

"Siapa mas?" tanya Raya

"Paling teman kantor nanyain kerjaan"

"Angkat dulu mas siapa tau penting"

"Nggak usah lagi nyetir nanti aja kalau sudah sampai" jawab Fadil fokus dengan jalanan di hadapan nya.

Sesampai nya di rumah Fadil segera pergi menjauh dari Raya sedang kan Raya di bantu Angga untuk turun.

"Sebegitu penting dia bagi mu mas" batin Raya sambil berjalan pelan masuk kedalam rumah.

"Kenapa mbak?" tanya Angga yang melihat Raya seperti menahan tangis.

"Asi nya keluar terus Ngga,mbak mau ganti pakaian dulu" jawab Raya segera pergi masuk kedalam kamar.

"Mana Raya tadi Ngga?" tanya Fadil yang tak melihat sang istri.

"Ke kamar mas"

Fadil segera menyusul Raya masuk ke dalam kamar.

"Kenapa Ra?"

"Asi nya merembes mas,kalau nggak di keluarkan sakit"jawab Raya pelan sambil menahan tangis nya.

"Aku harus kembali ke kantor Ra,kamu aku tinggal nggak papa kan,ada Angga sama ibu di rumah"

"Nggak pa-pa" jawab Raya pelan,Fadil segera pergi meninggalkan sang istri.

Raya menangis mengisak di dalam kamar menahan rasa sakit yang saat ini dia rasa, setelah di rundung duka kematian sang anak dan bekas operasi yang masih sakit di tambah perselingkuhan sang suami membuat mental Raya serasa di hajar habis-habisan tapi dia bisa apa?

Ponsel Raya berbunyi dia mengalihkan pandangannya dan segera mengangkat nya.

"Hallo bu"

"Assalamualaikum Nak,ibu khawatir sama kamu, bagaimana kabar kamu sekarang Ra, kata Fadil anak kalian meninggal" ujar sang ibu di seberang sana

"Hiks...hiks....iya bu"isak Raya

"Astaghfirullah Ra, yang sabar ya nak,ibu mau mengunjungi kamu ke sana tapi Mai nggak ada yang nungguin di sini Ra"

"Nggak papa bu, sekarang Raya sudah keluar dari rumah sakit"

"Jadi kondisi kamu gimana nak?"

"Alhamdulillah sudah baikan bu, sekarang tinggal pemulihan saja"

"Yang sabar ya nak mungkin belum rezeki kamu, pasti Gusti Allah akan ganti dengan yang lebih baik"

"Iya bu,ibu gimana di sana,sehat?"

"Alhamdulillah sehat nak,ibu rindu sama kamu Ra"

"Raya juga bu" ucap Raya pelan sambil menghapus air mata nya.

"Kalau Mei libur sekolah akan ibu bawa ke Jakarta bertemu kamu nak"

"Iya bu"

"Hati-hati di sana ya nak salam buat Fadil semoga rumah tangga kalian kuat di hadapi cobaan ini,ibu terus berdo'a buat kamu dan Fadil nak" ujar sang ibu lalu menutup panggilan nya.

Raya menutup wajah nya kasar perasaan nya saat ini tak karuan,Apa dia bisa mempertahankan rumah tangga nya ini.

****

"Kenapa lagi sih Yun?"

"Mas kamu sudah beberapa hari ini sibuk dengan perempuan kampung itu,aku kamu abaikan"

"Kamu kan tau kondisi nya sekarang gimana Yun"

"Kalian sudah tidak ada anak lagi mas,kamu sudah bebas dari dia"

"Iya aku tau Yun tapi nggak juga harus cerai sekarang dong"

"Kenapa nggak,kamu jangan macam-macam mas aku udah korbanin semua nya untuk kamu"marah Yuni

"Iya aku tau Yuni sayang tapi kasih aku waktu"

"Aku nggak masalah kasih kamu waktu biar ceraikan dia mas tapi aku mau kita juga menikah"pinta Yuni

"Maksud kamu?"

"Ya nikah siri gitu,aku mau kita sah mas jangan zina terus"

"Tapi-"

"Nggak masalah jadi yang ke dua dulu kalau sudah waktunya ya kamu cerai kan dia,beres kan!"

"Yun, nggak bisa sekarang juga,ini mendadak"

"Apa salah nya mas? Masalah uang,biar aku yang siapkan semua nya kamu tinggal terima beres aja,apa lagi alasan kamu?"

"Aku harus izin ibu dulu"

"Aku udah bicara sama ibu kamu,dia sudah Izinin kita buat nikah bahkan ini juga ide dia agar perlakuan kamu adil,aku juga mau kamu menginap di sini mas nggak seperti sekarang ini sudah bercinta kamu pergi" ucap Yuni membuat Fadil menghela nafas panjang,apa dia bisa berlaku adil pada Yuni dan Raya nanti?