Jeanette Archer, seorang wanita bersuami, menghabiskan satu malam panas bersama seorang pria. Hal itu terjadi di acara ulang tahun adik kesayangannya.
Axton Brave Williams, yang anti pernikahan, menerima tantangan dari para sahabatnya untuk melepas keperjakaannya. Ia melakukan sebuah ONS dengan seorang wanita di sebuah klub.
Jean merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya, membuat dirinya menerima perlakuan suaminya yang semakin lama semakin acuh. Hingga pada akhirnya ia menemukan bahwa suaminya telah mengkhianatinya jauh sebelum mereka menikah.
Sebuah perceraian terjadi, bahkan kedua orang tuanya mendukung ia berpisah, karena wanita selingkuhan suaminya tengah hamil. Di hari yang sama, ia mengetahui bahwa dirinya tengah hamil akibat malam panas yang ia lewati.
Tak mendapat dukungan dari siapapun, membuatnya lari saat hamil dan kembali menikmati petualangannya di alam bersama anak dalam kandungannya. Hingga takdir membawanya kembali pada pria yang merupakan ayah anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGILAH DENGAN WESLEY
"Istriku, Elizabeth Orlando, Ia meninggal 10 tahun yang lalu. Kami kehilangan putri kami saat Beth baru saja mau melahirkan," ucap Tuan Orlando dengan mata menerawang jauh seakan mengingat semua kenangannya.
"Sejak itu, Beth tak ingin memiliki anak lagi. Ia mengalami trauma dan itu kesalahanku. Maaf jika membawamu ke sini dengan tiba tiba dan alasan yang mungkin tidak masuk akal. Usiaku mungkin tak lama lagi, bolehkah aku berada dekat denganmu? Setidaknya bolehkah aku menganggapmu putriku?" pinta Tuan Orlando.
Hati Jeanette begitu tersentuh dengan apa yang diceritakan oleh Tuan Orlando. Melihat seorang pria yang begitu setia, menyayangi serta mencintai istrinya, sungguh sangat langka bagi Jeanette.
"Anda boleh menganggap saya seperti putri anda jika itu membuat anda bahagia, Tuan. Tapi, tujuan kedatangan saya ke sini adalah untuk belajar dan bekerja. Jadi ...," ucap Jeanette.
"Kamu tidak perlu khawatir akan hal itu. Wesley akan mengantarmu ke OR Trade setiap hari. Kamu bisa belajar dan bekerja di sana. Tapi tinggallah di sini," ucap Tuan Orlando.
Jeanette menyetujui semua persyaratan yang diberikan oleh Tuan Orlando. Ia pun tinggal di Kediaman Orlando bersama dengan putranya.
"Ini besal sekali, Mom," ucap Alex saat Wesley mengantarkan keduanya ke kamar tidur. Sebuah kamar tidur besar dengan tempat tidur yang juga besar.
Alex bahkan bisa berlarian di dalam kamar dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
"Apa ini tidak terlalu berlebihan?" tanya Jeanette pada Wesley.
"Tidak, yang terpenting adalah kebahagiaan Tuan Orlando," jawab Wesley.
"Baiklah kalau begitu, terima kasih."
Wesley pun meninggalkan keduanya. Alex langsung melompat ke atas tenpat tidur dan mulai melompat dengan sangat bahagia.
"Mom, ini menyenangkan!" ucap Alex.
"Kamu suka?"
"Tentu saja, Mom! Tapi akan lebih menyenangkan kalau ada Dad Ax yang menemaniku belmain. Mom ... Kapan kita mencali Daddy?" tanya Alex turun dari tempat tidur dan mendekati Jeanette.
"Nanti, sayang. Mommy harus bekerja dulu bersama Uncle Wes. Mommy juga akan mencarikam sekolah untukmu di sini," ucap Jeanette.
"Baiklah, Mom. Mom ... Main game," Alex menengadahkan tangannya meminta ponsel Jeanette.
"Ini, sayang."
Jeanette merapikan pakaian miliknya dan juga milik Alex ke dalam lemari, sementara Alex berkutat dengan ponsel Jeanette.
📨 Dad, Alex di rumah Grandpa. Besar. Alex senang.
Axton dengan cepat membalas pesan dari Alex, meskipun ia sedang berada di dalam pesawat. Ia menggunakan sistem komunikasi khusus yang tidak akan mengganggu navigasi pesawat.
📩 Shareloc, Dad akan mengunjungimu. Tapi jangan beritahu siapapun. Biar menjadi surprise.
📨 Aku senang, Dad. Aku menyayangimu.
Alex mengirimkan lokasi keberadaan mereka, setelah itu ia menghapus semua chat antara dirinya dengan Axton karena Axton yang menyuruhnya.
Sementara itu, Axton merasakan hal yang berbeda ketika Alex memanggilnya Dad. Sebelumnya mungkin ia hanya merasa sebagai sebuah panggilan saja, tapi sekarang hatinya terasa bergetar.
*****
"Light, pinjamkan aku mobil!" ucap Axton saat ia masih di dalam pesawat.
"Kamu di London?"
"Sebentar lagi pesawatku akan mendarat. Aku ingin mobil itu sudah siap di bandara," ucap Axton lagi. Ia tak sabar untuk segera menuju lokasi di mana Alex berada. Ia yakin Alex adalah putranya, jika memang Jeanette adalah wanita di malam itu. Namun, agar semuanya pasti, ia akan melakukan test DNA agar Jeanette tidak bisa mengelak.
"Di sini wilayahku, Ax! Jangan memerintahku," ujar Light, pemilik XL Coorp, salah satu perusahaan besar di kota itu.
"Cepatlah! Ada hal penting yang harus segera kuurus. Aku tak mungkin menunggu," ucap Axton.
"15 menit lagi mobil itu akan siap di dekat pendaratan pesawatmu," ujar Light.
"Okay, thank you Light," ucap Axton.
"Hmm ...," Light pun memutus sambungan telepon tersebut. (yang mau baca cerita tentang Light, bisa klik novel Cherry yang berjudul "Light for a Star", udah tamat 😁)
Sesampai di bandara, sebuah mobil Bugatti hitam telah menunggu Axton. Ia langsung masuk ke dalamnya dan mengendarainya menuju lokasi di mana Alex berada. Ia tak akan berlama lama dengan pergi ke hotel.
*****
Jeanette membersihkan dirinya sendiri terlebih dahulu. Seperti biasa, ia bangun pagi dan menyiapkan keperluan Alex. Namun kali ini ia tak menyiapkan sarapan karena koki di kediaman Tuan Orlando yang akan melakukannya.
Semalam, ia dan Alex ikut makan malam bersama Tuan Orlando dan Wesley. Melihat Tuan Orlando dan bagaimana sikapnya pasa Jeanette dan Alex, membuat Jeanette merindukan Dad Marcello. Bagaimana pun juga, Dad Marcello lah yang selalu ada untuknya meskipun kenangan terakhir mereka sangat menyakitkan.
"Alex, sayang, bangun ...," seperti biasa, Jeanette akan mendusel dusel tubuh Alex dan membuatnya bangun.
"5 menit, Mom," ucap Alex.
"Kita akan sarapan bersama Grandpa Orlando, bangunlah," ucap Jeanette.
Mendengar Jeanette menyebutkan nama Grandpa Orlando, Alex langsung membuka matanya. Ia baru teringat bahwa ia ada di mansion besar milik bos Mommynya itu.
Semalam, Grandpa Orlando menemani Alex bermain di ruang keluarga sambil berbincang dengan Jeanette. Sangat terlihat kebahagiaan di wajah Tuan Orlando dan Jeanette bersyukur ia mengambil keputusan yang benar.
Setelah selesai berpakaian dan merapikan Alex, keduanya turun menuju ruang makan. Tuan Orlando semalam sudah berpesan untuk sarapan bersama dan Jeanette pun sudah mengiyakan.
Hari ini, ia juga akan pergo ke OR Trade untuk belajar mengenai saham dan sejenisnya. Ia menyukai itu dan sangat tak sabar untuk belajar. Rasanya sudah lama sekali ia tak belajar lagi.
"Ayo, Mommy!" Alex pun tidak sabar karena Tuan Orlando akan mengajaknya ke sebuah ruangan istimewa dan hal itu membuat Alex penasaran.
Saat sampai di ruang makan, Jeanette yang awalnya tersenyum, kini terdiam. Sementara Alex, justru semakin melebarkan senyumnya.
"Dad!!" teriak Alex saat melihat keberadaan Axton di sana, "Aku lindu."
Rasa pelukannya pada Alex terasa berbeda. Ia sangat meyakini bahwa Alex adalah putranya, dari dalan hati terdalamnya. Ia akan membuktikan itu dan sementara ini, ia akan bersikap biasa.
"Dad juga merindukanmu," ucap Axton.
Interaksi keduanya membuat Tuan Orlando menatap ke arah Wesley dan Wesley pun mengerti.
"Jean, ayo duduk. Kita sarapan," ajak Tuan Orlando.
"Baik, Tuan. Terima kasih," ucap Jean yang kemudian duduk di sebelah Alex.
Mereka menyantap sarapan dan sesekali Tuan Orlando mengajak Axton berbincang, dan tentu saja itu masalah bisnis. Setiap kali Tuan Orlando berbicara dengan Axton, maka Alex akan diam dan memperhatikan. Hal itu membuat Jeanette menautkan kedua alisnya.
"Jean, setelah ini pergilah dengan Wesley ke OR Trade," ucap Tuan Orlando.
"Baik, Tuan," jawab Jeanette.
Axton menatap ke arah Jeanette dan seketika jantung Jeanette berdetak dengan sangat cepat karena tatapan Axton yang begitu tajam seakan menusuk hingga ulu hatinya.
🧡 🧡 🧡
juga asal usul tokoh2nya...