Bagi Kenzio Danierka Velert yang seumur hidupnya hanya diisi dengan belajar dan belajar, cinta itu tak nyata adanya. Ia tidak pernah percaya dengan adanya cinta, terlebih melihat bukti nyata yaitu keluarganya yang tak lagi utuh.
Dan saat ayahnya menikah kembali, hadirlah Zafanya Reskantara sebagai adik tirinya yang membuat Kenzio berubah. Zafanya dengan segala kegilaannya membuat Kenzio berhasil menyicipi seberapa panas cinta yang sahabat-sahabat gilanya sebutkan.
Dan saat itu terjadi, dirinyalah yang lebih tergila-gila dengan adik tirinya itu.
•••
"Kak, mau ciuman?"
-Zafanya Reskantara
"Mumpung Ayah Bunda lagi nggak dirumah, lo mau coba lebih jauh?"
-Kenzio Danierka Valert
...
"Hmphh, Kak, pelan-pelan, nanti Ayah Bunda denger." Zafanya membekap mulutnya rapat-rapat.
"Sshh..." erang Kenzio tak peduli.
•••
Warning⚠️
Bocil jangan mendekat🙂↕️🙂↕️
Dosa tanggung sendiri ya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Polaroid Usang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 22 Just Want to Sex With Me?
•••
"Fu ck!" Desis Zafanya, dan dalam sepersekian detik, mulutnya kembali tersumpal.
Kenzio melumat cepat bibir pink yang berkata kasar itu, tak membiarkan Zafanya untuk mengambil nafas sedikitpun.
"Hmph!" Zafanya langsung memberontak saat lidah lelaki itu memasuki mulutnya, tetapi Kenzio segera menahan kepala cewek itu.
"Hhmm.." Zafanya berusaha menutup mulutnya, lalu menggigit bibir bawah cowok itu.
"Shh!" Dan membuat Kenzio refleks melepaskan ciumannya sembari meringis.
"Gue bukan jal ang lo, Kak." Desis Zafanya berusaha menyembunyikan suaranya yang bergetar samar.
Kenzio terdiam dan menelan ludahnya, lalu menjauh dengan wajah datar. "Iya, bukan." Balasnya singkat sebelum kembali menjalankan mobil.
"Gua kenapa b*ngsat?!" Batin Kenzio.
•••
Dan bukannya menjalankan mobil menuju rumah, Kenzio malah membelokkan mobilnya menuju cafe Jayden lagi, membuat kadar kekesalan Zafanya semakin menjadi-jadi.
"Mau pulang." Katanya tak ingin turun dari mobil.
"Temenin gue makan." Balas Kenzio sembari membukakan pintu mobil untuk Zafanya.
Zafanya menatap Kenzio sengit, ia turun dari mobil dan hendak pergi dari sana, namun segera ditahan oleh Kenzio.
"Mau kemana?"
"Pulang!" Kata Zafanya garang, yang malah membuat Kenzio menahan senyum. Wajah baby face dengan pipi tembam dan mata bulat itu sok-sok sangar? Jangan ya dek ya.
"Bentar aja, gue belum makan, Za." Kata Kenzio menarik tangan Zafanya memasuki cafe, dan bertemu lagi dengan Heskal dan Jayden yang masih disana.
"Rachel udah lo anter pulang?" Kata Heskal.
Kenzio hanya mengangkat bahu, "Ada private room kosong?" Tanyanya pada Jayden.
Sedangkan Zafanya yang mendengar kata private room membulatkan mata sekejap, lalu dengan cepat ia menarik tangannya dari genggaman Kenzio, hendak kabur. Dan secepat kilat juga lengan Kenzio melingkari pinggangnya dan mengangkatnya di bahu seperti karung beras.
"KAK! LEPASS!" Zafanya memberontak, memukul-mukul punggung Kenzio.
"AAA NGGAK MAUU! NGGAK MAUUU!" Pekik Zafanya tak tanggung-tanggung kerasnya saat Kenzio mulai berjalan mengikuti pelayan menuju private room. Sudah sekuat tenaga ia memberontak dan memukul punggung Kenzio, namun malah tangannya yang sakit.
"KAK JAYDEN TOLONG!!! DIA MESUM BANGET, NGGAK MAUUUU!!!"
"AAAAAA!!!"
Brakk!
Kenzio menutup pintu private room, lalu menurunkan Zafanya dari bahunya perlahan sembari menghela nafas.
"Lebih susah ngurus lo dari pada ngurus bayi, Za." Katanya sembari berjalan menuju meja bulat ditengah ruangan.
Zafanya memberenggut dan perlahan menghampiri Kenzio, "Yaudah, ngurus bayi aja sana, nggak ada yang nyuruh lo ngurus gue." Katanya lalu duduk di kursi disamping Kenzio, dan ia sedikit menjauhkan kursinya.
Kenzio menoleh, lalu tangannya terulur dan menarik tangan kursi yang Zafanya duduki hingga kursi mereka tanpa jarak.
"Nggak ada." Kata Kenzio.
"Apa?" Tanya Zafanya jutek.
"Bayinya," jawab Kenzio cepat, ia mencengram pipi Zafanya lembut, "Mau bikin?"
Mata Zafanya membulat, ia segera menjauhkan wajahnya, dan berdiri dari duduknya. Hendak pergi dan menjauh secepat mungkin dari Kenzio. Bulu-bulu ditubuhnya seketika merinding.
"Bercanda, Za, bercanda!" Sahut Kenzio cepat dan menarik Zafanya untuk kembali duduk. Namun cewek itu kekeh hendak kabur dari sana, membuat Kenzio akhirnya juga berdiri.
"Gila banget gua. Bikin bayi?! Nggak waras!" Batin Kenzio.
"MESUM!" Pekik Zafanya keras, membuat Kenzio meringis, ia sedikit meragukan ruang kedap suara ini bisa meredam kerasnya suara Zafanya.
"Bercanda, Zaa!" Katanya gemas, "Udah duduk!" Perintahnya sembari menekan bahu Zafanya untuk kembali duduk.
Lalu pintu ruangan di ketuk, membuat mereka mengalihkan pandangan pada pelayan yang mulai masuk kedalam. Zafanya menatap pelayan itu dengan julid karena terus memperhatikan Kenzio sejak tadi.
"Nggak usah di liatin terus, dia bukan cowok baik-baik!" Katanya kesal, membuat pelayan itu akhirnya mempercepat gerakannya karena tidak enak.
"Cowok mesum." Kata Zafanya lagi setelah pelayan itu keluar, "Iblis berkedok malaikat."
"Hm." Dehem Kenzio tak ingin membantah, ia mulai menyuapkan makanannya.
"Nggak suka," Zafanya berkata pelan, tanpa sadar matanya mulai perih dan berair.
"Iya, maaf." Balas Kenzio juga pelan. Dia kini benar-benar tak mengenali dirinya sendiri lagi.
"Nggak mau lagi," kata Zafanya pelan, "Jangan cium gue lagi, jangan peluk gue lagi, jangan sentuh gue."
"Gue bukan jal ang lo." Sambungnya hanya menatap lurus kedepan.
Kenzio meletakkan sendoknya, lalu meneguk air putih didalam gelas sebelum menoleh pada Zafanya.
"Gue nggak pernah anggap lo kayak gitu, Za." Katanya menekan kata tidak pernah, "Waktu itu, gue cuma emosi."
"Bukan sekali dua kali, Kak! Udah tiga kali? Atau empat kali?!" Balas Zafanya sarkas, "Dan lo berkali-kali cium gue tanpa persetujuan gue, lecehin gue. Apa namanya klo bukan anggap gue pelacur?!"
"Lo duluan yang godain gue, Za—"
"IYA!" Potong Zafanya, "Iya, makanya lo sentuh gue, karna lo anggap gue pelacur yang godain lo."
"Enggak, Za." Balas Kenzio, ia tak tau lagi bagaimana menghadapi situasi ini. Tangannya hanya terangkat ingin menyentuh tangan Zafanya, namun segera ditepis cewek itu.
"Enggak?" Balas Zafanya, "Trus apa? Lo suka sama gue? Enggak, kan?"
Kenzio meregangkan rahangnya, menatap netra Zafanya yang berkaca-kaca dengan perasaannya yang campur aduk. Jangankan ditanya seperti itu, sejak tadi saja kepalanya sudah pusing memikirkan ada apa dengan dirinya.
"Sedikit aja... sedikit aja, apa nggak pernah ada perasaan suka buat gue?" Tanya Zafanya lirih, metanya menatap netra gelap Kenzio, berusaha menyelam disana, mencari tahu tentang perasaan cowok itu.
Beberapa saat terdiam dengan tatapan yang saling terkunci, Zafanya lalu mengalihkan pandangannya. Ia tak bisa menemukan apapun didalam netra hitam pekat Kenzio. Air matanya mulai membanjiri wajahnya, yang segera ia hapus dengan tangannya yang sempat bergetar samar.
"Semuanya emang nggak ada artinya buat lo ya, Kak." Kata Zafanya tertawa pelan, "Padahal berkali-kali lo bersikap lembut dan bikin gue salah paham, bikin gue berharap sama lo."
"Lo cium gue berkali-kali, pas di kampus, malam pas lo mabuk, suapan bubur waktu itu, ciuman di mobil tadi. Semua itu di barengin sama kata-kata aneh lo yang bikin gue bertanya-tanya maksudnya apa. Dan setelah semua itu, lo masih nggak ada perasaan buat gue." Kata Zafanya, ia menunduk dan menggigit bibir dalamnya untuk menekan rasa sesak dalam dadanya.
"Lo cuma mau tubuh gue, ya? Lo cuma mau nge-sex ya sama gue?" Sambungnya semakin lirih.
Deg!
•••
KENZAFA⬇️⬇️⬇️
"mau bikin?"
GILA BANGET BJIRR gua pun merinding wkwk.
Video2 mereka gue up di ch tele ya gais. Rugi klo ngga kepoin channel tele nya sih⬇️⬇️
Nanti malam gua up lagi klo ingett!!!!