NovelToon NovelToon
Awan Hitam Di Hidupku

Awan Hitam Di Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Percintaan Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Trauma masa lalu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rickaarsakha

Kesalah pahaman dua sahabat lama membuat putri salah satu di antara mereka harus menanggung derita. Ratia, putri dari keluarga Atmojo yang trus di kejar dan harus di habisi oleh keluarga Baskoro.
Ratia kecil terpaksa di sembunyikan di sebuah negara, di mana hanya kakeknya saja yang tau. Bertahun-tahun di cari, keberadaan Ratia tercium. Namun dengan cepat kakeknya menikahkan Ratia pada keluarga yang kaya dan berkuasa. Ternyata hal itu membuat Ratia semakin menderita, Aksara memiliki banyak wanita di hidupnya. Perlakuan tidak menyenangkan trus Ratia dapatkan dari suaminya itu. Dengan kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Ratia dia berhasil meluluhkan hati sang suami, namun Ratia terlanjur membenci suaminya Aksara. Rasa benci Ratia pada sang suami dan keluarganya membuat dia ingin mengakhiri hidup. Namun dengan segala cara Aksara mencegah hal itu, dan membuat Ratia luluh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rickaarsakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan keluarga 2

Ratia duduk di sofa, lebih tepatnya terduduk berhadapan dengan Jagad Suseno dan sang cucu. Tatapan pertama dari calon suaminya itu, sukses membuat ia sedikit gemetar.

Menyadari apa yang terjadi pada putrinya, Hanggoro mencoba mengalihkan kegelisahan Ratia.

"Ratia, ayo duduk dekat Ayah," dia dengan cepat menarik tangan sang Putri. Meski dengan kaki yang gemetar Ratia tetap sekuat tenaga mengangkat tubuhnya untuk sedikit bergeser.

"Nak Aksara, ini putri saya Ratia." dengan cepat Aksara mengukurkan tangan. Tapi berbeda dengan Ratia dia hanya terdiam, bahkan cukup lama tangan Aksara berada di udara sampai sang ayah sedikit menyenggol tubuhnya.

Dingin sekali tangan gadis ini. Benarkan dugaan ku, dia terpaksa menikah. Apa dia sangat takut di habisi keluarga Baskoro itu, apa dia pikir dia akan aman bersama ku hahaha. Aksara.

Tidak ada senyum yang terlihat di wajah kedua insan itu. Hanya tatapan dingin serang pemuda untuk calon istrinya yang ketakutan.

"Kalian akan sangat cocok, lihat Aksara calon istrimu ini sangat cantik. Kakek jadi tidak sabar melihat bagaimana anak kalian nanti. Benarkan Pak Kusuma?" terdengar sedikit tawa dari jagat suseno dan di ikuti oleh Hanggoro.

Gila bagaimana mungkin, sudah membahas perihal cucu. Laki-laki tua ini sangat menakut kan. Ratia

"Benar, kalian sangat cocok. Lihat Ratia calon suami mu sangat tampan, bahkan Ayah baru kali ini melihat ada seorang pria yang gagah dan tentu saja tampan. Benar kata Pak Suseno kalian sangat cocok." Hanggoro sedikit menjilat dan sangat berlebihan memuji calon menantunya itu.

Dia tidak tampan ayah, mengerikan. Ya tuhan aku ingin lari saja. Ratia

Nampaknya hanya Ratia yang terus membenci pertemuan kali ini, hatinya terus mengumpat tidak jelas.

"Oh ya Nak Ratia, bagaimana pekerjaan mu di sana?" Jagad Suseno yang menyadari bahwa Ratia sangat tidak nyaman, mulai berusaha memancing agar Ratia sedikit bersemangat. Rugi sekali pikirnya jika Ratia kabur dan mat* konyol.

"Saya sudah menelpon direkturnya Kek, saya terpaksa berhenti. Meskipun saya sebenarnya sangat menikmati pekerjaan itu." Kata-kata terakhir sedikit di tekan olehnya, biar mereka sedikit tersinggung. Begitu pikirnya.

"Wah sayang sekali ya," Jagad Suseno terlihat berpikir dan menganggukkan kepalanya. "Kami punya loh, rumah sakit khusus penyakit dalam dan kamu bisa mencoba untuk berkunjung ke sana."

Jangan bilang kakek ingin menyuruhnya mengembangkan rumah sakit itu. Aksara.

Mendengar apa yang di ucapkan Jagad Suseno, bibir Ratia sedikit melengkung membentuk sebuah senyum.

"Benarkah Kek, apa aku boleh melamar pekerjaan ke sana?"

Tentu saja Ratia, otak mu akan sangat berguna di sana nanti. Jagad Suseno

"Hahaha untuk apa kamu melamar pekerjaan di sana. Itu punya kita, berarti punya mu jga nanti." tidak mungkin dia langsung to the poin ingin Ratia yang mengurus rumah sakit itu secara langsung.

Cukup lama mereka semua berbincang di ruangan itu, tidak semua hanya orang-orang tuanya saja. Sedangkan kedua calon mempelai, ya masih sama-sama termenung.

"Oh iya Nak Aksara, mungkin ada hal yang ingin kalian bincangkan berdua saja?" Mata Ratia seketika melotot ke arah ayahnya, nampak protes terlihat jelas di mata gadis itu

Ayah ku mohon, jangan memberi ide yang macam-macam. Begini saja sudah cukup. Ratia

"Akan lebih baik jika kalian berdua pergi ke taman belakang, sangat sejuk. Saya dengan istri saja sering sekali berduan di sana." Hanggoro sedit tersenyum mengatakan hal itu, sedikit malu tapi sudahlah pikirnya. Dia pun tidak peduli dengan tatapan sang putri.

"Benar, sana ajak calon istri mu," Jagad Suseno sedikit memukul lengan Aksara. Tanpa lama-lama Aksara berjalan mengikuti langkah salah satu pelayan di rumah itu. Berbeda dengan Ratia, dia bahkan sedikit di tarik oleh ibunya.

"Ini, bawa ini juga ya untuk calon suami mu." Dewi menyerahkan sebuah nampan yang berisi dua gelas teh. Dengan terpaksa dia berjalan menyusul Aksara yang sudah duduk si sebuah kursi di bawah pohon yang cukup besar.

"Silahkan di minum Tuan." ucap Ratia saat meletakkan minuman di meja.

"Terimakasih."

Ratia duduk di kursi seberang, dia bahkan tidak ingin duduk di sebelah calon suaminya itu. Beberapa saat mereka hanya diam tanpa ada yang memulai pembicaraan.

"Hmmm, Ratia apa kamu tidak keberatan untuk menikah denganku?"

kalau aku keberatan apa akan batal? Ratia

"Tentu tidak Tuan."

"Bagus kalau begitu."

Kau nampak sangat membenci ku. Aksara

"Ada beberapa hal yang harus kamu ketahui sebelum kita menikah Aku tau kita berdua sama-sama terpaksa untuk menikah bukan? jadi bekerjasamalah. Jangan mencoba mengusik kehidupan pribadi ku, apa lagi melihat benda pribadi milik ku. Aku juga tidak akan mengusik apapun urusan mu. Tugasku hanya melindungi mu dari keluarga Baskoro dan memastikan mu agar tetap hidup!" Kata-kata yang di ucapkan Aksara membuat dia terdiam. Awan Hitam sepertinya kian menutupi hidup Ratia.

"Apa ada yang ingin di tambahkan?"

"Tidak perlu Tuan, saya rasa semua sudah pas."

Bagus, ada kesempatan aku untuk kabur. Ratia

"Satu hal lagi, ini hanya berlaku untuk mu. Kemana pun kau ingin pergi, harus ada izin dariku. Kau tidak ku izinkan walau hanya selangkah menjauh tanpa sepengetahuan ku."

"Apa tuan?" Ratia melotot mendengar peraturan itu, bayangan dirinya bisa kabur kapan pun hilang seketika.

''Itu semua demi nyawa mu, dan ini perintah dari kakek ku dan kakek mu.'' akhirnya Ratia hanya mengganguk pasrah.

Melihat sikap Aksara, Ratia semakin yakin dia bisa saja bercerai di kemudian hari atau pun di buang oleh laki-laki itu. Aksara yang masih nampak ingin menikmati masa muda dengan banyak wanita, sementara Ratia sangat ingin mendewasakan diri dengan sedikit kebebasan.

''Apa yang ingin kamu ketahui tentang ku, tanyakan lah sekarang!"

"Ti-tidak ada tuan."

Ratia menjawab cepat, sedikit gurat kecewa di wajah Aksara.

Awas kalau kau banyak tanya setelah menikah.Aksara

"Satu lagi, buat panggilan yang baik untuk suami mu. Aku bukan majikan mu." Akhirnya mengatakan sesuatu lagi yang membuat gadis itu lagi-lagi terkejut.

"Baik."

aku harus memanggil mu apa coba, suamiku atau sayang sekalian.Ratia

"Apa?"

apa, apa aku harus memulainya sekarang.Ratia

"Benar tidak ada yang ingin kau ketahui lagi, tentang ku?" Masih berharap jika calon istrinya menanyakan tentang gosip-gosip di luar sana. Tidak mungkin pikirnya, Ratia tidak mendengar bisik-bisik itu.

"Tidak Tuan," nyatanya Ratia tidak ada keberanian sama sekali.

"Baik, kalu kau sudah setuju untuk menikah dengan ku. Aku harap kau benar-benar tidak terpaksa akan hal ini." sedikit dia melirik calon istrinya itu, Ratia masih menunduk jelas-jelas dia terpaksa.

"Kita akan menikah dua hari lagi."

Mengatakan sesuatu semaunya saja, sama sekali tidak memikirkan perasaan yang akan dinikahi.

Apa, kakek bahkan bilang aku bisa mengenal dia terlebih dahulu. Bagaimana ini dua hari lagi.Ratia

Akhirnya Ratia hanya terdiam, menangis tanpa suara dan air mata.

1
Neneng Dwi Nurhayati
buat latia pergi kak
Ricka Arsakha: uda pergi dia kak, uda ketabrak kereta malah. sekali lg trimksih sudah membaca karya pertama ku, semoga kk sehat sllu ya
total 1 replies
Neneng Dwi Nurhayati
lanjut Kak
double up
Neneng Dwi Nurhayati: /Smile/
Ricka Arsakha: oke kk
trimaksih bnyak sdh membaca tulisan ku
total 2 replies
Yami CB
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
Ricka Arsakha: baik kk, trimaksih banyak sudah membaca
total 1 replies
Legato Bluesummers
Setiap adegan makin bikin penasaran, jangan berhenti thor!
Ricka Arsakha: alhmdllh terimksih bnyak kk sudah membaca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!