Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Memikirkan Morgan
Sejak kedatangan Morgan kerumah, Brittany menjadi memikirkan tentang dia, mantan rekan kerjanya diagensi Alfa.
Ada rasa bersalah dalam hati Brittany jika mendengar kabar Morgan yang tidak lagi bekerja disana karena membela dirinya.
Brittany bahkan merasa kesal sebab Morgan yang tidak salah apa-apa harus menerima akibatnya lantaran Ralph Smith marah.
Seharusnya Brittany yang murka karena ulah Ralph yang membatalkan pernikahan mereka.
Brittany duduk termenung sendirian saat sesi pemotretan berlangsung hari ini, ada beberapa foto yang diminta lagi oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk iklan nanti.
"Kenapa murung ?" tanya Adam Bennet sembari memberikan sekaleng minuman kepada Brittany.
Brittany menoleh kepada Adam Bennet lalu tersenyum simpul.
"Aku hanya memikirkan Morgan", sahut Brittany berterus terang.
"Morgan ? Siapa dia ?" tanya Adam setengah mengerutkan keningnya.
"Mantan rekan kerjaku diagensi Alfa, dia sudah tidak bekerja disana lantaran membelaku dan Ralph marah karena itu", sahut Brittany.
Brittany mengambil mimuman kaleng dari tangan Adam lalu terdiam.
"Kenapa dia harus marah ?" ucap Adam.
"Entahlah, mana aku tahu alasan dia marah terhadap Morgan, dia hanya mengatakan bahwa Ralph adalah domba dungu", kata Brittany.
"Hufh !? Apa ???" sahut Adam hampir tersedak oleh minumannya.
"Ya, begitulah...", ucap Brittany datar.
"Tuhan !!!" kata Adam sambil mendongakkan kepalanya.
Adam menyeret kursi lalu duduk disebelah Brittany.
"Kenapa tidak langsung disebut saja, tulang rusuk yang rapuh, itu lebih halus daripada domba dungu, tidak sekalian saja sebut dia dengan si keparat tidak tahu malu, lebih baik lagi", kata Adam berkelakar.
"Kau kira itu akan lebih baik, cukup dengan menyebutnya domba dungu saja, Morgan telah ditendang dari agensi Alfa, bagaimana dia akan menyebut Ralph si keparat brengsek", sahut Brittany.
"Yah, mungkin saja", ucap Adam seraya tersenyum tipis.
"Aku hanya memikirkan nasib Morgan jika dia tidak bekerja lagi diagensi Alfa sedangkan dia harus menghidupi dirinya disini, jauh dari orangtua", kata Brittany.
"Apa pekerjaan dia diagensi Alfa ?" tanya Adam.
"Desainer", sahut Brittany.
"Suruh saja dia bekerja disini, katakan padanya bahwa kami sedang memerlukan jasa desainer", kata Adam.
Brittany langsung melebarkan kedua matanya saat menatap ke arah Adam Bennet.
"Kau sungguh-sungguh mengatakannya, kau tidak sedang bercanda, bukan ?" ucap Brittany tak percaya.
"Ya, aku sungguh-sungguh", sahut Adam sambil mengangguk.
"Kamu benar akan menerimanya bekerja disini ???" kata Brittany meyakinkan dirinya.
"Ya, benar, suruh dia datang kemari untuk tes masuk kerja, nanti para desainer senior akan menilainya", ucap Adam.
"Tapi dia diterima atau tidak kerja disini, kalau para senior tidak meluluskannya, bagaimana, ya...", kata Brittany mulai bimbang.
"Tidak, dia pasti diterima, aku akan memberitahukan kepada para senior desainer jika aku merekomendasikan Morgan kerja disini tapi syaratnya dia harus mampu membuktikan kemampuan kerja dia pada perusahaan", sahut Adam.
"Benarkah itu ?" tanya Brittany dengan wajah berseri-seri.
"Ya, benar, katakan padanya, maksudku Morgan agar dia datang besok kesini jam sepuluh pagi", sahut Adam.
"Oh, Adam..., terimakasih atas kebaikanmu..., kau adalah malaikat tak bersayap...", ucap Brittany senang.
Brittany memeluk Adam Bennet erat-erat dengan wajah bahagia.
Adam tersentak kaget ketika Brittany tiba-tiba memeluknya, dia hanya terdiam kaku sambil melirik hati-hati ke arah Brittany.
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengatakan pada Morgan perihal kabar baik ini, semoga dia masih dikota ini", kata Brittany.
Brittany tersenyum senang kepada Adam Bennet sedangkan laki-laki tampan itu hanya termenung diam.
Entah apa yang sedang Adam pikirkan, namun, ekspresi wajahnya benar-benar mengisyaratkan bahwa dirinya memendam sesuatu yang lain terhadap Brittany Moon.
"Brittany, kita lanjutkan sesi pemotretannya", kata fotografer.
"Iya, aku siap", sahut Brittany segera beranjak berdiri dari kursi.
Brittany menoleh sebentar ke arah Adam Bennet lalu berkata padanya.
"Aku mau kesana sebentar ya, masih ada sesi pemotretan lagi, maaf aku harus meninggalkanmu sendirian disini", ucapnya.
Adam yang masih tertegun diam, tampak gugup lalu menjawab ucapan Brittany Moon hanya dengan anggukkan kepala ringan.
Brittany tersenyum sekilas sebelum berpamitan pergi lalu berjalan cepat kembali ke tempat pemotretan.
Sejumlah team fotografer sedang menunggu Brittany untuk melanjutkan sesi pemotretan, mereka menyambut gadis itu dengan ramahnya.
Adam Bennet masih terdiam kaku, tak berdaya seusai Brittany memeluknya tadi, ada sesuatu yang mengalir pelan dalam hatinya, tanpa dia tahu perasaan apakah itu yang dia rasakan pada Brittany Moon.
"Kenapa jantungku tiba-tiba berdetak sekeras ini ???" ucapnya bergumam pelan.
Adam mengalihkan pandangannya ke arah kaleng minumannya yang masih dia pegang.
"Apa yang terjadi padaku ?" ucapnya.
Suasana pemotretan terus berlangsung sibuk, Brittany melakukan berbagai gaya untuk sesi pengambilan gambar yang akan dipilih sebagai gambar iklan.
Brittany bertindak sangat profesional selama sesi pemotretan, bahkan dia terlihat larut dalam suasana tersebut.
Acara pengambilan gambar telah berakhir dengan cepat.
Brittany berjalan dikoridor dengan sibuk menutup tasnya.
"Brittany...", panggil seseorang kepada Brittany saat dia berjalan tergesa-gesa.
"Ya...", sahutnya seraya menolehkan pandangannya ke arah suara yang memanggilnya.
Adam Bennet berjalan mendekat kearah Brittany.
"Apa kau akan pulang sekarang ?" tanya Adam dengan ramahnya.
"Oh, iya, waktu pemotretan telah selesai sekarang, dan mereka mengijinkanku pulang tapi aku masih akan mampir sebentar kerumah Morgan", sahut Brittany.
"Apa perlu aku antar kesana ?" tanya Adam.
"Tidak perlu, aku hanya mampir sebentar kesana, tidak perlu diantarkan", sahut Brittany.
"Tidak apa-apa, aku juga tidak sibuk hari ini, biar aku antarkan ke rumah Morgan", kata Adam.
"Tapi kau akan merasa tidak nyaman jika berada bersama kami, sebab kami adalah dua perempuan yang akan berbicara lama, penuh basa-basi", sahut Brittany.
"Sekalian saja aku menyampaikan pada Morgan bahwa aku yang akan mengurus penerimaan kerja nanti", kata Adam.
"Mmm... !?" gumam Brittany seraya menundukkan pandangannya.
"Tidak perlu merasa sungkan kepadaku, biar aku antarkan saja kesana", kata Adam.
"Tapi...", ucap Brittany.
"Bukankah kamu adalah kekasihku sekarang, jadi wajar saja kalau aku lebih memperhatikanmu daripada sebelumnya, biar aku yang menjagamu mulai dari sekarang", kata Adam.
"Adam...", gumam Brittany tertegun.
Adam meraih tangan Brittany lalu menggandengnya berjalan bersama-sama menuju keluar gedung perusahaan perhiasan tempat sesi pemotretan.
"Tunggu, Adam... !" ucap Brittany gugup.
Adam tidak memperdulikan ucapan Brittany, dia terus menggandeng tangan gadis itu sepanjang koridor gedung perusahaan perhiasan.
Tampak Adam dan Brittany keluar dari gedung menuju ke mobil yang terparkir diarea parkiran.
Mereka tidak saling mengucap sepatah katapun saat masuk kedalam mobil.
Mobil bergerak lambat ke arah jalan diarea gedung perusahaan perhiasaan menuju jalan utama diluar sana.
Adam sangat serius saat mengemudikan mobilnya menuju jalan diluar sana sedangkan Brittany duduk disampingnya dengan sikap diam.
"Dimana alamat rumah Morgan ?" tanya Adam sembari memutar setir mobilnya.
"Dialamat Avenue Street 59, sekitar area pertokoan, tiga blok dari jalan utama perumahan Avenue Street 59", sahut Brittany.
"Ternyata lumayan jauh juga lokasi rumahnya, apa kamu sering main kesana, maksudku ke rumah Morgan ?" tanya Adam.
"Tidak sering, hanya sesekali kalau ada undangan saja dari Morgan untuk main kerumahnya", sahut Brittany.
"Rupanya kalian akrab juga, ya", kata Adam.
"Hanya rekan kerja, tidak terlalu dekat tapi dia termasuk orang yang paling hangat dan perhatian kepada rekan-rekan kerjanya jadi dia bisa dibilang sangat baik", ucap Brittany.
"Oh, begitu, ya...", sahut Adam Bennet sembari tersenyum sekilas seraya melajukan mobilnya sepanjang jalan raya.
uda ada si Adam...
gaya bahasa yg dipakainya natural spt dlm kehidupan nyata...
biasanya aspri yg paling tahu apa² hal mengenai bosnya....
atau aku yg gagal paham ni situasinya 😅😅😅