selingkuhan suamiku merampok semua hartaku dan papaku, suamiku berubah saat bertemu wanita iblis bernama Syifa, aku tidak menyangka perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suamiku karena pengaruh guna-guna wanita iblis bernama Syifa itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kecurigaan Andre
Andre menepuk pundak Mayang, istrinya, dengan lembut. Wajahnya tegang, rahangnya mengeras. Ia telah mempersiapkan diri untuk percakapan ini, namun tetap saja ada rasa gelisah yang mengganggunya.
"Yang, aku harus pergi," kata Andre, suaranya terdengar berat. Ia menatap mata Mayang, mencoba menyampaikan keseriusan niatnya.
Mayang mengerutkan kening, sedikit khawatir. Ia tahu bahwa Andre sedang sangat marah kepada Richard, putera mereka yang telah menceraikan Alice, mantan istrinya, dengan cara yang keji dan tidak terpuji.
"Kemana, Dre?" tanya Mayang, suaranya lembut namun penuh kekhawatiran.
"Ketemu Richard," jawab Andre, suaranya tegas. "Aku harus bicara sama dia. Aku harus tahu kenapa dia tega melakukan ini semua… menceraikan Alice dengan cara yang begitu kejam, dan merebut semua hartanya demi… demi pelakor itu!" Kata-kata "pelakor" terlontar dari bibir Andre dengan penuh amarah.
Mayang menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk tetap tenang. Ia tahu bahwa Andre sudah lama menyimpan amarah dan kekecewaan terhadap Richard. Ia juga tahu bahwa Andre sangat menyayangi Alice, dan merasa sangat dikhianati oleh tindakan Richard.
"Dre… tenanglah," kata Mayang, mencoba menenangkan suaminya. "Jangan sampai kamu melakukan sesuatu yang kamu sesali nanti."
Andre mengangguk, namun raut wajahnya masih tegang. Ia mengerti kekhawatiran Mayang, namun ia merasa harus melakukan sesuatu. Ia tidak bisa membiarkan Richard begitu saja lolos dari perbuatannya.
"Aku akan berusaha tenang, Yang," kata Andre, mencium kening Mayang. "Tapi, aku harus bicara sama dia. Aku harus tahu alasannya. Aku harus… mempertahankan Alice."
Mayang memeluk Andre sebentar, memberikan dukungan yang terbaik yang bisa ia berikan. Ia tahu bahwa percakapan antara Andre dan Richard tidak akan mudah, namun ia berharap bahwa Andre bisa menyelesaikan masalah ini dengan bijak. Ia hanya bisa berdoa agar semuanya berjalan dengan baik. Andre pamit sekali lagi, lalu melangkah pergi, meninggalkan Mayang yang penuh dengan kekhawatiran dan doa.
Andre meraih kunci mobilnya dari gantungan di dinding, jari-jarinya gemetar sedikit karena amarah yang masih membara di dadanya. Ia melirik jam tangannya, kemudian melangkah keluar rumah, meninggalkan Mayang yang masih menunggu dengan perasaan cemas. Rumah Alice adalah tujuannya. Rumah yang kini bukan lagi milik Alice, tetapi telah direbut oleh Richard dan Syifa, pelakor yang telah menghancurkan hidup Alice.
Mobil Andre melaju dengan kecepatan sedang, namun ia bisa merasakan jantungnya berdebar kencang. Amarah, kekecewaan, dan rasa sakit bercampur aduk di dalam dirinya. Ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan saat bertemu Richard dan Syifa, namun ia harus melakukan sesuatu. Ia harus membela Alice, wanita yang telah ia anggap seperti saudara sendiri.
Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, mobil Andre sampai di depan rumah Alice. Rumah itu terlihat mewah dan megah, namun bagi Andre, rumah itu kini terasa seperti penjara bagi Alice. Ia memarkir mobilnya di halaman rumah, kemudian melangkah keluar, mendekati pintu utama.
Ia menekan bel pintu. Tidak lama kemudian, pintu terbuka, menyingkapkan sosok Richard yang terlihat terkejut. Di belakang Richard, terlihat Syifa yang sedang tersenyum manis, namun senyum itu terasa palsu dan menjijikkan di mata Andre.
Andre suaranya dingin dan tegas "Richard…"
Richard terlihat gugup "Pa… Papa?" ucap Richard.
Andre menatap Richard tajam "Masuk. Kita bicara." ucap Andre
Andre melangkah masuk ke dalam rumah, Richard mengikuti di belakangnya. Syifa terlihat ragu-ragu, namun akhirnya ia ikut masuk juga. Suasana di dalam rumah terasa tegang, dipenuhi oleh aura amarah dan ketegangan.
Andre duduk di sofa, tatapannya masih tertuju pada Richard "Jelaskan padaku, kenapa kau tega melakukan ini semua pada Alice?" ucap Andre
Richard menunduk, suaranya lirih "Pa… ini… ini rumit…" ujar Richard
Andre memotong pembicaraan Richard "Tidak ada yang rumit! Kau telah menghancurkan hidup Alice! Kau telah merebut semua hartanya! Demi perempuan murahan ini?!" ujar Andre menunjuk Syifa dengan jari telunjuknya, suaranya bergetar karena amarah.
Syifa terlihat tersinggung, namun ia tetap diam. Ia tahu bahwa ia tidak akan mampu melawan amarah Andre.
"Pa… Alice… Alice sudah tidak mencintaiku lagi…" ujar Richard mencoba untuk menjelaskan kepada papanya
"Jangan berbohong! Kau yang telah menghancurkan cinta kalian! Kau yang telah mengkhianati Alice!" ujar Andre tertawa sinis
Percakapan itu semakin memanas, dipenuhi oleh amarah dan saling tuduh. Andre merasa sangat kecewa dan sakit hati terhadap Richard, anaknya sendiri. Ia tidak pernah menyangka bahwa anaknya akan tega melakukan hal yang begitu kejam dan tidak bermoral.