Rizki Bayu Saputra adalah seorang anak yang di besarkan oleh kakeknya yang merupakan pensiunan angkatan bersenjata.
Sebelum Kakeknya wafat dia telah menitipkan amanat bahwa dia harus mencari sebuah kebenaran di salah satu kota besar di negara tersebut.
apakah Rizki mampu menyelesaikan amanat mendiang kakeknya?
serta mendapatkan kebenaran tentang semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Teguh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pamit
Setelah kemarin selesai acara Perpisahan dan Pembagian beasiswa bagi para siswa berprestasi.
Pagi ini Rizki akan berangkat ke kota Nozel untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas terbaik di negeri ini.
Meskipun banyak kenangan yang tersimpan di kota Grozz ini, Rizki selalu merasa bahwa ini bukan tempatnya.
Saat ini Rizki sedang berada di belakang rumah peninggalan mendiang kakeknya ini.
Dia membawa sebuah bunga dan menaruhnya diatas sebuah pusara tanah yang terlihat rapih dan terawat.
“kakek aku akan meninggalkan mu dan rumah ini untuk sementara waktu!” ucap Rizki yang memegang sebuah nisan.
“terimakasih selama ini telah menjagaku dengan sangat baik!” tambah Rizki yang terlihat sedih.
“saat ini aku akan pergi ke kota nozel untuk melanjutkan pendidikan sekaligus mencari tahu tentang kebenaran diri ku ini!” ucap Rizki yang mulai meneteskan air mata.
“selama ini aku tidak pernah tahu siapa orang tua ku, aku hanya tahu bahwa kau yang menjagaku dari aku bayi hingga seperti sekarang ini!" ujar Rizki yang mulai terisak.
"Kasih sayang yang kau berikan selalu membuat ku merasa bahwa aku tidak pernah kehilangan figur orangtua!!” tambahnya dengan menangis.
“semoga aku bisa selalu membuat mu bangga meskipun sekarang kau tidak bersama ku lagi kek!" ujar Rizki dengan perasaan mendalam.
"aku yakin kau selalu memperhatikan ku dan menjaga ku dari atas sana karena aku adalah cucu kesayangan mu!” ujar Rizki dengan menangis.
“aku pamit yah kek, semoga aku dapat petunjuk tentang orangtua ku!” pamit Rizki dengan mengusap bekas air matanya.
Rizki pun segera pergi menuju Bandara untuk melanjutkan perjalanan ke kota Nozel.
Sementara itu di rumah kediaman keluarga Ardiansyah.
Tuan Ardiansyah sedang duduk di depan taman yang luas !
Dia meminum tehnya dan terlihat sedang menikmatinya.
Tidak lama setelah itu datang seorang pelayan perempuan berdiri di hadapannya.
“permisi tuan Ardiansyah, tuan Leon sudah datang dan menunggu anda di ruang kerja anda!” ucap pelayan wanita itu dengan pelan.
“baiklah kau siapkan makanan dan anggur unuk kami!” ucap tuan Ardiansyah dengan tenang.
Di ruang kerja tuan Ardiansyah sudah berdiri seorang pria muda yang energik.
Dia terlihat sangat elegan meskipun dengan penampilan yanh sederhana.
“Leon apa kabar?!” ucap tuan Ardiansyah dengan memeluk sahabatnya tersebut.
“baik, berkat bantuan mu, sekarang aku sangat baik!” ucap Leon kepada sahabatnya.
“ada apa kau meminta aku datang ke kota ini, kau ada masalah!” ucap Leon secara langsung.
“jangan terburu buru seperti itu mari kita menyantap hidangan yang sudah di sediakan terlebih dahulu!” ucap Tuan Ardiansyah dengan tersenyum seraya mengajak Leon.
Setelah selesai mengisi perutnya Leon pun kembali bertanya kepada tuan Ardiansyah.
“sebenarnya ada apa? Jika bukan masalah penting kau jarang sekali menghubungi ku!” tanya Leon penasaran.
“kau benar, kali ini aku sangat membutuhkan bantuan mu!” jawab tuan Ardiansyah dengan cepat.
“mari ikut dengan ku!” ajak tuan Ardiansyah kepada Leon.
Mereka berjalan kearah belakang rumah keluarga Ardiansyah, di belakang rumah itu ada tiga buah bangunan yang tersambung antara satu dan lainnya.
Saat memasuki salah satu ruangan, disana terdapat dua orang dengan kondisi yang terlihat sangat mengerikan.
Leon yang melihat itu hanya menoleh kearah tuan Ardiansyah meminta sebuah penjelasan.
“mereka adalah teman cucuku, Firman Dirga dan Farhan Hardianto!” ucap tuan Ardiansyah dengan tenang.
“bukan kah mereka anak dari Gerald Dirga dan Pangestu Hardianto?!” tanya Leon dengan heran.
“benar sekali, itu lah yang menjadi permasalahan!" ujar tuan Ardiansyah dengan ekspresi sedih.
"Kau tahu mereka berdua adalah bos di lingkaran ilegal yang sangat sulit disentuh bahkan oleh orang sepertiku!” ucap tuan Ardiansyah dengan pelan.
“namun aku percaya bahwa kau mampu membereskan mereka semua sekaligus!” ucap tuan Ardiansyah dengan yakin.
“tenang aku tidak akan meminta sedikitpun wilayah mereka jika kau berhasil menyingkirkan mereka di kota Nozel!” tambah tuan Ardiansyah kepada Leon.
Leon tidak langsung memberikan jawabannya kepada tuan Ardiansyah.
Karena dia masih memikirkan wilayahnya di kota Nozel yang sedang mengalami penyerangan terus menerus.
Bahkan dia sudah kehilangan beberapa orang orang terbaiknya, jika dia harus berurusan dengan duo maut seperti Gerald dan Pangestu.
Maka bisa di pastikan semua yang sudah di bangunnya selama ini akan tamat.
“aku akan memikirkannya, kau tahu kota Nozel saat ini sedang mengalami masalah yang sangat pelik tentang perebutan wilayah karena bungkamnya tuan Renan!” ucap Leon dengan tenang.
“bahkan aku kehilangan banyak petarung terbaik ku karena mempertahankan wilayah kekuasaan ku itu!” tambahnya dengan bingung.
Tuan Ardiansyah yang mendengar ini hanya tersenyum.
“aku akan memberikan sedikit tambahan operasional untuk mu dan akan aku pinjamkan Vargas kepadamu!” ucap tuan Ardiansyah kepada Leon.
Leon yang mendengar hal itu menjadi sangat gembira, bukan karena uang yang diberikan.
Tapi karena tuan Ardiansyah akan meminjamkan salah satu dari pengawal pribadinya yaitu Vargas.
Dia adalah salah satu master yang terkenal karena kemampuan tinjunya !
“baiklah aku akan menghancurkan keluaga Dirga dan Hardianto untuk mu sahabatku!” ucap Leon dengan perasaan senang.
Firman dan Farhan yang mendengar itu tidak dapat berbuat apa apa seluruh tubuhnya mati rasa karena disiksa semalaman.
Mereka hanya diberi makan dan minum agar mereka terus hidup.
Nasib Jack dan Roland lebih baik, karena Farhan dan Firman belum sempat menyebut tentang keterlibatan mereka.
Namun Jack dan Roland saat ini telah meminta perlindungan kepada pak David dari keluarga Kusuma.
tdi bagi tugasnya masing-masing 30 org, berarti total ny 120 tambah pemimpin jadi 124 orang lah
jadi lanjut baca saja, Kalo ceritanya sudah sudah tidak menarik baru.... Permisi Selamat tinggal...