Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemilik Kekuatan Bulan Bintang
Hal semacam ini rasanya sulit dipercaya apalagi di jaman modern seperti sekarang. Namun tidak bisa dipungkiri ternyata hal ini ada dan nyata, semua ini berawal dari satu bulan yang lalu. Disisi lain bumi terdapat dunia lain yang disebut dunia magic, di dalam dunia ini terdapat dua golongan kekuatan yaitu putih dan hitam. Kekuatan putih disebut pemilik anugrah sedangkan kekuatan hitam yaitu kegelapan. Pemilik anugrah akan memiliki tanda sebagai pengenal kekuatannya. Setiap orang akan memiliki satu tanda dengan bentuk yang berbeda kecuali Gibela. Bentuk tanda kekuatan milik Gibela ada dua yaitu bulan dan bintang yang terletak di pergelangan tangannya, hal ini sangat langka dan menjadi satu-satunya di dunia magic. Gedung Power of Destiny yang terletak di Pegunungan Astra bagian Selatan Dunia Magic merupakan sebuah negeri golongan kekuatan putih yang pimpin oleh Guru Hayeo, warga negeri tersebut sekitar 10.000 orang sedangkan murid yang dimilikinya berjumlah 2.000 orang.
Di Gedung Power of Destiny
Beberapa hari terakhir telah muncul kekuatan hitam di Pegunungan Astra Selatan, Guru Hayeo mengadakan pertemuan bersama murid senior di aula gedung pod untuk membahasnya. Semua murid senior yang diundang sudah memiliki tugasnya masing-masing dalam hal ini, jika ada suatu masalah tidak sulit bagi mereka untuk menyelesaikan.
“Malam semakin larut, mari kita akhiri pertemuannya sampai disini. Silahkan para senior kembali ke ruangan masing-masing,” perintah yang memimpin pertemuan itu.
“Baik,“ serentak para senior menjawab.
“Ada masalah apa Guru ?” setelah semua bubar Dion bertanya.
“Mimpi itu muncul lagi tapi kali ini berbeda,“ jawab Guru Hayeo.
“Pertanda baik atau buruk Guru ?”
“Aku masih belum mengetahuinya, tapi aku harap mimpi itu pertanda baik,” jawabnya sembari melangkah pergi menuju ruang kerja miliknya dan di ikuti Dion.
Guru Hayeo bisa melihat masa depan melalui mimpinya, bentuk tanda kekuatannya adalah Dreamcather yang ada di punggungnya. Pemilik anugrah terlahir karena takdir yang memilihnya selain itu pemilik anugrah bisa muncul sebab adanya kekuatan baik di dalam dirinya. Melalui mimpinya Guru Hayeo dapat mengetahui kelahiran pemilik anugrah. Seseorang yang baru memiliki kekuatan anugrah akan di bawa ke gedung pod, disini mereka akan di latih untuk mengontrol kekuatan yang dimilikinya.
“Oh iya Guru apa isi mimpinya ?” tanya Dion sesampainya di ruang kerja Guru Hayeo.
Dion merupakan kaki tangannya Guru Hayeo, dia mengetahui berbagai pengetahuan yang tertulis dan tidak tertulis. Jika orang-orang harus membacanya dahulu agar dapat memahami isi bukunya dan untuk mengetahui apa yang ada didalamnya berbeda dengan Dion, cukup baginya dengan melihat sekilas semua yang ada di dalam buku atau benda dapat diketahui dengan mudah dan cepat.
“Didalam mimpi itu aku melihat seorang gadis berdiri memancarkan cahaya emas terang tapi dia di kelilingi orang-orang yang sudah mati terbunuh, tubuh orang-orang itu memiliki aura kegelapan. Dibagian akhir mimpi aku sempat melihat tanda bulan dan bintang tepat di pergelangan tangannya,” Guru Hayeo menjelaskan sembari duduk di kursi kerjanya.
“Apakah Guru bisa melihat wajahnya dengan jelas ?”
“Tidak, hanya itu yang dapat ku lihat.”
“Sepertinya akan terlahir pemilik anugrah yang memiliki 2 tanda kekuatan di negri ini Guru.”
“Benar, dia akan menciptakan sejarah baru di Negeri ini. Keunikan dan kehebatannya akan dikenal di seluruh dunia magic.”
“Tiga hari lagi akan ada bintang jatuh, kita harus menyiapkannya Dion ! Kemungkinan besar pemilik anugrah itu akan terlahir dihari bintang jatuh,” sahut Guru Hayeo melangkah mendekati jendela lalu menatap ke langit.
“Baik Guru.”
Keesokan harinya Dion mengumpulkan murid senior dan memberikan tugas kepada mereka sesuai intruksi Guru Hayeo. Pemilik anugrah itu bisa lahir di mana saja di belahan negeri magic ataupun di dunia nyata. Dion membagi mereka menjadi beberapa kelompok untuk mengawasi jatuhnya meteor itu. Guru Hayeo mengatakan sumber kelahiran pemilik anugrah ini adalah dari meteor itu yang tidak lain kekuatan kebaikan dari tuhan, hanya pemilik anugrah yang dapat melihat meteor jenis ini. Bentuk meteor ini menyerupai bintang dengan sinar emas berbeda dari bintang jatuh lainnya.
”Guuurrrruuuuu … “ Dion membuka pintu ruang kerja Guru Hayeo dengan tergesa-gesa.
“Ada apa ?” Guru Hayeo langsung menoleh.
“Dibelahan dunia nyata tepatnya di Negara Indonesia, muncul pancaran cahaya sepertinya pemilik anugrah telah lahir,” suara ngos-ngosan.
“Pemilik anugrah lain terlahir satu hari sebelum bintang jatuh besok, kelahiran mereka tidak muncul didalam mimpiku.
Pergilah bawa mereka kemari !”
“Baik Guru,” jawab Dion langsung pergi meninggalkan ruangan.
“Baru kali ini kelahiran pemilik anugrah tidak di ketahui Guru,” ucap salah satu murid senior.
“Benar Guru hanya membicarakan pemilik anugrah bulan dan bintang saja,” sahut murid senior lain.
“Guru, setelah ditelusuri pancaran itu berasal dari empat tempat,” datang satu murid melapor.
“Sepertinya mereka dan pemilik kekuatan bulan dan bintang memiliki ikatan takdir.”
Dion memimpin kelompok pencarian untuk menemukan lokasi empat pancaran itu. Pancaran itu berasal dari dua daerah di Indonesia, lokasi pertama di daerah Subang tepatnya di rumah seorang gadis bernama Yeni dan lokasi kedua di daerah Jakarta satu rumah seorang gadis bernama Clara serta di rumah dua orang pria bernama Boy dan Rayhan. Dion meminta Mey dan Jey menjemput keempat orang itu untuk dibawa ke gedung pod.
“Guru tanda kekuatan mereka berbentuk bintang di bagian lengan,” Mey dan Jey tiba di ruang keamanan gedung pod.
Ruang keamanan adalah ruangan khusus yang digunakan untuk mereka yang pertama kali mendapat anugrah. Ruangan ini di desain secara khusus anti kekuatan, sering kali pemilik anugrah yang baru terlahir memunculkan kekuatannya yang belum stabil sehingga dapat mengancurkan tempat atau orang yang ada di dekatnya karena itulah mereka dibawa keruangan ini.
“Warna tandanya putih,” Guru Hayeo mengecek tanda di lengan salah satu diantara empat orang itu.
“Ternyata benar kelahiran mereka berempat ada hubungannya dengan pemilik bulan dan bintang.”
Salah satu diantara mereka terbangun “Hoooaammm….” menguap sangat lebar.
“Loh ko banyak orang ?” yang terbangun adalah Clara, karena Clara belum sepenuhnya tersadar dari tidurnya dia mengira masih didalam mimpi.
“Kaya nyata ?” mencoba memastikan yang dia lihat itu benar atau hanya mimpi.
“Awww sakit,” mencubit pipinya sendiri.
“Ko sakit sih berarti ?? aaahhhhh dimana ini ?” teriak Clara membengunkan Yeni, Rayhan dan Boy.
“Suara berisik apa itu ?” Yeni membuka sebelah matanya mengecek.
“Hah ?” menggosok matanya berkali-kali.
“Ki ki kita dimana ?” tanya Yeni melihat seseorang disampingnya yaitu Clara.
“Mana aku tau,” nada ketakutan.
“Selamat datang di Dunia Magis,” Dion menyapa mereka berdua.
“Prank kamu sungguh menakjubkan Cla,” ucap Boy.
Clara, Rayhan dan Boy merupakan teman lama kini mereka kuliah ditempat yang sama. Clara suka sekali menjahili kedua temannya itu sehingga membuat mereka tidak merasa aneh lagi.
“Permainanmu sudah berakhir Cla hentikan segera !” sela Rayhan.
“Boy Rey aku sedang tidak bercanda ini beneran kalau gak percaya sini aku buktiin,” mencubit keduanya.
“Ahhh sakit tau kenapa kamu melakukannya ?” Boy mengusap-ngusap tangannya.
“Untuk membuktikan kalau ini bukan mimpi.”
“Nyewa dimana kamu Cla ?” Rayhan masih tidak percaya.
“Maksudmu ?”
“Para aktor itu.”
“Rayhan aku tidak melakukan apapun dan aku tidak tau siapa mereka semua, yang aku tau bangun-bangun sudah ada disini sama kalian dan dia,” menunjuk Yeni.
“Berhenti Cla !”
“Eh maaf bukannya mau ikut campur tapi apa yang dikatakan dia benar aku sebagai saksinya,” bela Yeni.
“Artinya ??” Boy bengong seketika.
“Kalian pasti terkejut tiba-tiba berada di tempat asing dikelilingi orang yang tidak dikenal. Mey dan Jey membawa kalian kemari mereka adalah petugas teleportasi antar dunia lain. Saat ini kalian berada di Gedung Power of Destiny tepat di Pegunungan Astra Selatan Dunia Magis. Kalian adalah pemilik anugrah yang baru lahir, kami harus membawa kalian kemari agar tidak terjadi hal buruk di dunia kalian,” jelas Dion.
“Pemilik Anugrah ?”
“Seorang pemilik anugrah adalah seseorang yang memiliki kekuatan. Jenis kekuatan kalian masih belum diketahui perlu pengujian kekuatan astra untuk mengetahuinya,” sambung Guru Hayeo.
“Mana mungkin,” Clara tidak percaya. Dion mengambil porselin lalu melemparkannya pada Rayhan, tanpa diduga Rayhan bisa menangkapnya dengan satu tangan.
“OMG ?”
“Yang barusan terjadi itu ?”
“Kekuatan anak muda ini berkaitan dengan waktu.”
“Aku bisa melihat waktu melambat sehingga bisa menangkap porselin itu,” jelas Rayhan.
“Tapi yang terlihat kamu sangat cepat menangkapnya.”
“Jadi apa kalian percaya ?” tanya Mey, keempatnya langsung mengangguk.
“Kemungkinan kekuatan yang kalian miliki berbeda meski bentuk tanda kekuatan sama,” ucap Guru Hayeo.
“Namaku Dion dan Beliau adalah pemimpin disini Guru Hayeo.”
“Namaku Nuraeni Putri usia 22 tahun, panggil saja Yeni.”
“Aku Adinda Putri Clarista usia 22 tahun, panggil saja Clara."
“Kita semuran Yen,” tambahnya sambil menepis pundaknya Yeni.
“Namaku Briyan Samudra usia 24 tahun, panggil saja Boy.”
“Aku Muhammad Rayhan Putra usia 24 tahun, nama panggilan Rayhan.”
“Perkenalan yang lengkap.”
“Selamat bergabung bersama kami Yeni, Clara, Boy dan Rayhan.”
“Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui,” mereka berempat mendengarkan Guru Hayeo dan Dion yang menjelaskan tentang kedatangan pemilik anugrah kekuatan bulan dan bintang.
“Besok adalah hari dimana meteor jatuh atau sering disebut bintang jatuh kita harus bersiap.”
Dion mengetes jenis kekuatan yang dimiliki mereka berempat dan menetralkan kekuatannya, setelah selesai mereka diminta mengambil bagian untuk besok. Dion membagi kelompok untuk menjaga wilayah yang kemungkinan kejatuhan kekuatan bulan dan bintang. Beberapa diantaranya ditugaskan di berbagai wilayah Dunia Magis sedangkan Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy di dunianya.
“Sebentar lagi Dion,” Guru Hayeo dan Dion mengawasi dari gedung pod.
“Semuanya bersiap di posisi masing-masing !” perintah Dion.
“Baik,” semua orang menjawab di wilayahnya masing-masing.
Dion mengunakan benda sihir seperti telpon untuk menghubungkan semua kelompok.
“Kecepatan meteornya membuat kita tidak bisa memprediksi kemana jatuhnya,” satu meteor terlihat berbeda dari yang lainnya melesat dengan sangat cepat.
“Kita kehilangan meteor nya.”
“Diantara kalian semua tidak ada satupun yang melihat kemana jatuhnya,” tanya Dion tegas.
“Tidak ada waktu lagi kita harus mencari tahu lokasinya.”
Disisi lain gadis kesayangan kedua orang tuannya baru saja pulang kerumah untuk berlibur selama beberapa hari. Dia adalah anak satu-satunya, dia selalu dimanjakan kedua orang tuannya, apapun yang diinginkannya selalu diberikan. Seperti biasa dia selalu bangun siang sedangkan kedua orang tuannya sudah bangun dari subuh karena harus pergi bekerja di ladang/kebun.
“Mamah berangkat dulu yah, jangan lupa makan lauknya sudah disiapkan dimeja,” masuk kedalam kamar anak gadisnya.
“Okey,” seluruh tubuhnya masih tertutupi selimut dia hanya mengacungkan jempol tangannya.
Tepat pukul 10 pagi dia mulai bangun lalu mencari jam tangan miliknya “Kemarin aku menyimpannya di …..”
“Dimana sih ?” akhirnya dia bangun karena kesal tidak menemukan jam tangannya.
“Kaya ada yang salah ??” dia tidak menyadari dirinya dalam keadaan melayang.
“Perasaan ranjangnya gak tinggi deh,” kakinya mencari lantai, setelah di cek dia menelan air liurnya sendiri.
“Mimpi apa nyata ? aku harap ini hanya mimpi,” kembali ke posisi semula dan memejamkan mata.
Satu jam berlalu “Lapar sekali …” dia pikir tadi hanya mimpi jadi dia melupakan yang terjadi sebelumnya.
“Masih sama ?” dia bingung lalu mencubit lengannya untuk memastikan.
“Nyata ? apa yang terjadi ? aku mau turun,” perlahan tubuhnya kembali kekasur.
“Loh semudah itu,” mencobanya kembali melayang lalu turun melayang lagi turun lagi begitupun seterusnya sampai dia lelah mengulanginya.
“Sihir macam apa ini kenapa aku bisa melakukannya ?” berjalan keluar kamar.
“Barusan aku aku …” saat mengambil air minum dirinya seperti melesat kencang.
“Mari kita lihat ! yang aku pikirkan benar atau salah,” menggerakan sapu.
“Berhasil !! Aneh sih tapi …..” dia begitu bersemangat dan muncul ide.
Dia menggunakan sihir membereskan rumah dimulai dari sapu-sapu, pel lantai, mencuci baju, mencuci piring sedangkan dirinya asik makan sambil nonton TV.
Gadis itu bernama Adinda Gibela Farah Amani. Anak perempuan dari pasangan Nyi Fitasyah dan Muhamad Omsya. Gibela lahir di tahun emas dan hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 24 tahun. Ibunya mempunyai anak perempuan dari pernikahan sebelumnya bernama Kyara Ryna Putri, Gibela sangat menyayangi kakaknya itu meski dimasa kecil selalu terjadi pertengkaran antara kakak beradik. Setelah kakaknya menikah dan tinggal bersama suaminya Gibela hanya bisa bertemu dengan kakaknya itu satu tahun sekali, jarak membuat kakak beradik ini menjadi semakin dekat dan saling menyayangi. Gibela lulus SMK tahun 2020 lalu bekerja di PT daerah Subang tahun 2021, Gibela tidak mau merepotkan kedua orangtuanya yang sudah tidak muda lagi jadi dia memutuskan bekerja keluar kota untuk membiaya kehidupannnya sendiri. Selain itu Gibela adalah seorang Mahasiswa jurusan Teknik, ditahun yang sama dia lulus SMK mendaftar menjadi Mahasiwa Universitas Terbuka Bandung.
“Apa dia lupa yah ?” mengecek ponselnya.
“Hampir saja,” mengingat obrolan bersama sahabatnya lalu segera menelpon perusahaan jasa antar barang.
Obrolan chat :
Yeni : Gi tolong kirim lokasi rumahmu !
Gibela : Aku kira gak jadi (mengirim lokasi map rumahnya)
“Bagaimana kita mencari kemana meteor kekuatan itu jatuh ?” terdengar seorang Senior.
“Kekuatan itu memancarkan cahaya emas, kita bisa mengetahuinya melalui pancaran cahayanya,” jawab Guru Hayeo terdengar Yeni.
“Kenapa begitu sulit sih mencari tuh kekuatan,” mengela napas sembari mengecek lokasi yang dikirimkan Gibela.
Tiba-tiba Yeni terdiam memandang ponselnya itu, Clara yang melihatnya langsung menghampiri.
“Ada apa Yeni ?” bukannya menjawab Yeni malah menunjuk ponselnya.
“Pancaran cahaya emas ? dimana itu Yen ?” tanya Clara spontan.
“Ruumaahnya Gibela sahabatku,” jawab Yeni terbata-bata.
“Guru lihat ini adalah pancaran vahaya emas yang kita cari,” Clara mengambil ponselnya untuk di tunjukan pada Guru Hayeo.
“Mey Jey jemput dia !!” tanpa basa-basi mereka berdua pergi menjemputnya.
Gibela kaget di datangi dua orang asing yang muncul tiba-tiba tepat didepan dirinya. Gibela tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dia terus menonton TV dan menginghiraukannya pura-pura tidak melihat mereka berdua.
“Salam Nona silahkan ikut kami !”
“Ilusi macam apa ini sehingga terlihat nyata.”
“Guru Hayeo meminta kami untuk menjemput Nona Gi.”
“Kalian tau namaku dari mana ?”
“Bukan hanya itu kami juga mengetahui kekuatan yang dimilikimu.”
“Kenapa aku harus mempercayai kalian ?”
Mey membuka lengan baju Gibela “Tanda kekuatan ini.”
“Sepertinya mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padaku, sebaiknya aku ikut bersama mereka untuk mencari tahu kebenarannya,” suara hati Gibela.
“Baiklah aku akan pergi bersama kalian,” berjalan kekamarnya mengambil kerudung.
Ketika tiba Mey dan Jey mengonfirmasi kedatangannya dan disaat yang sama Guru Hayeo merasakan kekuatan Gibela begitu stabil dibandingkan murid lainnya karena itu dia memerintahkan membawanya ke aula gedung pod. Gibela berjalan mengikuti kedua orang yang membawanya tadi sepanjang jalan dia memperhatikan sekelilingnya.
“Dimana ini ? dari forniturenya seperti di dunia lain.”
“Kita sudah sampai,” Mey dan Jey membuka pintu aula yang besar.
Perlahan Gibela berjalan maju melihat orang-orang yang ada didalam ruangan.
“Kami sudah lama menunggu kedatanganmu,” seorang pria paruh baya berdiri paling depan menyambutnya.
“Kedatanganku ?” diantara semua orang asing ada satu orang perempuan yang dia kenal.
“Hay …” menyapa sahabatnya.
“Yeni itu kamu ?”
“Hehe ….”
“Nampaknya dirimu kebingungan melihat semua ini.”
“Selamat datang di Gedung Pod Pegunungan Astra bagian Selatan Dunia Magic,” Dion maju menyambutnya.
“Biasanya yang ulang tahun itu dapat kejutan berupa kue ucapan selamat ulang tahun dan kado tapi aku malah mendapatkan sesuatu diluar logika, lama-lama aku bisa jadi gila,” suara hati Gibela.
“Gi apa kamu baik-baik saja ?” Yeni khawatir melihat sahabatnya itu terdiam.
“Tidak apa-apa,” jawab Gibela dingin.
“Astaga aku dalam bahaya,” mendengar nada suara Gibela membuatnya takut.
“Dia pemilik kekuatan bulan dan bintang ? cantik sekali,” Boy terpana melihat Gibela.
“Gadis yang kalem,” Rayhan tersenyum tipis.
“Wah berkarisma sekali,” Clara dibuat takjub padahal saat itu Gibela mengenakan kaos pendek dan memakai jaket.
“Kalau begitu mari aku perkenalkan beliau adalah Guru Hayeo pemilik gedung ini, murid senior Mey dan Jey, mereka Boy Rayhan dan Clara. Aku rasa yang satunya tidak perlu dikenalkan,” melirik Yeni.
“Dan kamu ?”
“Saya Dion.”
“Gibela duduklah disebelahku !” pinta Guru Hayeo.
Tanpa berkata Gibela duduk disamping Guru Hayeo.
“Bisa aku melihat tanganmu ?”
“Tentu.”
“Tanda kekuatan yang cantik dengan orang yang cantik.”
“Dia tidak mungkin suka denganku kan,” merasa curiga mendengar ucapan Guru Hayeo.
“Jangan takut aku tidak berniat apapun selain menjadikanmu salah satu muridku.”
“Tolong ke intinya saja !”
“Jiwa kepemimpinan yang luar biasa,” suara hati Dion.
“Namamu Gibela bukan ?”
“Benar.”
“Lengkapnya Adinda Gibela Farah Amani usia 24 tahun,” Yeni menambahkan.
“Kamu seusiaan dengan kami.”
“Meski begitu Rey dia lebih muda darimu,” lagi-lagi Yeni menjawabnya.
“Dari semalam kami mencari meteor kekuatan yang terjatuh tidak disangka ternyata itu adalah kamu Gi.”
“Saat ini kamu berada di Dunia Magic, semua orang yang ada disini memiliki berbagai macam jenis kekuatan dan sihir. Pertama kali dalam sejarah terlahir pemilik anugrah dengan dua bentuk tanda kekuatan seperti milikmu,” mendengar Guru Hayeo menyambung kalimat Yeni, Gibela melihat tanda di tangannya.
“Anda sangat istimewa dibandingkan kami semua pemilik anugrah,” Dion menambahkan.
“Kenapa aku bisa mendapatkan kekuatan ini ?”
“Didalam dirimu terdapat kebaikan sehingga kekuatan itu memilihmu sebagai pemiliknya.”
“Jika benar begitu apa Guru bisa memberitahuku kekuatan apa yang aku miliki ?”
“Tidak tapi alat ini bisa,” meminta Dion membawa alat pengecek kekuatan pemilik anugrah yang tadi digunakan Yeni dan tiga yang lainnya.
“Kami memerlukan darahmu untuk dimasukan kedalam air ini !”
“Tidak masalah,” mengambil jarum di kerudungnya lalu menusuk jari tengah hingga mengeluarkan darah dan meneteskannya kedalam wadah air itu.
“Lihat mulai bereaksi !” semua orang menantikan jenis kekuatan yang akan dimilikinya namun ketika cahaya keluar bukannya menunjukan kekuatan apa yang dimiliki Gibela alat itu malah hancur ‘prak’.
“Bagaimana mungkin ? alat itu terbuat dari perak langka dan tulang hewan legenda tidak mudah untuk menghancurkannya.”
“Alatnya tidak mau menebak kekuatan apa yang aku miliki.”
“Aneh kenapa bisa ?” Jey melirik Gibela.
“Hahaaa akhirnya aku bisa mendapatkan murid yang hebat,” Guru Hayeo sangat bahagia melihat alat tes kekuatan itu hancur.
“Guru ?”
“Ehem …” merapihkan bajunya.
“Kekuatanmu sangat tinggi sehingga alat inipun tidak bisa menahannya. Empat kekuatan terlahir sebelum kelahiran kekuatan bulan bintang, karisma dan kepemimpinanmu akan terkenal diseluruh penjuru Negeri karena itu kalian akan dikenal sebagai Five Friend Fod.”
“Itu artinya Gibela adalah ketua dari Five Friend Fod.”
“Supaya lebih mudah bagaimana kalau disingkat menjadi 3F ?”
“Setuju …”
“Sepertinya aku akan memanggilmu Ketua Gi.”
“Dan aku akan memanggilmu Senior Dion,” Gibela tersenyum.
“Astaga senyumannya itu membuatku meleleh,” bisik Boy yang berakhir dipukul Rayhan.
“Hentikan nanti dia bisa mendengarnya,” meski suara mereka sangat pelan tapi Gibela bisa mendengarnya dengan jelas.
“Malam sudah larut kalian tidurlah disini ! Dion akan menyiapkan ruangannya untuk kalian.”
“Baik.”
“Oh iya bagaimana kami kembali ke rumah nanti ?”
“Semua pemilik anugrah bisa berpindah tempat sesuai keinginannya termasuk kalian.”
“Benarkah ? jika begitu kenapa Mey dan Jey memiliki tugas itu ?”
“Karena tugas mereka berbeda,” Gibela menjawabnya dan membuat semuanya terkejut.
“Hah ??” menatap ke arahnya.
“Kekuatan pindah tempat dimiliki semua pemilik anugrah yang sudah mengetahuinya sedangkan pemilik anugrah baru tidak.”
“Ohh begitu ternyata,” mereka berempat mengangguk.
“Ruangan 3F sudah siap,” Dion datang setelah selesai menyiapkan ruangan untuk Gibela dan yang lainnya.
“Sebaiknya kalian pergi istirahat !”
“Baik Guru.”