Austin mengusir adik angkatnya, karena hamil diluar nikah. apalagi, dari awal Austin sangat tidak menyukai Shireen, ketika mengetahui Shireen hamil tanpa pikir panjang Austin langsung menyuruh adik angkatnya untuk keluar dari rumah. dan ketika Shireen menikah dengan orang yang telah menghamilinya, hidup Shiren sangat menderita, Wanita itu selalu mendapatkan kekerasan dari suaminya, dan tentu saja Shireen menerima kekerasan dari suaminya selama bertahun-tahun.
hingga pada akhirnya, Shireen dipertemukan lagi dengan Austin, di mana ternyata Shireen bekerja di perusahaan milik kakak angkatnya. sebisa mungkin, Shiren berusaha untuk menghindari Kaka angkatnya, karena dia tidak ingin dipecat oleh Austin, apalagi dia yakin Austin masih sangat membencinya, karena ketika bekerja di kantor Austin, Shiren mendapatkan gaji yang besar.
tapi sayang keinginan Shireen sepertinya sia-sia, pada akhirnya Austin mengetahui Shireen bekerja di perusahaannya, dan tentu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia sudah tau
Aku update dua bab
Ketika Sudah mempunyai sebuah ide, Austin langsung melihat ke arah samping, dia melihat ke arah ruang lewat Ilona, karena ruang rawat Ilona di Camila tidak berbeda jauh..
Austin menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, jujur dia sendiri pun tidak yakin dengan rencananya mengingat bahwa dulu ayah tirinya juga pernah mendekati ibunya agar dekat dengannya Helena. Tapi ketika mengingat itu, Austin yang sempat ragu kembali yakin. Toh ayahnya juga melakukan hal yang sama dengan yang akan dia lakukan sekarang karena dia meniru ayahnya.
Jika dulu ayahnya sampai jatuh cinta pada ibunya walaupun awalnya hanya pura-pura, tapi berbeda dengan Austin. Di mana dia sama sekali tidak berniat untuk menyayangi putrinya, dan hanya berpura-pura saja untuk mendapatkan simpati ibunya.
Setelah cukup lama terdiam, Austin pun bangkit dari duduknya, kemudian Dia berjalan ke arah ruang rawat Ilona. walaupun malas menemui Shireen, tapi demi melakukan rencananya, tentu saja Austin harus berbicara terlebih dahulu dengan wanita itu.
Ketika sudah berada di depan ruang rawat ilona, Austin mengintip ternyata Shireen sedang duduk berangkar sambil memeluk Putri mereka, tidak ada getaran apapun yang dirasakan oleh Austin ketika melihat Ilona, dah sekarang dia harus berpura-pura untuk menyayangi anak itu.
Shireen yang sedang memeluk Ilona di atas ranjang rumah sakit merasa diperhatikan, hingga wanita itu langsung menoleh ke arah samping. Mata Shireen membulat ketika melihat siapa yang sedang mengintip di depan ruang rawat putrinya, jantung wanita itu berdegup sangat kencang ketika melihat Austin
Ketika melihat wajah ayah dari anaknya, seketika perasaan campur aduk menerpa Shireen, benci, kecewa marah jadi satu. Tapi sepertinya Shireen terlalu lelah untuk menghadapi lelaki itu.
Sepertinya, energi Shiren habis karena kejadian di masa lalu, jadi dia tidak mau membuat dirinya sulit lagi dengan memikirkan Austin ataupun kebencian Austin padanya, yang dia pikirkan hanya kesembuhan Ilona.
Ketika mengetahui bahwa Austin mengintip, Shireen memilih untuk kembali menatap ke arah depan seraya mengelus punggung Ilona, dia tidak memperhatikan kakak angkatnya lagi.
Dan tentu saja itu membuat Austin berdecak kesal karena merasa Shiren mengabaikannya, hingga pada akhirnya Austin pun langsung masuk ke dalam ruang rawat putrinya, tentu saja Shireen dan Ilona kembali menoleh ke arah pintu.
ketika melihat Austin, Ilona langsung memegang pakaian ibunya dengan erat, "Mommy itu lelaki yang tadi datang!" Ilona berbisik pelan, hingga sekarang Shiren mengerti bahwa ternyata putrinya tidak berhalusinasi.
Dan karena sungguh begitu lelah menghadapi Austin, rasanya mulut Shiren tertutup rapat untuk sekedar bertanya kenapa Austin masuk ke dalam ruang rawat putrinya.
"ayo kita bicara!" ajak Austin ketika Shireen menatap ke arah depan dan tidak mau melihat ke arahnya.
" kita bicara besok ini sudah malam," jawab Shireen, padat, singkat dan jelas. Tatapan matanya tetap datar, bahkan dia sama sekali tidak menoleh ke arah kakak angkatnya.
Baru saja Austin akan berbicara lagi karena kesal keinginan di tolak, Austin lebih memilih berbalik dan keluar dari ruang rawat Ilona karena Ilona tanpa ketakutan ketika melihatnya.
"Jadi Paman tadi yang datang?" Tanya Shiren ketika Ilona sudah tenang, hingga Ilona mengangguk.
Shiren tidak tahu bagaimana hubungannya Ilona dan juga Austin kedepannya, karena walau bagaimanapun pasti kedua orang tua angkatnya akan berusaha mendekatkan Ilona dan juga Austin.
****
"Kau serius ingin mendekati putrimu?" Tanya Philips kedua lelaki berbeda generasi itu sudah duduk di kantin rumah sakit. Tadi, setelah kondisi Camila membaik, Philips langsung keluar untuk berbicara dengan Austin, hingga kini kedua ayah dan anak itu sudah duduk di kantin rumah sakit.
Dan ketika mendengar Austin mengatakan ingin dekat dengan Ilona, tentu saja Philips terkejut, dia mengingat kelakuannya sendiri di masa lalu di mana Dia berpura-pura mendekati Camila hanya untuk dekat dengan Helena dan Austin dan sekarang dia takut Austin akan meniru jejaknya yakni berpura-pura mendekati Ilona demi bisa mendapat maaf istrinya.
"Aku mengerti kekhawatiranmu, Dad. Ucapan Mommy tadi menyadarkanku, bahwa selama ini aku egois. Mungkin aku akan berusaha dekat dengan putriku, tapi aku tidak akan pernah melihat ke arah ibu. Daddy mengerti kan, maksudku? Daddy jangan khawatir, Aku tidak akan mengikuti jejak dari yang berpura-pura mencintai Mommy hanya ingin dekat denganku dan juga Helena."
Philips menatap wajah Austin dengan lekat, tadi dia sempat ragu dengan putranya. Tapi ketika Austin mengatakan tidak ingin dekat dengan Shireen Philip mulai kembali yakin karena jika putranya berpura-pura pasti Austin juga mengatakan akan berusaha menerima Shireen, tapi nyatanya Austin tetap pada pendiriannya yaitu tidak mau berhubungan lagi dengan Shireen.
"Aku tidak ingin membicarakan hal ini dengannya, jadi Daddy bisa mengatakan niatku padanya?" Tanya Austin lagi, diam-diam dia tersenyum ketika melihat lewat wajah ayahnya yang tampak percaya. Hingga Philips tampak berpikir, sebenarnya ini adalah suatu kemajuan untuk Philip, walaupun Austin tidak mau dekat dengan Shireen tapi setidaknya Austin mau mengakui darah dagingnya sendiri.
"Baiklah, Daddy akan coba bicara dengan Shiren. Tapi semua keputusan ada di tangan dia, Daddy tidak akan bisa memaksa jika Shireen tidak mengizinkanmu untuk dekat dengan Ilona."
Austin mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda mengerti dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya.
****
"Jadi kau setuju dengan keinginan Austin?" Tanya Philips, kemarin malam dia berbicara dengan Austin, dan sekarang giliran dia yang berbicara dengan Shireen.
Shiren menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Walaupun tahu suatu saat ayah angkatnya akan meminta Austin untuk dekat dengan Ilona, tapi bagi Shiren ini tidak adil. Dia yang membesarkan Ilona dengan keringatnya, tapi sekarang Austin tiba-tiba datang ingin dekat dengan Ilona.
Tapi di sisi lain, Shireen juga memikirkan bagaimana perasaan kedua orang tua angkatnya. Walau bagaimanapun ILona selamat karena kedua orang tua angkatnya, dan dia juga tidak kuasa menolak keinginan Philip.
"Bagaimana?" Tanya Philips.
Ilona menghembuskan nafas, kemudian dia mengangguk ragu. "Aku tidak bisa memutuskan, silakan Daddy tanya pada Ilona. Karena Ilona juga sudah mengetahui Austin adalah ayahnya."
"Ilona sudah tahu?" Tentu saja Philips terkejut dia berpikir Ilona tidak tahu tentang Austin. Rupanya, tadi pagi Shireen terpaksa memberitahukan semuanya pada Ilona, karena walaupun sekilas Ilona bisa melihat kemiripan antara dia dan ayahnya hingga dia langsung bertanya pada ibunya
"Hmm, Dad. Ilona sudah tahu. Jadi, Daddy tanyakan saja padanya."