NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Tuan Edward

Pengantin Untuk Tuan Edward

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Pengantin Pengganti
Popularitas:412k
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Di pungut oleh Ayahnya untuk menggantikan adik tirinya menikahi anak haram dari keluarga ternama.

Dia di tolak mentah-mentah oleh anak haram keluarga ternama itu, tapi pada akhirnya dia tetap menikah.

Dia harus menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak menyenangkan karena suaminya begitu membenci dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

"Pelayan rumahmu itu, dia benar-benar sangat cantik ya?" Tanya Mikha penasaran dengan bagaimana tanggapan Edward saat dia menanyakan itu.

Mikha memang tidak merasa kalah cantik, tetapi jika ada wanita yang cantik lainnya berada di sekitar pria yang dia sukai, tentu saja itu bisa disebut dengan ancaman.

Edward memaksakan senyumnya. Dia benar-benar begitu percaya diri bahwa, dia sama sekali tidak memiliki perasaan apapun yang menjurus atau perasaan yang berkaitan dengan hati dan juga perasaan. Edward menatap Mikha dengan percaya diri lalu menjawab, "Memang banyak wanita cantik, tapi wanita yang menarik itu sangat jarang. Aku bahkan, hampir tidak bisa membedakan mana yang cantik dan mana yang tidak karena kebanyakan, wanita zaman sekarang lebih senang memoles wajahnya dibanding memoles sikapnya."

Melihat ekspresi wajah Edward yang begitu meyakinkan saat berbicara dan juga terlihat serius, Mikha benar-benar merasa cukup tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan tentang gadis pelayan yang memiliki wajah cantik itu.

Di dapur rumah.

Amaya membuang pecahan kaca dari cangkir teh itu ke dalam tempat sampah. Sebentar dia terdiam mencoba untuk terus memperbaiki ekspresi wajahnya agar tidak ada orang yang dapat melihat betapa kacau perasaannya saat itu. Amaya memejamkan matanya sembari menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan.

Amaya sebaik mungkin yang bisa dia tunjukkan lalu bergumam kepada dirinya sendiri, "semua akan baik-baik saja, adalah hal yang wajar jika laut menciptakan ombak. Walaupun, memang ombak datang silih berganti, aku hanya perlu meyakini bahwa semua akan baik-baik saja, Aku pasti bisa mengatasi semuanya sebaiknya aku bisa."

Setelah emosi di hatinya sedikit mereda, segera Amaya mencuci bersih jari yang terkena atau tergores pecahan cangkir teh. Amaya memasang perban luka atau semacam hansaplast ke lukanya, setelah itu, barulah Amaya kembali mengambil 2 cangkir teh dan membuatkan teh hangat yang tidak terlalu manis juga tidak terlalu panas. Tidak lupa, Amaya menyiapkan camilan untuk dinikmati bersama teh hangat itu. Setelah semuanya selesai, Amaya menjalankan kakinya sembari membawa nampan berisi apa yang dia buat tadi menuju ke ruang tamu di mana Edward dan juga Mikha berada.

"Maaf karena terlalu lama," pinta Amaya tak memperlihatkan sama sekali apa yang dirasakan oleh hatinya. "Semoga teh yang saya buat kali ini benar-benar sesuai dengan selera Anda berdua."

Amaya mengangkat satu demi satu cangkir teh itu, lalu meletakkan di meja di hadapan Edward dan juga Mikha. Tidak lupa juga, Amaya meletakkan sepiring camilan yang sudah dia siapkan tadi agar bisa dinikmati bersama dengan teh hangat itu.

Edward tidak menjawab sama sekali apa yang diucapkan oleh Amaya. Dia enggan menatap ke arah wanita itu, Tapi entah mengapa dia terlihat begitu emosi. Dia kesal, sungguh dia merasa kesal sekali karena Amaya benar-benar totalitas dalam memerankan tokoh pelayan seolah-olah profesi sebagai pelayan rumah sudah begitu mendarah daging di dalam dirinya.

Edward sungguh terhina dengan cara Amaya yang seolah terus ingin mengingatkan kepada Edward bahwa, barang yang telah dibeli Edward dengan sangat mahal, nyatanya adalah sesuatu yang sangat tidak berharga sama sekali. Jangankan memiliki fungsi yang sesuai ekspektasinya, bahkan barang itu tak dapat mengekspresikan dirinya karena tidak ada satupun yang bisa dibanggakan dari barang tersebut.

Mikha tersenyum. Dia menatap Amaya yang tidak bisa dipungkiri bahwa, semakin dia memperhatikan wajah Amaya, dia semakin yakin bahwa, Amaya memang cantik. Mikha memutuskan untuk mengajak bicara Amaya sebentar meski itu terdengar seperti basa-basi semata, "Kau sudah menikah?"

Amaya yang sudah memiliki niat untuk langsung meninggalkan tempat itu kini tiba-tiba harus menghentikan langkah kakinya yang bahkan belum dia mulai. Amaya menatap Mikha sembari memaksakan senyumnya lalu menjawab, "Saat ini, Saya memiliki sebuah penghalang besar yang sangat sulit untuk disingkirkan untuk bisa mendapatkan seseorang yang bisa saya ajak untuk menikah. Bantu saya dengan doa anda, semoga saja di kemudian hari saya dapat bertemu dengan seorang pria yang baik, sehingga saya memiliki keyakinan untuk segera menikah."

Mikha kembali tersenyum sembari menganggukkan kepala. "Kau memiliki wajah yang cantik, tentu saja banyak pria yang rela antri untuk mendapatkanmu."

Amaya tersenyum dengan mimik wajahnya yang terlihat begitu kelu. Tentu saja dia mengingat dengan benar, sepanjang hidupnya, bahkan tidak ada satu orang pun yang sudi melihat ke arahnya. Mengantri katanya? mengingat kata-kata itu, sama yang benar-benar ingin terkekeh menertawakan ucapan yang tidak masuk akal semacam itu. Sudah puluhan tahun, Amaya sudah terbiasa dengan penghinaan dan juga rasa sakit, hal itu benar-benar membuatnya merasa bahwa, kalimat yang keluar dari mulut orang lain baik berbentuk hinaan atau pujian adalah sesuatu yang sulit untuk dia bedakan karena kesannya tetap saja buruk yang tersampaikan kepadanya.

"Entahlah, Nona. Sebenarnya, saya sama sekali tidak tertarik dengan pria. Entah mungkin karena pengalaman tidak baik di masa lalu, atau karena saya memiliki penyimpangan yang selama ini mati-matian saya elak." ujar Amaya lalu, segera dia memundurkan langkahnya karena dia tidak ingin berada di sana lebih lama lagi dan meladeni pertanyaan-pertanyaan Mikha yang terus membuat hatinya merasa kacau.

Melihat Amaya yang jelas seperti tidak ingin membicarakan apapun lagi, Mikha hanya bisa tersenyum dan mempersilahkan saja Amaya meninggalkan tempat yang sedang ia tempati bersama dengan Edward.

Edward kembali mencoba untuk mengontrol situasi di antara dia dan juga Mikha. Edward mulai bertanya dari hal-hal remeh mengenai kabar keluarga Mikha, lalu juga tentang pekerjaan yang sedang dilakoni oleh Mikha beserta keluarga.

Pada akhirnya, mereka berdua benar-benar mengobrol dengan santai membicarakan banyak hal. Bahkan, mereka juga membahas hobi mereka masing-masing, dan mereka jadi memiliki minat untuk melakukan salah satu hobi mereka yaitu, menyelam.

Sementara di dapur.

Amaya tersenyum dan mengucapkan banyak terima kasih kepada salah satu pelayan dapur yang telah meminjamkan satu ponselnya kepada Amaya.

Amaya segera menekan beberapa nomor yang sudah dihafal dengan amat sangat di kepalanya. Amaya dengan segera menekan tombol untuk menghubungi nomor tersebut. Pada panggilan pertama, telepon itu sama sekali tak mendapatkan jawaban. Akan tetapi, pada panggilan ketiga, Amaya pada akhirnya mendapatkan jawaban dari pemilik nomor telepon tersebut.

"Siapa?" suara dari sambungan telepon itu terdengar.

Amaya tersenyum lebar dengan ekspresi wajahnya yang terlihat begitu bersemangat.

"Ron, ini aku!" ucap Amaya cepat. "Tolong aku, aku benar-benar membutuhkanmu!"

"Aku siapa?" tanya orang tersebut.

"Amaya!" ucapnya.

"Hah? Ternyata, kau masih hidup?" tanya Ron.

"Akan aku jelaskan nanti, sekarang dengarkan aku baik-baik!" Amaya mulai berbicara.

1
S.L
sadis thor ceritanya diberikan obat dan dibuat terhina.... sampai jilat sepatu....cerita apa ini.....nd ad lain sadis .....
S.L
sadis thor ceritanya diberikan obat dan dibuat terhina.... sampai jilat sepatu....cerita apa ini.....nd ad lain sadis .....
S.L
edward lakilaki sinting. amaya ....thor adalei penderitaan amaya yg lebih menjijikkan....
S.L
ada lei lakilaki model edward....
S.L
Edward kayak perempuan jadijadian masa kelakuan sama perempuan...
lamalama jadi malas baca.
Yudith Lahay
Sangat bagus
Nabilah Afifah
ada lanjutannya ga? kisah violet gitu
Aneke Laoh
Luar biasa
dreamy
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
BGS Liking
ceritax berputar2 ngaktau kapan ada perlawanan dari amaya
BGS Liking
ceritax nga jelas berputar² begitu jadi ngak mood bacax
Dhilla Yulianingnong
typo nya parah
Reski Rezki
sampai di bab 20 critax msih gitu² aja
Merryatti
Luar biasa
Pasikah CwElosbes
bagus
syahira alifa
dasar gak tau malu,, setelah menolak habis²an sekarang mau mendekati lagi setelah tau kalo Edward kaya... dasar matre
Elisabeth Ratna Susanti
top markotop
Elisabeth Ratna Susanti
udah ada notif end dan aku baru sampai sini. like 😍👍
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
makasih banyak kak Dewi ,maaf AQ nabung babnya🙏🙏
Semoga sukses selalu n lancar rejekinya🤗🤗🤗 ❤️❤️❤️🤲🤲🤲👍👍👍💪💪💪😘😘😘
Naviah
ya ampun baru buka aplikasi novelnya udah tamat aja 😭 belum rela kalau tamat thor, ada boncaph gak thor 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!