Kisah seorang di zaman dahulu, yang masih beralaskan hutan belantara, menghadapi berbagai rintangan kehidupan, namun dia bukan dari dunia yang nyata adanya.
Dia salah satu dari sebuah sejarah dunia. Mega J, namanya. Sebuah kisah percintaan yang rumit, karena dia mencintai seseorang dari dunia nyata, dengan berkelananya dia ke dunia nyata.
Dapatkah dia bersatu dengan cintanya di dunia nyata?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Halusinasi
Malam pun tiba, untuk pertama kalinya bagi Mega J bermalam di sebuah kota, di dunia nyata. Bukan di sebuah hutan tempatnya tinggal. Dia tinggal di zaman dahulu, dari sebuah tempat yang kuno, sekarang dia malah berada di tempat modern, yang dia sendiri tak mengenalnya dimana kini dia berada.
"Sudah malam... Dan disini ada sebuah jam. Yang katanya Hanna sebuah penanda waktu. aku baru mengetahui hal ini." gumam Mega J.
Dia kini merebahkan tubuhnya di atas kasur yang begitu empuk, yang baru pertama kali juga Mega J merasakannya. Sebelumnya dia hanya tidur diatas tanah kadang di atas dedaunan yang dia anggap sebagai tikar tidurnya.
"Enak sekali tidur di sini... Ini namanya kasur... Banyak sekali istilah baru di dunia ini. Aku tak pernah mengenal semua ini sebelumnya." Mega J terus bergumam sendiri. Namun dia begitu menikmati semua kemewahan rumah Hanna.
Hanna yang di dalam kamarnya, dia berbeda dengan Mega J. Kini dia mengkhawatirkan Mega J, "Apakah dia bisa menyesuaikan dirinya disini? Dia begitu tak tahu apapun. Jika besok aku pergi bekerja, dia siapa yang jaga?" kini Hanna sambil duduk di depan meja riasnya, dia melamun dan memikirkan Mega J.
Hanna telah bekerja, di sebuah lembaga pendidikan. Dia seorang guru di sekolahan itu. Sekolahan pesantren termasyhur di kota itu. Hanna di dalam pesantren dipanggil ustadzah oleh murid-muridnya.
"Ah tenang saja Hanna. Dia juga manusia. Dia pasti bisa menyesuaikan dirinya sendiri dengan dunia asalnya. Tapi...."
Hanna terus bergumam sendiri, "Apakah dia berasal dari dunia yang sama denganku? ataukah dia hanya sebuah ilusi? Sebelumnya aku tak pernah mendengar sebuah nama Mega J di dunia ini. Hemmm.... Atau hanya aku saja terlalu mengenal nama-nama yang menggunakan bahasa Arab saja.." Hanna tak berhenti memikirkan Mega J malam itu. Hanna khawatir jika dia besok harus meninggalkan Mega J bekerja.
.
.
.
Keesokan harinya, Hanna telah berpakaian rapi siap untuk pergi mengajar ke sekolah yang ada disebuah pesantren yang tidak terlalu jauh dari rumahnya hanya berjarak sekitar lima belas menit dari rumahnya.
Sebelumnya berangkat, dia berpamitan pada Mega J, tok tok tok dia ketuk pintu kamar Mega J. "Aku mau pamit ngajar dulu ya." ucap Hanna.
Mega J pun membuka pintu, lalu dia menjawab, "Baiklah..." dia sambil melambaikan tangan ke Hanna.
"Assalamualaikum... Bukan dadah..." ucap Hanna. Dia sambil menyisakan senyumannya.
Mega J pun menjawab, "Waa..... alaikumsalam.... Begitu kah jawabnya?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Mega J masuk ke kamarnya. Disaat Hanna telah pergi untuk mengajar. Mega J sendirian di kamarnya. Kamar yang tepat disamping kamarnya adalah ruang perpustakaan dimana asal mula dirinya berada disana sekarang.
Mega J berniat untuk melihat ke ruangan itu, namun tiba-tiba tepat saat di depan pintu ruang perpustakaan. Dia menangkap satu anak panah yang meluncur telat di samping kepalanya.
Slept! Terkejut lah dia.
Mega J langsung menoleh kanan kiri. Mencari siapa gerangan yang telah mengarahkan anak panah ke arahnya itu.
"Siapa kau?!! Tunjukkan dirimu! Jangan hanya main serang dari Belakang!!!" teriak Mega J di dalam rumah yang hanya ada dia seorang.
Namun tiba-tiba serangan anak panah itu semakin banyak, hampir ada sepuluh anak panah yang menyerang ke arah tubuhnya, namun dengan hebatnya dia dapat mengelakkan tubuhnya hingga tak satupun dari anak panah itu menancap ke tubuhnya. Tapi kini anak panah yang banyak itu menancap semua ke tembok depan ruangan perpustakaan, tertancap jelas di depan matanya kini banyak sekali.
"Sangat pengecut! Hey keluarlah kau!!! Jangan bersembunyi!" bentak Mega J, lalu dia pun membuka pintu ruang perpustakaan.
Dan disaat yang bersamaan, "Mega J?!!"
Satu suara memanggilnya, suara yang tak asing lagi di telinga Mega J. Dia pun menoleh ke belakang, sambil tangannya yang masih menempel di gagang pintu ruang perpustakaan.
"Kamu ngapain? Kok teriak-teriak?" tanya Hanna.
Suara Hanna, yang mengejutkan Mega J, Mega J pun perlahan kembali menutup pintu ruang perpustakaan.
"Kapan kamu kembali lagi?"
"Aku belum berangkat, tadi masih di luar tapi ada buku yang ketinggalan. Tapi... Kenapa kamu teriak-teriak sendiri? Dan kamu mau kemana? Ke ruang perpustakaan kah?" tanya Hanna.
Mega J pun menyengir, "Heehe.... Tidak... Hanya penasaran ada apa di dalamnya." ucap Mega J.
"Tapi kamu kenapa teriak-teriak sendiri?" tanya Hanna, yang terus mengulangi pertanyaannya.
Mega J pun dengan tegap langsung menjawab, "Tadi ada yang menyerangku dengan menggunakan anak panah yang di arahkan padaku. untung saja aku bisa mengatasinya." ucap Mega J.
"Sekarang, mana anak panahnya?"
"Itu..." sambil menunjuk ke arah tembok depan ruang perpustakaan yang tadinya memang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri banyak anak panah yang menancap disana.
"Mana?"
"Tadi disana banyak! Kemana semua anak panah itu sekarang?!!" dia malah bertanya-tanya sendiri.
"Kamu halusinasi ya?!" ucap Hanna. Dia tampak mulai khawatir sekarang, "Mungkin ini karena kamu hari pertama berada di duniaku. Baiklah begini saja."
Hanna pun menarik lengan baju Mega J, "Ikut aku saja ke sekolahan. Biar kamu gak halu. Aku takut kamu kenapa-kenapa." ucap Hanna.
.
.
.
Lanjutannya besok 😘