NovelToon NovelToon
Sayap Patah Milik Melodi

Sayap Patah Milik Melodi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Persahabatan / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:32.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Apa ... jangan-jangan, Mas Aldrick selingkuh?!”

Melodi, seorang istri yang selalu merasa kesepian, menerka-nerka kenapa sang suami kini berubah.

Meskipun di dalam kepalanya di kelilingi bermacam-macam tuduhan, tetapi, Melodi berharap, Tuhan sudi mengabulkan doa-doanya. Ia berharap suaminya akan kembali memperlakukan dirinya seperti dulu, penuh cinta dan penuh akan kehangatan.

Namun, siapa sangka? Ombak tinggi kini menerjang biduk rumah tangganya. Malang tak dapat di tolak dan mujur tak dapat di raih. Untuk pertama kalinya Melodi membuka mata di rumah sakit, dan disuguhkan dengan kenyataan pahit.

Meskipun dirundung kesedihan, tetapi, setitik cahaya dititipkan untuknya. Dan Melodi berjuang agar cahaya itu tak redup.

Melewati semua derai air mata, dapatkah Melodi meraih kebahagiaan? Atau justru ... sayap indah milik Melodi harus patah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPMM33

SREK!

SREK!

Suara gesekan sikat menggema di dalam ruangan.

Karin menggerutu sambil menggosok lantai toilet dengan kasar, rasa lelah dan amarah bercampur menjadi satu.

"Gue yang tinggal selangkah lagi bakal menjadi karyawan tetap, sekarang malah menjalani hari dengan ngebersihin toilet? Brengsek!"

BRAK!

Sikat lantai yang dipegang Karin melayang ke dinding sebelum jatuh ke lantai dengan suara nyaring. Tangannya yang gemetar terkepal erat, matanya berkilat penuh amarah.

Dengan kesal, ia membanting ember hingga air di dalamnya tumpah. Tangannya terasa kebas karena terlalu keras mencengkeram gagang sikat. Napasnya tersengal, ia memilih beristirahat sejenak dengan duduk berjongkok di sudut ruangan, demi menghilangkan penat.

Wanita itu termenung, pikirannya melayang jauh ke masa lalu. Masa di mana ia masih mengemban pendidikan bersama Aldrick, pria idamannya.

Di kampus, Karin dan Aldrick cukup akrab saat itu. Nama mereka berdua kerap ada di dalam tugas kelompok yang sama.

Selalu bertemu, sering berkomunikasi, ternyata membuat Karin menaruh harapan lebih pada Aldrick. Karin beranggapan, mereka sepertinya memang ditakdirkan untuk bersama.

Siang itu, di taman kampus, mereka duduk di bangku kayu, menunggu anggota kelompok lain datang. Karin memainkan ujung bukunya, lalu melirik Aldrick yang sibuk dengan laptopnya.

"Drick, kalau kita lulus nanti, kamu mau langsung kerja atau lanjut S2?" Karin memulai obrolan.

Untuk sesaat, Aldrick berhenti mengetik. Ia menatap Karin. "Kayaknya sih langsung cari kerja, Rin."

Karin tersenyum tipis sebelum menanggapi. "Kalau kita kerja di tempat yang sama ... pasti seru, ya? Kita kan udah kayak partner gitu dari dulu."

Aldrick hanya tersenyum kecil. Lalu, pria itu kembali fokus dengan laptopnya.

"Drick," Karin meraba pundak Aldrick. "Menurut kamu, kita bakal kayak gini terus nggak sih?"

Aldrick mengangkat sebelah alisnya. "Maksudnya?"

Karin beringsut dari duduknya, mengikis habis jarak di antara mereka. Tak peduli dengan para mahasiswa yang menatap jijik ke arahnya.

"Masa kamu nggak ngerti sih, sama pertanyaan ku? Kamu nyadar nggak sih, kita itu selalu sekelompok dari dulu. Kayak udah takdir. —Kayak udah jodoh gitu." Karin tertawa kecil sambil mencoba membaca ekspresi Aldrick.

Namun, wajah pria itu terlalu datar. Aldrick hanya mengangkat bahu. "Pikiran mu terlalu jauh, Rin."

Setelah berkata demikian, pria itu sedikit menggeser duduknya. Ternyata, tatapan orang-orang yang berlalu-lalang cukup membuatnya risih.

---

Karin melangkah santai ke kantin kampus, senyuman di bibirnya melebar. Matanya langsung mencari sosok Aldrick di sudut ruangan. Ia tak pernah bosan melihat pria itu—sikapnya yang tenang, cara bicaranya yang selalu terdengar cerdas, bahkan sekedar caranya duduk sambil menyeruput kopi sudah cukup untuk membuat Karin menggila.

Saat mendapati sosok Aldrick, Karin mempercepat langkahnya. Namun, sebelum dirinya sampai di tempat Aldrick duduk, suara bisik-bisik menyelusup masuk ke telinganya.

"Itu tuh, dia!"

"Muka polos, tapi, ternyata ibunya pelakor!"

"Pantesan dia suka ngejar-ngejar cowok. Nurun kali, ya?"

Langkah Karin terhenti. Ia menoleh ke arah beberapa mahasiswa yang berkerumun di pojok kantin. Tatapan mereka menusuk, seolah-olah menelanjangi setiap inci dirinya dengan kebencian.

Sambil menahan malu, Karin memutar arah. Ia berjalan menghampiri orang-orang yang menggunjingkan dirinya.

"Apa maksud kalian?!" gumamnya pelan.

"Kenapa? Nggak terima? Emang fakta kan?" Salah satu dari mereka, menanggapi dengan seringai puas. Wanita bernama Dina itu masih menaruh dendam terhadap Karin yang pernah menggoda kekasihnya. "Gue denger-denger, nyokap lo itu dulunya kupu-kupu malam ya?"

"Jaga mulut lo!" Suara Karin meninggi. Namun, alih-alih takut, reaksi Karin justru membuat mereka semakin senang.

"Emang salah, ya, kalau kita ini ngomongin fakta?" Dina melipat tangan di dada. "Ibu lo yang kayak dajjal itu ngerebut suami orang hanya karena istri sahnya berkali-kali keguguran. Lo tau nggak? Istri sahnya itu sampai stres dan akhirnya meninggal!"

"Ya terus? Hubungannya sama gue apaan?!" Sesaat, Karin melirik ke arah Aldrick yang sedikitpun enggan menoleh ke arahnya.

"Hubungannya? Sifat emak lo itu nurun ke lo yang gatal bin ganjen ini. Lo kalau udah deket sama Aldrick, udah dong! Jangan cowok kita-kita juga lo godain!"

"What the f***! Siapa juga yang doyan sama cowok kalian?!" sanggah Karin.

"Halah, Karin, orang-orang juga udah pada tau belang lo itu kayak apaan! Pake ngaku-ngaku segala pacaran sama Aldrick! Malu gue kalau jadi lo, dih!"

Karin membuka mulutnya, hendak menjawab. Namun, tak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya. Tangannya mengepal, tubuhnya bergetar. Matanya mencari sosok Aldrick, berharap pria itu bisa membantunya.

Namun, saat ia menemukannya, Aldrick hanya berdiri di dekat pintu kantin. Tatapannya tajam, raut wajahnya sulit ditebak. Lalu, tanpa sepatah kata pun, ia membalikkan badan dan pergi.

Karin merasakan sesuatu di dalam dirinya runtuh.

---

Beberapa hari kemudian, di parkiran kampus.

Karin menunggu Aldrick di dekat motornya. Sejak gosip itu menyebar, Aldrick menghindarinya. Tidak ada chat, tidak ada obrolan seperti biasa. Bahkan saat berpapasan, Aldrick hanya meliriknya sekilas lalu pergi seolah mereka tidak pernah dekat sebelumnya.

Begitu melihat Aldrick datang, Karin langsung bergerak menghadangnya.

"Aldrick!" panggilnya. "Kamu kenapa sih ngejauhin aku?!"

Aldrick menghela napas panjang. "Aku sibuk, Rin."

"Bullshit!" Suara Karin meninggi. Wanita itu menatapnya tajam, suaranya bergetar. "Kamu begini karena gosip itu, ‘kan? Kamu percaya sama semua gosip itu? Aku nggak nyangka, semudah itu kamu perc—"

"Gosip itu nggak ada hubungannya sama keputusan aku ngejauh." Aldrick menatapnya dengan ekspresi datar.

"Terus kenapa?! Apa salah aku, Drick?!"

Aldrick mengusap wajahnya, lalu menatap Karin dengan ekspresi muak. "Bukan karena gosip itu aku ngejauh. Tapi, karena mulut kamu sendiri yang bikin aku ilfeel, Rin!"

Karin terdiam, matanya membulat. "Maksud nya?"

Aldrick mendengus. "Kamu pikir aku nggak tau? Kamu sendiri yang mulai nyebarin gosip kalau kita pacaran. Kamu bilang ke orang-orang kalau aku ini cinta mati sama kamu. Bahkan dengan lancangnya kamu ngarang cerita kalau kita udah tidur bareng!"

Karin menggeleng kuat. "Itu bukan aku, Aldrick! Aku nggak pernah—"

"Jangan pura-pura bego, Rin!" Aldrick membentaknya. "Kamu kira aku nggak tau kalau kamu yang nyebar cerita ke junior-junior kalau kita hampir tunangan? Kalau kamu yang bilang ke anak-anak jurusan lain kalau aku udah berjanji bakal nikahin kamu setelah wisuda?"

Karin semakin panik. "Aku nggak—"

"Dan yang paling parah ...." Aldrick menyeringai sinis, "Kamu bilang ke dosen kita, kalau aku pernah maksa kamu buat tidur sama aku!"

Dunia Karin berhenti berputar. "Aku nggak pernah ngomong gitu!"

"Aku udah denger sendiri rekaman suara kamu, Rin. Kamu itu ... menjijikkan!" desis Aldrick.

"Kamu sadar nggak, gara-gara gosip murahan yang kamu buat, aku hampir kehilangan beasiswa?! Namaku hampir dicoret dari daftar mahasiswa berprestasi! Reputasi ku hampir hancur!"

Karin menggigit bibirnya. Ia bisa merasakan amarah Aldrick yang meledak-ledak. Bahkan, kini tubuhnya sampai gemetar.

"Aldrick, aku nggak bermaksud—aku cuma ... Aku cuma nggak mau kehilangan kamu. Saingan aku terlalu banyak." Suaranya melemah.

"Dan aku juga nggak mau kehilangan nama baik ku gara-gara gosip-gosip sampah yang kamu sebarin!"

Lalu, tanpa menunggu jawaban dari Karin, Aldrick melangkah pergi. Meninggalkan Karin yang hanya bisa menatap punggungnya dengan dada sesak.

"WOY, KALAU KERJA YANG BENER DONG! HAHAHA!"

Karin tersadar dari lamunannya saat suara gelak tawa menyentaknya. Ia menoleh, melihat Tika dan Dina bersedekap sambil menatapnya dengan sinis.

Karin balik menatap sinis, terutama pada Dina. Salah satu alumni kampusnya dulu.

"Wah, wah, wah ... ternyata RATU kantor kita sekarang sibuk nyikat lantai." Ledek Tika sambil membasuh tangannya di wastafel.

"Dulu sibuk nyikat hati bos, sekarang nyikat toilet. Ironis, ya?" sindir Dina.

Sindiran itu membuat Karin seketika mendelik. "Kalian pikir hidup kalian lebih baik dari gue?!"

Dina menyilangkan tangannya di dada, sudut bibirnya terangkat sebelah. "Setidaknya gue nggak perlu naik jabatan lewat AH AH AH di atas meja bos, Karin."

Tika tertawa keras mendengar sindiran sang teman.

"Karin ini mirip nyokapnya banget, ya. Suka ngerebut laki orang! Kasian banget si Aldrick, sampe sekarang masih jadi korban fitnahnya. Nggak tau tobat lo, Rin?" nyinyir Dina lagi.

Mata Karin membulat marah. Ia mendekati Dina dan menamparnya dengan keras.

PLAK!

*

*

*

1
istianah istianah
bagus melodi aq suka gayamu bicara ,lnhsung kena tu lwan ,😅
Dae_Hwa💎: mental serasa di banting 😆
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
diri mu hesti wanita sialan🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Dae_Hwa💎: nggak nyadar diri ya kak 😌
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
hahahaha benar itu dajjal akan sungkem sama vina berhati malaikat😂🤣🔥🔥 menyala melodi🥰
Dae_Hwa💎: menyalaaaa~ 🔥
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
good job melodi😘😘😘💖💖💖
Dae_Hwa💎: 💪💪💪💪💪
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
sami² thor 🥰🥰🥰semungut🥰😘💖
Dae_Hwa💎: /Kiss/
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
lah ini napa emak² main nampar aja...waduh² ga sadar diri anak nya berulah malah nyalain orang lain🤦‍♀️😡
Dae_Hwa💎: buah jatuh tak jauh dari pohon 😃
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
hahahahahahaha🤣🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: /Curse/
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
wkwkwkwk ada² aj lo nad kegetok ranting bisa kejang²🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: Nadia emang suka agak-agak 😃
total 1 replies
vj'z tri
aku pada mu thorrrr 🥳🥳🥳🥳🥳 semangattt 🥳🥳🥳🥳🥳
Dae_Hwa💎: 💗💗💗💗💗💗
total 1 replies
vj'z tri
😤😤😤😤😤😤😤yakkkk 😡😡😡😡😡
Dae_Hwa💎: Yihaaaaaa
total 1 replies
vj'z tri
ada ada ajj si author ini lah ....bikin ngakak berjamaah 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
istianah istianah
aq selalu menunggu kak ,walau pun kangen tapi, aq tahan🤭🤭
istianah istianah: oke siap menunggu pokoe🥰
Dae_Hwa💎: Terimakasih, Kakak 💗
total 2 replies
Nur Adam
lnjut
Dae_Hwa💎: Siap 💗
total 1 replies
N Wage
maaf nih ya...maaf banget.
itu rumah makan menyediakan saksang,yg dari daging *bebi* kan?
Dae_Hwa💎: betul.
Di tmpt Author, warung medan halal, saksang nya pakai daging kerbau.
ya meskipun gak tau ya, beneran kerbau apa bukan 🗿
N Wage: oh iya ya,yg kalau dr daging kerbau utk sauadara kita di sumut,yg tidak
makan ba** dan anj***.
yg masaknya juga gak pakai darah.
total 3 replies
istianah istianah
ya allah sakit perut aq ...🤣🤣😂😂 ada"aja ide usilnya si nadia itu/Facepalm/
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Juhairiah
aku nungguin dr kmrn tor. kok ngk up up
Dae_Hwa💎: Hehehehe
total 1 replies
Juhairiah
kadang aku kalau lagi di bonceng, suka jawab iya iya, padahal ngk denger 🤣
Dae_Hwa💎: permasalahan umum ya 🤣🤣🤣
N Wage: sama kak...
jangankan sama2 pakai helm,gak pakai helm aja suka gak kedengeran krn kebawa angin suaranya.
😁
total 2 replies
Juhairiah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Juhairiah
kegetok ranting 🤣
Nur Adam
ljuut
Dae_Hwa💎: Heheh bentar lagi kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!