Maggie adalah seorang gadis kecil yang tidak pernah dianggap oleh daddynya karena ia terlahir dari rahim wanita yang tidak diinginkan yaitu rahim seorang gadis desa yang bekerja sebagai pembantu.
Gadis berusia 2 tahun ini mencoba mengambil hati daddynya dengan berbagai cara namun sia-sia. Sampai suatu saat ia lelah dan menerima tawaran mommynya untuk pergi ke tempat yang jauh disanalah mereka memulai hidup baru dan mengubah takdir hidup mereka, saat itulah gadis kecil ini perlahan-lahan mulai melupakan sosok daddy yang begitu ia idamkan.
Apakah mereka akan bertemu kembali? ikuti terus novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lala Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Rumah Sakit
"Kenapa sayang?" ujar mommy panik
"Ade mau matan di cana" ucap Maggie sambil menunjuk ke arah restoran yang ada di seberang jalan.
keputusan ada di tangan Maggie jadi sopir menjalankan mobil kearah restoran tersebut.
Maggie yang hari ini tidak bisa diam dan terus berlari-lari sambil tertawa senang sampai tiba-tiba tersungkur di lantai karena menabrak seseorang yang baru keluar dari restoran.
"Maaf om, ade cala uda nablak om" ucap Maggie yang berkaca-kaca sambil menahan sakit di kaki kecilnya. Dia berbicara tanpa melihat siapa yang ditabrak.
"Anak sama ibu sama saja. sama-sama menyusahkan" ucap pria yang baru saja ditabrak oleh anak kecil itu dengan nada ketus karena tau siapa anak itu.
"Daddy?" ujar Maggie berbinar karena baru menyadari jika pria yang ia tabrak barusan adalah daddynya
"Daddy, ade tangen cama daddy" ucap Maggie sambil memeluk kedua kaki pria tadi dengan sangat senang.
"Heh anak kecil, jangan asal ngomong ya? siapa yang kamu sebut daddy hah? aku tidak sudi punya anak dari wanita murahan" suara Alfa yang meninggi membuat anak kecil itu ketakutan dan langsung menangis sehingga mereka jadi tontonan.
"Cukup!!... nggak perlu kamu bentak anakku" ucap Mey yang sudah tidak menahan emosinya lagi
"Anak mommy jangan nangis lagi ya? ade mau makan atau pulang aja?" kata Mey lembut sambil mengusap putrinya yang sudah ada dalam gendongannya.
"Ade mau cama daddy.. " ucap Maggie dengan isak tangisnya
Alfa tidak ambil pusing dan memilih untuk melangkah keluar dari restoran, namun tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar ucapan Mey
"Tidak pantas kamu tangisi dia nak! karena hari ini terakhir kali kamu melihatnya"
deg
Alfa menoleh dan kedua mata itu saling terkunci.
deg
kedua kalinya Alfa merasa aneh dengan jantungnya. Dia mengabaikan dan terus melangkah
"Daddyyyy.... daddyyyh jangan pelgiii" teriak Meggie dengan isak tangis yang semakin menjadi-jadi.
Mey dan bi Ani membujuk gadis kecil itu dan mereka memutuskan untuk makan di rumah nanti.
Meggie terus menangis di dalam mobil sampai ketiduran dalam dekapan sang mommy
Sakit.. sangat sakit yang Mey rasakan. ia diam sepanjang jalan hingga tiba di mansion utama.
Maggie yang ketiduran saat perjalannan pulang, langsung dibawah pergi oleh Mey ke kamar untuk menidurkannya.
Mas, cukup kamu membuat jurang pemisah antara dirimu dan putrimu sendiri. Apa salah dia hadir di dunia ini? apa dia pernah meminta untuk ada? Hari ini kamu benar-benar keterlaluan mas. Dihari bahagianya kamu malah mengecewakannya.
Mey terus mengusap pekapala putrinya yang masih sesugukan walau dalam keadaan terlelap.
Malam harinya tepat jam 11 malam, mey dibuat panik karena suhu tubuh Maggie yang telalu tinggi. Iya berteriak memanggil bi Ani membantunya membawa Maggie yang sudah tak sadarkan diri.
“Bi, tolong bi,,,, Maggie demam bi” ucap Mey dalam telpon
Tanpa jawaban bi Ani langsung bergegas keluar dari kamar menuju kamar Mey membantu membawa Maggie ke rumah sakit.
Setiba dirumah sakit, dokter meminta yang lain untuk tinggal di luar, agar bisa melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Mey terus menangis takut sesuatu yang buruk terjadi pada putri kecilnya. setelah 2 jam, dokter akhirnya keluar.
“Dok, bagaimana keadaan anak saya dok” ucap Mey sambil menangis
“Sudah mendingan, saat ini ia lagi tidur karena pengaruh obat. Tapi dari tadi ia terus menyebut daddy. Rupanya ia ingin sekali bertemu dengan daddynya” jelas dokter
“Daddynya lagi diluar kota dok” bohong Mey
“Boleh masuk dok?”
“Boleh, asal tidak mengganggu tidurnya biar obat bisa bekerja. Dan tunggu pasien dipindahkan ke ruang rawat. Saya permisi bu” pamitnya
Mey hanya membalas dengan anggukan. Bebrapa saat ia melangkah masuk ke ruangan dimana Maggie berada, dengan bi Ani yang tetap setia menemaninya.
“Bi pulang aja ya, biar ade, aku yang jaga. Dan tolong antarkan beberapa pakaian buat Maggie dan aku” ucap Mey
“Iya, tapi kamu tidak apa-apa nak, ditinggal sendiri” ditanggapi dengan gelengan kepala.
Setelah kepergian bi Ani dan sopir, Mey meletakan kepalanya di ranjang pasien dengan tetap duduk disalah satu kursi yang ada disana. Sambil menggenggam tangan putrinya mereka akhirnya tertidur.
Pagi-pagi sekali Maggie sudah membuka matanya dan kembali menanyakan sang daddy. Mau tidak mau Mey menelpon suaminya yang belum tentu datang tapi ia memilih mengubungi agar putrinya tenang.
Di apertemen
Handphone yang berdering diatas nakas mengganggu tidur tuan muda yang masih nyaman dibawah selimut. Dengan malas Alfa mengangkat telpon, setelah mendengar suaru si penelpon matanya langsung terbuka dan berbinar.
“Sayang,, jemput aku 1 jam lagi di bandara ya?” ujar seorang wanita dengan manjanya di balik telpon
“Iya sayang aku akan datang tepat waktu” jawab Alfa yang sudah tidak sabar bertemu dengan sang kekasih
“Aku tutup dulu ya sayang”
“Iya sayang sampai ketemu” telepon berakhir
Dengan semangat Alfa bangun dan bersiap-siap untuk menjemput kekasihnya, apalagi hari ini weekend jadi ia akan menghabiskan waktu bersama kekasihnya.
Sejak tadi telpon Alfa sibuk, sehingga Mey memilih mengirim pesan singkat.
“Sayang, makan ya… kalau tidak makan nanti tidak dijengukin daddy loh” bujuk Mey pada putrinya
“Ga mau, mau disuapin daddy” seru gadis kecil ini ngambek
Selama 15 menit Mey berusaha agar putrinya mau makan namun tidak mempan, kecuali daddynya yang menyuapi. Mey kembali mengirim pesan
Mas, tolong ke rumah sakit sebentar. Maggie nggak mau makan kalau nggak disuapi sama kamu mas, tolong ya?
Tidak ada respon padahal pesan sudah dibaca.
Aperpemen
Setelah bersiap, Alfa kembali mengecek ponselnya jangan samapai Nina menghubunginya lagi.
Pesan masuk
Mey:
Mas, Maggie lagi dirumah sakit. Semalam ia demam dan terus mengigau minta ketemu sama mas.
Mas, tolong ke rumah sakit sebentar. Maggie nggak mau makan kalau nggak disuapi sama kamu mas, tolong ya?
Ahh nganggu aja.
Urus aja anakmu sendiri, jangan bawa-bawa aku soal anak sialan itu. Hari ini aku ada urusan. Hari ini Nina kembali dan kamu tunggu surat cerai dariku balas pesan terkirim
Alfa memilih memblokir nomor Mey agar tidak mengganggu kegiatannya hari ini.
Alfa yang sudah bersiappun keluar dari apertemennya dan pergi menuju bandara bersama asistennya untuk memjemput Nina.
****
-Bersambung-