MOHON BACA CERITA SEBELUMNYA ( Cerita dibalik seragam SMA) agar kalian tahu alurnya.
Sebuah tragedi 10 tahun yang lalu sangat meninggalkan luka yang mendalam. Kehilangan istri tercinta dengan sangat tiba-tiba membuat Elvin Zayyan Pradipta kehilangan semangat hidupnya.
Keinginan untuk mengakhiri hidup selalu berada di benaknya, namun ia harus bangkit demi sang putra, Jun Seo.
Kematian sang istri telah menjadi misteri. Tidak ada yang tahu seperti apa hingga istrinya bisa jatuh ke jurang.
*
Ketika Elvin tengah mencari tahu sebuah kasus yang terjadi bersama para bawahan grandma, saat itu pula ia harus kehilangan sang putra angkatnya, Jun Seo. Untuk kedua kalinya ia harus hancur kembali.
Namun sebuah hal mencengangkan terjadi, ia menemukan seseorang menjadi bahan percobaan ekstrim oleh pria yang ia kenal sebagai orang tua dari temannya.
Hal gila itu tidak mempunyai membuatnya berkata-kata melihat keadaannya yang sungguh membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CRDT 19
Sore harinya
Bintang sudah di izinkan pulang atas permintaan Daddy. Dokter juga melihat kondisi Bintang yang baik-baik saja dan tidak ada hal serius yang ia alami. Bintang hanya perlu check up setiap 2 Minggu sekali untuk melihat perkembangan tulang kakinya.
Daddy mendorong kursi roda milik Bintang keluar dari rumah sakit dengan mommy berjalan di sisinya. Mereka hanya bertiga, Elvin masih sangat sibuk di kantor, sedangkan Jun ikut dengan Owen ke H.G.
Anggitha sudah pulang sejak pagi tadi setelah melihat keadaan Bintang . Ia di antar pulang oleh Felix dengan meminjam mobil milik Daddy.
Awalnya mommy menyarankan Anggitha untuk pulang ke rumah Pradipta, namun Anggitha menolak dengan alasan ayah sudah kembali dari luar kota. Memang ayah sudah pulang, tapi bukan itu alasan sebenarnya. Ia tidak ingin bertemu dengan Elvin. Ia tidak ingin Elvin menjadi risih dengan keberadaannya di rumahnya.
H.G
Jun terlihat sedang bermain dengan salah satu paman botak. Paman botak terlihat mengajarkan Jun memanah. Ada alat memanah ukuran kecil untuknya.
Sementara Owen dan kedua anggotanya yang lain tengah berada di ruang test. Mereka tengah menyelidik peluru yang digunakan oleh dua pria yang melakukan penyerangan kemarin.
"Ini adalah peluru 300 ACC, memiliki kecepatan sekitar 1.050 ft/s (320 m/s)" ucap si botak setelah melihat peluru itu.
"Banyak yang sudah menggunakan jenis peluru ini dan sudah banyaknya juga yang mampu membuatnya. Kita juga memilikinya bukan?" ucap Hulk
"Tapi setiap kelompok yang membuat peluru itu pasti memiliki tanda berbeda-beda, seperti punya kita. Coba perhatikan lebih teliti lagi, apa perbedaannya dengan peluru yang kita miliki" ucap Owen .
Mereka memperhatikan peluru itu dengan teliti. Menggunakan kaca pembesar untuk melihat setiap detail sisi dari peluru.
"Wait! Ada garis melengkung di sini " ucap Hulk. Menemukan perbedaan dari peluru tersebut. Garis yang sangat kecil yang hanya dapat di lihat menggunakan kaca pembesar.
"Aku merasa tidak asing dengan bentuk ini. Seperti baru-baru saja aku lihat " ucap si botak.
"Beritahu tahu Jasper tentang ini! Mungkin dia punya informasi tentang bentuk lengkungan itu" ucap Owen.
Si botak mengangguk. Ia langsung memberitahu Jasper tentang hal yang mereka temukan.
Owen keluar dari ruangan test. Ia ke halaman depan untuk melihat Jun apa yang sedang dia lakukan.
"Woah....kakek keren sekali" ucap Jun takjub dengan mata berbinar melihat kakek Botak tepat sasaran mengenai titik merah di tengah-tengah papan.
"Giliran Jun lagi untuk mencobanya. Jun harus tenang, fokus menatap sasaran di depan. Jangan gugup, karena itu akan mempengaruhi arah panahnya" jelas Botak
Jun mengangguk mendengarnya. Ia sudah berkali-kali melakukannya, namun selalu gagal. Panahnya selalu melesat dari papan tujuan. Ada yang mengenai papan, tapi hanya di ujung papan saja.
Jun mulai fokus menatap titik papan di depannya. Matanya menyipit seraya menarik panahnya ke belakang dan Custhhh.....
Sedikit ada kemajuan. Jun mengenai titik ke 7 dari 10 titik. "Good Job, boy" ucap botak seraya mengusap rambut Jun .
Jun tersenyum dengan menampilkan deretan giginya. Ia sungguh senang dengan hasilnya untuk pertama kali belajar memanah. Owen yang sejak tadi memperhatikannya dari teras, berjalan menghampiri keduanya.
"Jun suka bermain memanah?" tanya Owen .
Jun mengangguk. "Iya kakek. Ternyata memanah seru"
"Baiklah, hari ini sudah cukup bermainnya. Sudah waktunya pulang. Ini sudah sore, Dadda sudah mencarimu"
Jun berubah murung mendengarnya. "Tapi aku masih ingin bermain, kek"
"Mainnya lain kali ya. Besok Jun harus sekolah kan?" Owen tidak tahu kalau Jun sedang libur tengah semester.
"Enggak. Jun masih libur "
"Oh ya? Kalau begitu besok lagi Jun mainnya. Ini sudah sangat sore"
"Baiklah. Ayo pulang kek" Jun memegang tangan Owen . Owen tersenyum kecil karena berhasil membujuk Jun. Mereka berjalan ke mobil dan kembali ke rumah Pradipta.
.
.
Setelah pergi mengantar Jun kembali ke rumahnya, Owen juga kembali ke H.G. Setibanya di H.G, ia dan ketiga anggotanya tengah berbincang di ruang tengah.
"Apa kata Jasper ?" tanya Owen .
Si botak memperlihatkan foto dengan bentuk oval memanjang serta garis melengkung di tengahnya yang dikirim oleh Jasper .
"Dari baju lab Wibhawa ada lambang itu. Jasper mengaitkan bahwa garis melengkung yang ada di peluru merupakan pemilik yang sama. Garis melengkung adalah tanda dari milik Wibhawa . Kenapa di baju lab nya ada bentuk oval, karena itu untuk membedakan setiap produk yang dia miliki" jelas Si botak.
"Jadi mereka adalah anggota Wibhawa ? " tanya Hulk
"Yes....seperti itu " sahur Si botak.
"Apa hubungannya dengan Wibhawa dan Jun ? bukan kah Jun berasal dari negara K, sedangkan Wibhawa dari negara ini ?"
"Itu yang perlu kita cari tahu lagi. Apa hubungan Wibhawa dengan Jun . Atau Wibhawa juga menyediakan jasa penyewaan mata-mata?" ucap Owen .
"Aku rasa tidak. Pasti ada hubungan di antara mereka. Data diri orang tua Jun juga masih sangat sulit untuk di cari" ucap Botak.
"Apa kedua pria itu belum mau buka mulut?" tanya Owen .
"Tidak. Mereka sangat setia " jawab Hulk.
Owen berdiri dan menuju ruang tahanan. Ia bisa melihat kedua pria itu dengan tangan tergantung menggunakan rantai besi. Wajahnya yang menghitam dan membiru akibat pukulan. Ia mengambil se-ember air dan menyiram tepat di wajah keduanya hingga membuat kepala mereka tersentak kebelakang akibat kencangnya siraman air.
Uhukk...uhukk
Keduanya terbatuk-batuk dengan hidung yang terasa pedis, karena air yang masuk ke dalam hidung.
"Siapa yang menyuruh kalian?" Owen menatap keduanya dengan dingin. Matanya tajam menelisik keduanya.
"Bunuh saja kami!!" sahut 1 tahanan.
(K****ita sebut tahanan saja ya)
"Aku tidak akan membunuhmu sampai kau mengatakannya. Kau ini seperti kerbau yang di cucuk hidungnya hingga sangat menurut pada tuanmu. Padahal kau tidak akan bisa bebas dan kembali ke tuanmu dalam keadaan hidup. Terus apa yang kau takutkan ?" Owen sungguh tak habis fikir. Apa lagi yang mereka pikirkan. Ia akui mereka sangat setia pada tuannya.
"Karena istri ku berada di tangan mereka " ucap tahanan 1 lirih dengan menunduk. Sangat sedih kala mengingat sang istri berada di tangan mereka yang ia sendiri seperti apa keadaannya sekarang.
Owen diam. Ia bisa melihat raut kesedihan di wajah tahanan 1. "Kau terlalu mematuhi mereka dengan alasan istrimu di tangan mereka, tapi apa kau pernah berfikir istri mu di jadikan budak nafsu mereka ? Sangat mustahil jika mereka tidak melakukan itu "
Tahanan 1 seketika mengangkat wajahnya dengan mata melotot. Ia tidak pernah berfikir ke sana sama sekali.
"Tidak ada yang tidak tertarik dengan wanita jika itu berhubungan dengan lubang se**ng***n dan kau begitu patuh dengan mereka. Jika itu aku, lebih baik aku mati bersama istriku dari pada membiarkan istriku menjadi budak nafsu mereka "
Tahanan satu diam mencerna perkataan Owen .
"Jangan percaya parkataannya. Dia hanya ingin memprovokasi mu agar mau berbicara. Kau tahu istrimu berada di tahanan dan sudah ada perjanjian tertulis disana" tahanan 2 berfikir temannya sudah mulai terprovokasi dengan perkataan Owen .
"Janji bisa di ingkari bukan? Siapa yang akan menghukum mereka jika mereka mengingkarinya ? Tidak ada bukan? Apa kau tidak berfikir teman mu ini pernah mencicipi istri mu?" Owen menatap tahanan 2 dengan penuh seledik.
Tahanan 2 membulatkan matanya. Ia terlihat kelabakan. "Jangan.... jangan percaya. Mana mungkin aku melakukan itu. Aku tidak tertarik dengan istri mu. Apalagi melihatnya luka di perutnya membuatku ingin muntah"
"Dari mana kau tahu istri ku memiliki luka di perutnya ?" giliran tahanan 1 menatap temannya dengan mata yang menyelidiki. Perut sangat jelas di tutupi oleh baju. Bagaimana bisa dia melihat perut istrinya.
"It...itu. Aku pernah mendengar mu mengatakannya "
"See? Dia berbohong. Kau bukan orang bodoh yang tidak bisa melihat kebohongan " ucap Owen .
Tahanan 1 menatap temannya tajam. Giginya bergemeletuk. Urat-urat lehernya menegang. "Be**bah si*lan!!" teriaknya serta menendang wajah tahanan 2 hingga membuat hidungnya mengeluarkan darah. Owen tersenyum tipis melihat pertengkaran keduanya.
"Aku patuh dengan perintah kalian, tapi apa balasannya ? Kalian menjadikan istri ku BUDAK!!" wajahnya memerah menatap tahanan 2.
"Tidak. Itu tidak benar. Jangan percaya " tahanan 2 masih membela diri.
"ARKHH....MATI KAU SI*LAN....!!!" tahanan 1 menendang tahanan 2 membabi buta.
"Sudah cukup !! Kau sudah tahu kebenarannya, maka tunggu apa lagi, katakan siapa kalian?" seru Owen .
Nafas tahanan 1 naik turun. Ia menatap Owen datar. "Apa yang akan ku dapatkan jika aku mengatakannya ?"
"Aku akan membebaskan istrimu dan juga kau" ucap Owen tanpa berfikir panjang.
"Kau bisa memegang janji?"
"Tentu saja" Owen memberikan pistol miliknya. "Kau bisa membunuh ku jika aku ingkar janji" ia membuka 1 ikatan rantai tangan tananan 1.
Tahanan 1 tak menyangka kalau Owen benar-benar percaya padanya. Ia mantap senjata di tangannya dan menatap Owen bergantian.
"Katakan sekarang !!" ucap Owen
.
.
NEXT
smga Elvin menolak perjodohan nya.