Kembali Ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan s2-nya. Anindya harus dihadapkan masalah yang selama ini disembunyikan Abinya yang ternyata memiliki hutang yang sangat besar dan belum lagi jumlah bunga yang sangat tidak masuk akal.
Kavindra, Pria tampan berusia 34 tahun yang telah memberikan hutang dan disebut sebagai rentenir yang sangat dingin dan tegas yang tidak memberikan toleransi kepada orang yang membuatnya sulit. Kavindra begitu sangat penasaran dengan Anindya yang datang kepadanya meminta toleransi atas hutang Abinya.
Dengan penampilan Anindya yang tertutup dan bahkan wajahnya juga memakai cadar yang membuat jiwa rasa penasaran seorang pemain itu menggebu-gebu.
Situasi yang sulit yang dihadapi gadis lemah itu membuat Kavindra memanfaatkan situasi yang menginginkan Anindya.
Tetapi Anindya meminta syarat untuk dinikahi. Karena walau berkorban demi Abinya dia juga tidak ingin melakukan zina tanpa pernikahan.
Bagaimana hubungan pernikahan Anindya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 Gagal Lagi.
"Saya bukan menceramahi hanya mengingatkan saja. Jadi jika sudah sehat, maka jangan mencari penyakit," ucap Anindya
"Apa itu artinya sekarang kau melarangku untuk berhubungan dengan wanita lain?" tanya Kavindra dengan satu alis terangkat.
"Bukankah tuan sudah menikahiku. Kenapa harus jajan di luar jika istri masih ada," ucap Anindya yang membuat Kavindra mendengus kasar.
"Anindya aku adalah laki-laki yang bebas dan aku tidak bisa hanya dengan satu wanita saja," ucap Kavindra dengan santainya.
"Terserah apa yang tuan katakan. Tetapi selagi saya masih menjadi istri tuan. Tolong jangan lakukan hal itu dan mungkin saat ini tuan masih terbebas dari penyakit itu dan bagaimana jika nanti tuan akan menularkannya kepada saya," ucap Anindya mengingatkan yang pasti tidak ingin di rugikan.
Kavindra menyergah nafas dan melangkah mendekati Anindya.
"Jadi kau benar-benar akan melarangku untuk berhubungan dengan wanita lain selama kau menjadi istriku?" tanya Kavindra dengan suara serak yang memajukan wajahnya pada Anindya sehingga jarak mereka begitu sangat dekat.
"Anindya kenapa kau begitu posesif sekali sekarang hah! Kau terus saja melarangku ini dan itu menceramahiku dan sekarang melarangku untuk tidur dengan wanita selain dirimu. Apa kau merasa pantas menggantikan mereka?" tanya Kavindra dengan kedua alis bertautan.
Anindya menganggukkan kepala dengan santainya.
"Kau terlalu percaya diri sekali. Jika kau bisa membuatku betah hanya menyentuh tubuhmu dan tidak menyentuh wanita lain," sinis Kavindra yang sekarang matanya sudah sangat nakal melihat tubuh sang istri dari bawah sampai atas dan bahkan mata itu berpatok pada bagian dada Anindya.
"Kalau begitu aku harus mencobanya saat ini dan kita akan melihat apa aku bisa terus bersamamu atau justru aku juga sama akan bosan dan mencari wanita lain. Karena kamu harus mengetahui Anindya, jika aku tidak menyentuh wanita yang sama," ucapnya dengan sinis.
Anindya lagi-lagi tidak merespon apapun. Dia sudah sangat tahu bagaimana suaminya itu yang kalau bicara memang suka vulgar.
Kavindra yang tiba-tiba mengusap lengan Anindya dari bawah sampai atas dan usapan itu seolah ingin merangsang istrinya yang membuat Anindya tampak menahan diri yang pasti tidak bisa bohong jika tubuhnya seolah tersengat listrik.
"Kau selalu saja tampil cantik di hadapanku dan tubuhmu kita sangat harum, apakah sengaja ingin memancing ku untuk segera bermain-main denganmu?" tanyanya dengan suara serak yang lagi-lagi berbicara di telinga sama istri.
Kavindra mencium bahu Anindya yang membuat Anindya memejamkan mata dan bahkan Kavindra perlahan menurunkan dress piyama sebagai penutup itu dan seluruh tubuh istrinya yang hanya terbalut piyama bagian dalam yang sangat seksi di atas paha dengan lengan satu jari.
Kulit mulus putih itu terlihat begitu jelas yang membuat Kavindra menelan saliva yang sudah tidak sabar ingin menghabiskan malam bersama sang istri yang sudah dia beli dengan harga yang sangat fantastis.
"Aku akan menuruti permintaanmu untuk tidak bermain dengan wanita lain, jika kau bisa membuatku betah hanya untuk menikmati mu," ucap Kavindra dan Anindya sejak tadi hanya diam saja.
Kavindra kembali mengusap lengan tersebut dan sekarang mendekatkan wajahnya kepada Anindya dengan tangannya yang sudah berpindah kepada pipi Anindya dan Anindya merasa kenyal pada bibirnya, yang ternyata Kavindra sudah mencium bibir itu.
Anindya terlihat begitu sangat patuh. Ini adalah ciuman pertamanya dari sang suami yang membuat tubuhnya seperti tersengat aliran listrik dengan jantungnya berdebar begitu kencang merasakan sensasi yang tidak pernah dirasakan, lidah suaminya yang bermain di dalam mulutnya yang seolah tidak ingin melepaskan ciuman itu.
Sampai akhirnya beberapa menit ciuman itu terlepas dengan nafas Anindya naik turun dan perlahan matanya terbuka dan langsung mendapatkan tatapan dari Kavindra.
"Ini ciuman pertamamu?" tanya Kavindra yang membuat Anindya menganggukkan kepala.
"Bagaimana rasanya?" tanyanya dengan suara serak dan tatapan matanya menggoda sang istri.
Anindya terdiam yang tidak mungkin juga bisa menggambarkan rasanya.
"Kau menyukainya?" tanya Kavindra. Anindya tidak mampu berkata-kata yang hanya menatap sayu suaminya itu.
Tiba-tiba saja tubuhnya sudah terangkat yang digendong ala bridal style yang membuat Anindya kaget, tetapi tangannya spontan dikalungkan di leher Kavindra.
"Malam ini kau akan menjadi milikku," ucap Kavindra.
Tidak ada jawaban dari Anindya yang dari tatapan matanya sudah pasrah dan bahkan sangat ikhlas jika suaminya menyentuhnya.
Dengan sangat perlahan Kavindra membaringkan Anindya di atas ranjang dengan begitu sangat hati-hati dan bahkan tubuhnya sudah menindih tubuh kecil sang istri yang sekarang mencium lembut kening Anindya.
Jantung wanita polos itu semakin berdebar dengan kencang dan Kavindra yang kembali mencium bibir Anindya dengan memainkan lidahnya di dalam sana yang kembali memberikan sensasi yang membuat Anindya kembali memejamkan mata.
Tidak lama ciuman itu kembali terlepas dan ternyata lidah Kavindra yang sudah berpindah pada leher jenjang Anindya dan lagi-lagi Anindya tidak dapat menggambarkan apa yang dia rasakan.
Terasa begitu geli. Namun juga sangat nikmat. Entahlah tubuhnya sekarang benar-benar terangsang oleh semua sentuhan suaminya dan bahkan tangan Kavindra yang di bawah sana meraba-raba pahanya iya bahkan hampir naik ke selangkangannya yang sengaja ingin memancing hasrat Anindya agar patuh kepadanya dan justru meminta kepadanya.
Tetapi di tengah permainan yang panas itu dengan semua sentuhan tangan Kavindra yang tiba-tiba saja Kavindra menghentikannya dan menjatuhkan tubuhnya di samping Anindya dengan nafasnya naik turun.
Anindya yang merasa ada yang hilang membuka perlahan matanya dan menoleh ke samping yang sangat bingung dengan suaminya yang tiba-tiba tidak melanjutkannya.
"Hahhh! kau membuat ku gila Anindya!" hanya itu yang diucapkan dengan suara berat.
"Tidurlah malam ini di kamarku," ucap Kavindra yang turun dari ranjang dan tiba-tiba memasuki kamar mandi.
"Ada apa dengannya?"
"Kenapa dia malah berhenti?" tanya Anindya dengan sangat kebingungan yang mana apa yang dilakukan Kavindra benar-benar sangat tanggung.
Anindya yang mencoba untuk duduk dan menarik selimut menutup tubuhnya yang pasti sangat berantakan dengan lengan piyamanya yang sudah turun ke bahunya dan mungkin jika dia berkaca bahwa lehernya sudah penuh dengan kemerahan Adan bibirnya juga terlihat sedikit membengkak.
Kavindra seperti tidak pernah saja melakukan hal itu kepada wanita yang seolah-olah ingin menghabisi Anindya malam itu juga, tetapi toh dia tidak melanjutkannya.
"Aneh sekali," ucap Kavindra dengan menghela nafas yang penuh dengan kebingungan.
**
Kavindra yang ternyata sedang mandi yang berada di bawah shower dengan kedua tangannya menekan dinding kepalanya yang menunduk melihat lantai.
"Ada apa denganmu? kenapa kau bisa menahan diri dan tidak melanjutkannya?" Kavindra juga bertanya-tanya dengan apa yang telah terjadi yang membuat dia justru bingung.
"Aku benar-benar bisa gila dibuat wanita itu. Aku tidak tahu apa kelebihannya berhasil menarik perhatian ku dan selalu menginginkannya. Hanya melihat tubuhnya saja sudah membuat tubuhku panas, hanya berciuman saja diriku yang tidak bisa melanjutkan semua itu. Aku lama-lama benar-benar bisa gila,"
"Apa susahnya sejak awal langsung tidur dengannya dan tanpa mendengarkan semua permintaannya, aku menuruti apa yang dia mau dan ternyata betapa sangat bodohnya aku yang menuruti semua keinginannya," Kavindra bergerutu sendiri yang benar-benar sangat tidak mengerti dengan apa yang dia rasakan saat ini.m
Bersambung.....