Married With Duda

"Eh, maaf Pak Dev saya refleks tadi" ucap ku sambil merapikan pakaian Pak Devano. Dia hanya menatap ku saja tapi aku tidak peduli dengan ini, perhatian ku sekarang kembali ke Damien yang hampir menghabiskan kerupuknya, tinggal sedikit lagi dan..

"Yey...Damien menang" teriak ku. Damien langsung di serbu teman satu kelasnya. Setelah itu Damien menghampiri ku.

"Mom.... upsss aku lupa ini di sekolah" ujar Damien melirik kanan dan kiri dengan tangannya yang menutup mulutnya. Untung saja tidak ada yang mendengarnya kecuali Devano yang terkejut mendengar panggilan Damien kepada Sarah. Sarah hanya terkekeh melihat Damien.

"Kamu hebat Dami bisa mengalahkan mereka" ucap ku sambil menyugarkan rambut halusnya kebelakang dan menghapus keringat yang ada di dahinya dengan tangan ku.

"Dad, aku menang, Daddy harus memberikan ku hadiah nanti" ujar Damien.

"Kenapa harus Daddy, harusnya kamu minta hadiah dari sekolah mu atau guru mu, lagian kamu cuma menang lomba makan kerupuk saja" ucap Devano. Ia hanya berpura-pura saja, ingin melihat reaksi marah anak nya saja.

"Dad..., pokoknya aku minta hadiah dari Daddy. Kalau tidak aku tidak mau jadi anak Daddy lagi" ucap Damien mengancam.

"Ya sudah, Daddy masih punya Darren kok " balas Devano.

"Mom bantu Dami supaya ayah mau membelikan ku hadiah" rengek Damien kepada ku, ia tidak peduli lagi dengan panggilannya. Aku juga bingung mau menjawab apa. Tidak mungkin kan aku menyuruh Pak Devano supaya membelikan Damien hadiah.

"Sudah lah, Daddy mu hanya bercanda saja. Nanti kamu akan dibelikan hadiah kok. Kalau Daddy mu tidak mau, Miss yang akan membelikannya" ucap ku menghibur Damien, karena aku tahu jika Pak Devano hanya berpura-pura saja.

"Terima kasih, mommy memang yang terbaik".

*********************************************

"Kenapa Daddy memanggil kami kesini?" ujar Darren saat mereka sudah ada di ruang kerja Devano.

"Daddy akan pergi ke luar kota selama satu minggu untuk urusan bisnis, grandma akan datang untuk menemani kalian di rumah ini" jawab Devano.

"Apa dad tidak bisa pulang lebih cepat?" tanya Damien lalu naik ke pangkuan ayah nya.

"Akan daddy usahakan, oke".

"Kenapa tidak mommy Sarah saja yang menjaga kami dad?" tanya Darren. Devano bingung dengan anak-anaknya yang terlalu dekat dengan Sarah. Apalagi kedua anaknya memanggilnya mommy. Bukannya Devano tidak suka, hanya saja ia merasa tidak enak hati.

"Ia dad, aku mau mommy yang menjaga kami. Aku juga udah kangen dengan masakan mommy. Itu lezat sekali. Ayo dad telpon mommy sekarang" ucap Damien. Devano semakin pusing dengan permintaan anak-anaknya. Bagaimana mungkin ia akan menelepon Sarah. Ia tidak ingin membebani wanita itu. Apalagi ini sudah malam, bisa saja Sarah sedang bersama kekasihnya.

"Tidak, grandma yang akan menjaga kalian. Jangan merepotkan Miss Sarah" ucap Devano dengan tegas.

"Aku mau mommy, pokoknya aku mau mommy" ujar Damien merengek lalu turun dari pangkuan Devano.

"Kenapa kalian jadi pembangkang sekarang HAH" bentak Devano hingga membuat kedua anak itu terdiam. Mereka tampak ketakutan, meskipun ayahnya jarang marah tapi kalau sudah marah Damien dan Darren tidak akan berkutik lagi.

"Sekarang pergi ke kamar kalian dan tidur, Daddy tidak mau mendengar penolakan" ujar Devano dingin. Dua bersaudara itu langsung keluar meninggalkan Devano.