Rangga adalah seorang pemuda yang mendapatkan warisan sepasang mata sakti. mata sakti mampu menembus benda apapun, juga memberikan kemampuan medis dan ilmu beladiri.
Namun untuk mendapatkan mata sakti itu, Rangga menjadi bisu selama 5 tahun. tanpa di duga dia menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Namun istrinya tidak mencintainya sama sekali.
Namun dirinya selalu di rendahkan oleh keluarga istrinya karena bisu dan tidak berguna.
Setelah 5 tahun berlalu, Rangga akan menggunakan mata saktinya untuk merubah takdirnya dan mendapatkan hati istrinya.
Bagaimana kelanjutannya bisa di baca di novel ini ya !!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 16 SONIA DI CULIK
Sikap kedua mertuanya itu kini berbanding terbalik dari sebelumnya. Biasanya mereka selalu merendahkannya, kini justru menyanjungnya.
Kemudian Rangga mengeluarkan segepok uang dari dalam sakunya dan memberikannya kepada ibu mertuanya.
"Bu, ini ada uang 300 juta, ibu ambillah, selama ini aku sudah menyusahkan ayah dan ibu," ujar Rangga.
Seketika Ratih juga langsung terkejut melihat segepok uang di hadapannya. Dengan segera Ratih mengambil uang itu dengan sangat cepat.
"Haha... ibu berdoa semoga kamu semakin sukses," ujar Ratih.
"Kelak harus baik-baik dengan Miranda," sambung Ratih.
"Kalau begitu kami masuk dulu," sambung Ratih lagi.
Ratih segera menarik tangan Joni dan membawanya masuk ke rumah. Ratih sudah tidak sabar ingin berkaca di kamarnya dengan menggunakan barang-barang pemberian Rangga ini.
Sementara Rangga tidak menyangka, kini kedua mertuanya tidak seperti sebelumnya. Mereka berdua begitu ramah kepadanya, sehingga Rangga merasa mereka adalah orang yang berbeda.
Bahkan dulu mereka sering menyuruh dirinya untuk bercerai, tapi kini mereka tampak mendukung pernikahannya ini.
Rangga juga mulai senang jika mertuanya sudah mulai menerimanya. Hanya kini Rangga harus lebih keras berusaha untuk mendapatkan hati Miranda.
"Tampaknya aku harus sering-sering memberikan mereka hadiah," pikir Rangga.
Asalkan semua itu dapat membuat kedua mertuanya menjadi baik terhadapnya, Rangga juga tidak akan mempermasalahkan, jika harus mengeluarkan banyak uang.
Sementara itu, Miranda yang mendengar suara ribut dari luar, juga mulai keluar dari dalam rumah.
"Rangga..." ujar Miranda terlihat kaget dengan penampilan baru Rangga.
Rangga terlihat sangat rapi dengan menggunakan setelah jas berwarna hitam.
Sebelumnya Rangga selalu menggunakan pakaian yang sedikit lusuh, namun kini penampilan barunya membuatnya jauh berbeda dari sebelumnya.
"Miranda," ujar Rangga.
"Hari ini kenapa dia terlihat tampan," pikir Miranda.
"Miranda aku punya hadiah untuk mu," ujar Rangga.
"Hadiah...?" ujar Miranda.
"Lihat mobil ini, bagaimana menurutmu?" tanya Rangga.
Miranda langsung melihat sebuah mobil sport mewah berwarna putih. Mobil itu terlihat sangat keren dan luar biasa.
"Rangga ini mobil milik siapa?" tanya Miranda.
"Ini mobil milikmu," jawab Rangga.
"Milikku...?" Miranda tampak bingung.
"Aku melihat mobilmu yang sebelumnya sudah usang dan jadul, jadi aku membelikan mu sebuah mobil," jelas Rangga.
"Bagaimana kamu suka bukan?" sambung Rangga.
"Tapi mobil ini sangat mewah, harganya pastilah sangat mahal," ujar Miranda.
"Miranda, asalkan kamu suka, aku akan berusaha untuk mendapatkannya untukmu," ujar Rangga.
Miranda juga mulai tersentuh oleh perkataan Rangga ini. Rangga seolah kini telah berubah dari Rangga yang dulu dia kenal.
"Aku masih ada sesuatu untukmu," ujar Rangga.
Rangga mulai membelakangi tubuh Miranda dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.
"Rangga apa yang mau kamu lakukan?" tanya Miranda.
"Aku membelikan mu sebuah kalung, aku harap kamu menyukainya," jawab Rangga sambil memakaikan kalungnya di leher Miranda.
Miranda tampak terkejut sambil melihat sebuah kalung di yang telah terpasang di lehernya.
"Seperti dugaanku, kalung ini pas sekali untukmu, kamu terlihat cantik sekali," ujar Rangga.
Seketika hati Miranda juga langsung berdebar-debar, jantungnya berdegup semakin cepat. Perasaan seperti sudah beberapa kali Miranda rasakan akhir-akhir ini.
"Rangga, terima kasih," ujar Miranda.
Rangga juga begitu senang, Miranda kembali mengucapkan terima kasih kepadanya. Hubungannya dengan Miranda juga semakin dekat.
Esok harinya Rangga sedang berada di toko obatnya. Rangga sedang melayani pasien yang datang untuk berobat. Tiba-tiba saja ponsel miliknya berdering.
Rangga mengeluarkan ponselnya dan mendapati panggilan itu berasal dari Miranda. Rangga juga segera menjawab panggilan tersebut.
"Halo," ujar Rangga menjawab panggilan dari Miranda.
"Rangga, Sonia di tangkap orang," ujar Miranda terdengar sangat panik.
Rangga seketika juga menjadi panik karena mendengar Miranda mulai menangis di telepon.
"Miranda, jangan takut, aku segera kembali," ujar Rangga.
Dengan segera Rangga menutup tokonya dan buru-buru pulang ke rumahnya. Miranda pasti saat ini sedang kebingungan di rumah.
Begitu sampai di rumah, Rangga mendapati Miranda sedang duduk di kursi sambil menangis. Sementara Miranda belum memberitahukan tentang Sonia yang di culik kepada kedua orang tuanya.
"Miranda, ceritakan kepada ku sebenarnya apa yang terjadi," ujar Rangga.
Kemudian Miranda mulai menceritakan bahwa Sonia ada menghubungi nya dan mengatakan akan terlambat pulang ke rumah. Setelah pulang dari kampus dia ada janjian dengan temannya.
Namun setengah jam kemudian, tiba-tiba saja Sonia kembali menelepon, tapi yang berbicara adalah suara seorang pria asing. Pria tersebut berkata, jika ingin Sonia selamat maka harus membawa uang senilai 5 milyar ke alamat yang sudah di kirimkan.
Jika ada yang berani melapor ke polisi, maka mereka tidak segan-segan untuk melukai Sonia. Miranda juga mendengar suara Sonia yang sedang menangis dari telepon.
Setelah menjelaskannya kepada Rangga, Miranda kembali menangis. Sonia adalah adik kandungnya, Miranda jelas sangat mengkhawatirkannya.
"Miranda kamu jangan khawatir, aku akan membawa Sonia kembali dengan selamat," ujar Rangga.
"Rangga kamu harus hati-hati," ujar Miranda melihat Rangga yang sudah pergi.
Rangga berjalan pergi dan langsung masuk ke dalam mobil jadul menuju ke tempat yang di jelaskan oleh Miranda.
Di tengah jalan Rangga mampir ke bank untuk mengambil uang di rekeningnya. Sisa uang milik Rangga juga pas tinggal 5 milyar saja.
Sementara itu di sebuah gudang kosong yang terbengkalai di pinggiran kota, terlihat Sonia dengan tangan belakang dan kaki terikat.
"Dasar wanita jalang, aku begitu menyukaimu, tapi kamu sangat angkuh dan terus menolak ku," ujar seorang pria sambil menjambak rambut Sonia.
Pria itu bernama Devan, Devan merupakan kakak kelas dari Sonia. Karena selalu di tolak oleh Sonia, akhirnya Devan merasa jengkel dan memutuskan untuk menculiknya.
Sonia begitu sangat cantik, bahkan di kampus mendapatkan julukan bunga kampus. Hal itu membuat Devan tergila-gila kepadanya.
Untuk menjalankan rencananya ini, Devan harus membayar beberapa orang preman untuk membantunya.
Sebelum dia meniduri Sonia, Devan juga ingin mendapatkan uang dari keluarganya ini. Devan akan menggunakan uang itu untuk membayar preman yang dia sewa.
"Karena kamu terus menolak aku, lihat saja apa yang akan aku lakukan kepadamu," ujar Devan.
"Dasar brengsek, kamu benar-benar tidak tahu malu," balas Sonia.
Kemudian sebuah mobil masuk ke dalam gudang kosong itu. Keluar dari dalam mobil itu sosok Rangga dengan membawa koper yang berisikan uang.
Rangga langsung melihat Sonia yang sedang terikat tali dalam kondisi yang memprihatinkan. Rangga juga langsung menggertakkan giginya menahan emosinya.
Walaupun Sonia selalu bersikap kasar kepadanya dan tidak suka kepadanya, namun dia tetaplah adik Miranda. Jika terjadi sesuatu kepada Sonia, tentu Miranda akan sedih dan Rangga tidak mau itu terjadi.
Rangga juga tidak bisa bergerak sembarang karena takut mereka akan melukai Sonia. Rangga menunggu waktu yang tepat untuk menghajar mereka.
"Aku ke sini, untuk menukarkan Sonia dengan uang," ujar Rangga.
"Devan, sepertinya dia hanya datang seorang diri," ujar salah seorang kepada Devan.
Terlihat senyuman licik di bibir Devan karena semua akan berjalan sesuai dengan rencananya.
"Kenapa yang datang malah Rangga yang tidak berguna, apa gunanya dia datang ke sini," ucap Sonia dalam hati sambil menggigit bibirnya sendiri.
Di gas ken
Mumpung lagi seru
Tetap Semangat
Bukannya rangga?