Mirna gadis miskin yang dibesarkan oleh kakeknya. Dia mempunyai seorang sahabat bernama Sarah.
Kehidupan Sarah yang berbanding terbalik dengan Mirna, kadang membuat Mirna merasa iri.
Puncaknya saat anak kepala desa hendak melamar Sarah. Rasa cemburunya tidak bisa disembunyikan lagi.
Sang kakek yang mengetahui, memberi saran untuk merebut hati anak kepala desa dengan menggunakan ilmu warisan keluarganya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Yuk baca kisahnya, wajib sampai end.
29/01'25
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deanpanca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18 Menemukan Mirna
*
Sebelum benar benar keluar dari area hutan tempat Mirna tinggal, entah mengapa Mirna meminta kepalanya ditutup kain hitam.
Orang orang Pak Kades langsung menyetujuinya, toh hanya menutup dengan kain hitam. Tugas mereka juga sudah selesai, karena orang yang dicari sudah ditemukan.
Setelah menutup kepala Mirna dengan kain hitam, mereka melanjutkan perjalanan dengan cara menuntun Mirna sepanjang perjalanan.
"Maaf atuh, Kang. Bisa tidak kepala ku ditutupi dengan kain hitam ini?" Kata Mirna.
Orang orang itu kembali saling pandang, dan akhirnya meng-iyakan nya.
"Sini kainnya, tapi kamu jangan macam macam!" Seorang mengambil kain itu dan mulai menutupkan ke kepala Mirna.
**
Begitupun juga dengan orang orang Juragan Bandi. Sebelum benar benar keluar area pemakaman, Mirna meminta kepalanya ditutup dengan kain hitam.
Mereka berpikiran, mungkin saja Mirna malu kalau sampai terlihat oleh warga. Akhirnya mereka setuju dan mengikuti kemauan Mirna.
🦉🦉🦉
Di rumah Pak Kades
Pak Kades menerima telepon dari orangnya, yang mengatakan bahwa Mirna telah ditemukan. Segera dia meminta orangnya untuk membawa wanita itu ke rumahnya.
"Bandi, orangku sudah menemukan Mirna!" Kata Pak Kades.
Juragan Bandi tersenyum, "bagus, segera bawa dia kemari." Ucapnya.
Selang berapa lama Juragan Bandi juga menerima panggilan dari orangnya, yang mengatakan kalau telah menemukan Mirna juga.
"Juragan, kami sudah menemukan Mirna." Ucap orang diseberang telepon.
"Apa kamu gak salah?" Tanya Juragan Bandi. Karena belum lama, pak Kades bilang orangnya telah menemukan Mirna.
"Tidak, Juragan! Bahkan dia sendiri yang meminta kami membawanya pada Anda."
"Cepat bawa di ke rumah Pak Kades, aku tunggu." Ucap Juragan Bandi. Kemudian panggilan telepon pun diakhiri.
"Ada apa, juragan? Tanya Bu Sitti. Dia melihat raut wajah suaminya yang tiba tiba berubah.
Pak Kades yang juga duduk diseberang nya, ikut menatap juragan Bandi.
"Orangku memberitahu, kalau mereka sudah menemukan Mirna." Kata Juragan Bandi.
Sontak mereka yang disana terkejut, setahu mereka hanya ada satu Mirna, tapi dua kelompok yang mencari, keduanya juga menemukan Mirna.
"Loh, bukannya yang menemukan Mirna, orang orang Pak Kades." Kata Bu Sitti.
Pak Kades dan yang lainnya juga ikut menatap heran.
"Kita lihat saja nanti kalau mereka sudah sampai, tidak mungkin juga mereka bohong." Ucap Juragan Bandi.
***
Singkatnya kedua rombongan itu telah sampai di rumah Pak Kades. Saat itu kebetulan Pak Kades dan Juragan Bandi tengah menunggu di teras rumah.
Keduanya sempat bingung, masing masing dafi kelompok mereka membawa seseorang dengan kepala ditutupi kain hitam.
"Juragan, kami menemukannya di makam." Pihak juragan Bandi mendorong Mirna agar maju ke depan.
"Dan kalian?" Tanya Pak Kades pada orang orangnya.
"Kami juga menemukannya di gubuk dalam hutan. Gubuk itu juga masih berdiri kokoh, Pak!" Pihak Pak Kades juga menyerahkan Mirna yang mereka bawa.
Juragan Bandi dan Pak Kades saling tatap. Juragan Bandi menggeleng kepalanya pelan.
"Bawa mereka berdua ke gudang penyimpanan, Sur!" Perintah Pak Kades. "Bandi, ayo kita juga harus kesana." Ajak Pak Kades.
Juragan Bandi mengikuti arahan Pak Kades, sedangkan para wanita tetap di rumah utama menemani Purnomo.
Lalu dimana Salman? Salman pamit pulang, karena sang ibu memintanya untuk mengantar pesanan kue.
Kembali pada Juragan Bandi dan Pak kades yang kini tengah berhadapan dengan 2 orang yang mengaku sebagai Mirna.
"Buka penutup kepalanya!" Perintah Juragan Bandi.
Saat penutup kepala 2 Mirna dibuka, mereka langsung ambruk ke belakang. Kejang kejang, kulitnya mengeriput, darahnya terkuras habis,menyisakan kulit dan tulang.
"Astagfirullah! Anak itu menipu kita. Siapa dua orang yang kalian bawa pulang?" Bentak Juragan Bandi.
"Kami yakin membawa pulang Mirna, Juragan. Tadi kami kira dia merasa malu kalau sampai dilihat warga, makanya meminta ditutup kepalanya." Jelas Orang Juragan Bandi.
Pak Kades menatap orangnya, juga meminta penjelasan.
"Kami juga yakin membawa pulang Mirna, Pak. Walau ada sedikit hal menyeramkan yang terjadi, tapi kami pastikan orang itu Mirna." Ucapnya.
"Kejadian aneh apa?" Tanya Juragan Bandi.
"Saat kami sampai disana, rumah yang dulunya roboh sudah berdiri kokoh kembali. Bahkan pintu gubuk itu terbuka sendiri, padahal tidak ada angin dan jarak Mirna dengan pintu cukup jauh." Terang orang Pak Kades.
"Kemana anak itu?" Apa jangan jangan dia di rumah A....!!" Ucapan Juragan Bandi terpotong.
Pintu gudang terbuka, seorang wanita dengan rambut tergerai masuk ke ruangan itu. Juragan Bandi memicingkan matanya, sontak dia terkejut.
"Mirna!" Suaranya yang keras, membuat Pak Kades dan semua orang diruangan mengikuti arah pandang Juragan Bandi.
"Apa Juragan mencari ku?" Kata Mirna. Sosok yang baru saja masuk ke dalam gudang.
Dia terus melangkah dan berhenti tepat di depan Juragan Bandi, yang hanya berjarak 3 langkah.
"Kalian semua keluar dulu, ada yang ingin kami bicarakan." Titah Juragan Bandi.
***
"Berhenti melakukan pelet pada Purnomo, Mirna!" Desak Juragan Bandi. Dia maju selangkah mendekat kearah Mirna.
"Apa maksud, Juragan? Saya tidak pernah melakukan hal seperti itu." Balas Mirna.
"Tidak usah berpura-pura, aku tau semua tentang kakek Sapto." Kata Juragan Bandi.
Mirna terdiam, memikirkan apa benar juragan Bandi mengetahui sesuatu tentang kakeknya. Selama ini sang kakek tidak pernah bercerita apapun tentang juragan Bandi.
"Apalagi yang kau tunggu, cepat hentikan perbuatan terkutuk mu itu. Kalau tidak, aku tidak akan segan untuk menghabisi mu." Ancam Juragan Bandi.
"Menghabisi ku? Coba saja! Maka menantu mu, akan seperti itu selamanya." Teriak Mirna. Dia tidak lagi menjaga ucapannya, dia semakin berani menyuarakan keinginannya.
"Sekarang kau mengakui, kalau kau telah me-melet Purnomo. Dasar wanita licik!" Ucap Pak Kades.
"Jaga ucapan mu, Pak Kades. Sebelum mengatakan aku licik, lihatlah dirimu sendiri. Kau lebih licik daripada ku." Suara Mirna meninggi.
"Apa tujuanmu sebenarnya, Mirna?" Tanya Juragan Bandi. Pikiran terburuknya adalah Mirna ingin menghancurkan putrinya, Sarah.
"Aku hanya ingin bersamanya, sepanjang sisa hidupku." Bohong Mirna. Tidak mungkin dia mengatakan tujuan sebenarnya.
"Dulu mungkin aku masih bisa memikirkan kelayakan mu menjadi keluarga kami. Tapi sekarang dengan sikap mu seperti ini, berani menggunakan ilmu hitam. Aku tidak sudi lagi." Kesal Pak Kades.
"Apa menurut Pak Kades, aku peduli? Ha-ha-ha!" Mirna tertawa puas.
Pak Kades dan Juragan Bandi, melotot mendengar ucapan Mirna.