🥇 1st Winner [EVENT KONFLIK RUMAH TANGGA]
Calista Zalfa Olina, kaget saat melihat Elvan Rafisqy Fathaan, kekasihnya sedang bercinta di apartemen dengan wanita lain.
Merasa dikhianati, Calista mengadu pada Ghali Daniyal Bramantio, ayah dari Elvan tentang pengkhianatan anaknya.
Om Tio, ayah dari Elvan mendengarkan semua curhatan Calista tentang anaknya dengan penuh perhatian. Melihat perhatian Om Tio, Calista menjadi simpati.
Sejak pertemuan pertama itu, Om Tio sering menghubungi Calista hanya sekedar curhat sambil mengajak makan siang atau makan malam.
Berawal dari sana pernikahan Om Tio dan istrinya yang memang sedang di ujung tanduk membuat Om Tio menaruh hati kepada Calista yang berakhir pada sebuah perselingkuhan.
Om Tio dan Calista akhirnya memutuskan untuk menikah secara siri.
Apakah rumah tangga mereka akan berjalan mulus? Apa yang terjadi jika istrinya om Tio mengetahui pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Empat.SDCM.
Tio membawa Elvan ke salah satu restoran terdekat dan mengambil ruang VIP.
Setelah memesan makanan, Tio meminta Elvan untuk mengatakan apa yang ingin dia bicarakan.
"Sekarang katakan apa yang ingin kamu katakan. Sepertinya ada hal yang sangat penting."
"Aku ingin papa jujur dan tidak ada yang disembunyikan."
"Baiklah, kali ini bicara sebagai sesama pria. Pria itu yang dipegang komitmennya, yang dipegang itu omongan, janjinya, bukan segala sesuatu, bukan mengobral janji."
"Aku ingin tau, apakah papa nggak mencintai mama lagi."
"Nggak, udah lama cinta papa pudar dan hilang."
"Kenapa Papa masih bertahan jika udah nggak cinta."
"Karena kamu. Hanya itu alasan papa bertahan."
"Jangan buat aku jadi alasan."
Tio tersenyum dengan Elvan sebelum melanjutkan ucapannya.
"Jika diantara kami tidak ada kamu sebagai pengikat, mungkin papa dan mama telah lama berpisah. Papa sudah lama menunggu saat mama kamu berubah, tapi sepertinya mama kamu terlalu terlena dengan dunianya."
"Seharusnya papa sebagai kepala keluarga bisa bersabar menasihati mama hingga dia berubah, bukan membiarkan dia makin terjerumus."
"Apa kamu pikir selama ini papa tidak bersabar dan menasihati mama kamu. Elvan, kamu pikir kenapa papa pisah ranjang dengan mama kamu. Itu awalnya karena papa ingin menghukum mama kamu dan memberikan efek jera. Ternyata mama kamu malah senang dan memanfaatkan semuanya. Dia makin terlena dengan dunianya."
"Keputusan akhirnya, apakah papa dan mama akan berpisah?"
"Ya, dan saat ini proses perceraian kami sedang berlangsung."
"Jujur saja, papa mulai tergoda dan menginginkan perceraian karena Calista'kan?"
"Maksud kamu?"
"Papa mengajukan perceraian hanya karena ingin bebas bersama Calista. Papa udah menikahi Calista'kan?"
"Ya, kami udah menikah. Perceraian papa dan mama pasti akan terjadi karena kehadiran Calista ataupun tidak. Kamu pasti tau bagaimana kehidupan rumah tangga yang papa dan mama jalani saat ini."
"Semua hanya alasan. Selama sepuluh tahun Papa masih bersabar menghadapi tingkah mama, tapi semenjak Calista datang menggoda, papa jadi nggak tahan dan ingin berpisah."
Tio tampak tersenyum miring menanggapi ucapan Elvan. Tio meneguk minuman hingga habis separuh gelas.
"Sekarang giliran Papa yang bertanya. Seandainya papa menikah dengan wanita lain yang bukan Calista, apakah kamu akan semarah ini juga? Apakah kamu akan melarang juga?"
"Kenapa Papa bertanya begitu?"
"Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi. Apakah reaksi kamu akan sama? Papa rasa nggak, karena kamu sebenarnya nggak pernah peduli apa yang Papa dan Mama lakukan. Kamu hanya nggak bisa terima Calista yang menjadi ibu tirimu.".
Elvan menatap tajam ke mata Papa nya. Tidak bisa dia pungkiri jika yang dikatakan Papa itu benar adanya.
"Papa tau jika Calista itu kekasihku. Kami hampir menikah. Namun, kenapa papa tega mengkhianati aku dan mama. Apa nggak ada wanita lain yang bisa papa jadikan istri?" tanya Elvan dengan suara sedikit tinggi.
"Kamu dan Calista telah putus saat Papa mulai dekat dengannya. Begitu juga dengan mama, hubungan Papa dan Mama sudah nggak bisa dipertahankan saat Calista masuk di hidup Papa. Jadi di mana letak salahnya?" tanya Papa.
"Kamu bertanya, apakah Papa nggak bisa mencari wanita lain? Papa bisa saja mencari wanita lain untuk pendamping hidup, tapi apakah akan sama dengan Calista. Papa dan Calista saling mencintai, kami saling membutuhkan. Jadi buat apa mencari yang lain, jika di depan mata sudah ada yang sesuai."
"Papa hanya dibutakan karena cinta. Coba Papa pikirkan baik-baik, mana ada wanita muda yang mencintai seorang pria yang pantas jadi orang tuanya jika bukan karena uang. Calista itu hanya mengincar harta Papa!" ucap Elvan dengan suara keras.
"Hingga detik ini nggak pernah Calista morotin harta Papa. Dia nggak pernah meminta. Namun sebagai suami, sudah menjadi tanggung jawab Papa memenuhi semua kebutuhannya."
"Omong kosong. Semua temanku dapat melihat perbedaan antara Calista yang dulu dengan Calista saat ini. Semua baju dan yang dipakainya merek terkenal. Dulu mana pernah Calista berpakaian begitu."
"Tentu saja harus ada perbedaan antara Calista saat masih gadis dan setelah menikah. Jika dia masih berpenampilam sama, Papa sebagai suaminya akan malu. Nanti orang akan berpikiran Papa nggak bertanggung jawab dan menafkahi."
"Percuma saja aku bicara dengan Papa. Hati dan pikiran Papa saat ini telah tertutup dan terkunci hanya untuk satu nama Calista. Semoga Papa nggak akan pernah menyesal dengan keputusan yang telah Papa ambil."
Elvan berdiri dari duduknya setelah mengatakan itu.
"Aku pamit, nggak ada yang perlu kita bicarakan Lagi. Aku sangat kecewa dengan keputusan Papa menikahi Calista. Apa nanti kata temanku setelah tau Calista menjadi ibu tiriku. Dimana akan aku sembunyikan wajah ini."
"Jadi sebenarnya kamu malu dengan teman-teman? mengetahui Papa telah menikah dengan Calista, bukan karena kamu masih cinta."
"Aku nggak mau membahas ini lagi. Aku hanya ingin Papa jangan lupakan mama karena telah menikah dengan Calista."
"Apa itu artinya kamu telah ikhlas melepaskan Calista?"
"Sampai kapanpun aku nggak akan pernah mengerti dengan keputusan yang Papa ambil saat ini."
Elvan pergi meninggalkan Tio seorang diri. Tidak dipedulikan saat Tio memanggil namanya.
Tio hanya ingin bertanya apakah Elvan yang telah mengganggu Calista di kampus. Papa Tio bangun dan berlari mengejar Elvan.
Saat Elvan akan masuk ke mobil, tangannya ditahan Tio. Papa menahan dengan mencengkeram pengelangan tangannya.
"Mau apa lagi,Papa?"
"Apa kamu yang telah mengganggu Calista di kampus?"
"Apa lagi ini? Apa yang diadu Calista dengan Papa. Aku nggak pernah bertenu Calista, terakhir saat kita di mal."
"Syukurlah jika semua itu bukan kamu biang keroknya. Papa nggak tau harus berbuat apa jika semua itu kamu dalangnya."
"Hebat benar Calista. Baru beberapa minggu jadi istri, sudah dapat menguasai Papa."
"Jangan asal bicara Elvan. Suka tidak suka, Calista saat ini telah menjadi istri Papa. Seharusnya kamu menghormatinya. Dia itu telah menjadi ibumu juga."
"Menghormati, aku nggak akan pernah lakukan itu. Maaf, aku mengecewakan Papa. Sekali lagi aku katakan, aku nggak akan pernah bisa menerima pernikahan Papa dan Calista."
Elvan masuk ke mobilnya tanpa pedulikan Tio, sang Papa. Saat akan melakukan mobilnya, Elvan berteriak.
"Aku menunggu saat Papa mengatakan akan berpisah dengan Calista dan mendatangiku sambil berkata, benar apa yang kamu katakan Elvan, ternyata Calista tidak sebaik yang Papa pikirkan. Saat itu aku akan tertawa bahagia, karena semua perkataan aku terbukti jika Calista mendekati Papa hanya demi harta dan merubah hidupnya."
Elvan menutup kaca mobilnya setelah mengatakan itu, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung
walau pun nanti kita sudah menua...sakit rasa nya berpisah..air mata gk berhenti mengalir....tapi aku dan dia tau posisi kami..aku mwlanjutkan hidup ku ..menikah dgn orang lain..2 tahun menikah aku cerai..mungkin krn gk ada cinta ..6 setelah cerai ...aku dan dia yg suami orang ketemu lg....malu rasa ny krn aku udah janda...dan ternyata dia juga udah duda.istri jya meninggal 2 tahun yg lalu .....gk lama dia lsg lamar aku dan akhir nya kami menikah...ya itulah jodoh...gk bisa di tebak..