NovelToon NovelToon
Jadi Budak Karena Hutang

Jadi Budak Karena Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Fitri terpaksa bersedia ikut tuan Tama sebagai jaminan hutang kedua orang tuanya yang tak mampu mwmbayar 100 juta. Dia rela meski bandit tua itu membawanya ke kota asalkan kedua orang tuanya terbebas dari jeratan hutang, dan bahkan pak Hasan di berikan uang lebih dari nominal hutang yang di pinjam, jika mereka bersedia menyerahkan Fitri kepada sang tuan tanah, si bandit tua yang beristri tiga. apakah Fitri di bawa ke kota untuk di jadikan istri yang ke 4 atau justru ada motif lain yang di inginkan oleh tuan Tama? yuk kepoin...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menolak bantuan

"Astaghfirullah, tuan muda Devan!!" teriak Fitri.

Fitri berlari mendekati Devan yang duduk di kursi roda, tepat di pinggir balkon. Dengan cekatan, Fitri menarik kursi roda itu agar menjauh dari bibir balkon, hingga kursi roda itu malah menimpuk tubuh Fitri yang kecil, Devan pun terjatuh tepat di atas tubuh Fitri.

"apa apaan sih lo!" sungut Devan marah, sembari melotot tajam ke arah fitri yang berada di bawah tubuhnya.

Bersamaan dengan itu pula, Fitri mencium aroma busuk pada tubuh Devan, hidungnya pun mengerut ngerut tak nyaman.

"kenapa? kenapa lo malah ngendus ngendus gitu?" Devan melotot ke arah Fitri.

selain merasa bau tak nyaman, Fitri juga merasakan keberatan karena menanggung beban tubuh Devan yang jauh lebih besar dari tubuh Fitri. "maaf, tuan. saya gak bisa napas." kata Fitri dengan suara berat.

Devan pun berusaha menarik tubuhnya dari atas tubuh Fitri, meski dengan susah payah. Devan hanya berselunjur kaki di samping tubuh Fitri.

"Hu... ha... Hu... haa..." Fitri merasakan tubuhnya merasa lega karena sesaknya mulai berkurang, apalagi bau aroma tubuh Devan pun juga sudah memudar.

"lo apa-apan narik gue?" kata Devan kesal.

"istighfar, tuan. Saya tau, tuan sedang frustasi. Tapi, asal tuan tahu, bunuh diri tidak pernah di benarkan dalam ajaran agama kita. itu dosa besar tuan. Masih banyak orang di luaran sana yang memiliki masalah besar, tapi kita harus kuat dan tidak menyerah. Suatu saat pasti akan ada jalan keluarnya." oceh Fitri dengan omelan nya seperti seorang nenek yang sedang memarahi cucunya.

"memangnya siapa yang mau bunuh diri? jangan sok tau lo." pekik Devan kesal.

"lah tadi itu memangnya tuan muda mau ngapain?" tanya Fitri.

"gue itu mau ngambil sapu tangan gue yang nyangkut di pagar balkon. itu lihat!" Devan menunjukkan sebuah sapu tangan berwarna putih yang memang nyangkut di pagar balkon.

"hah? jadi tadi...?" Fitri nyengir, dia jadi salah tingkah saat praduga nya ternyata salah. "maafin saya tuan, saya pikir tuan mau bunuh diri." kata Fitri sembari menggaruk Kepala yang tak gatal.

"lagian, andai pun tadi gue mau bunuh diri, apa peduli lo? Bukannya itu bagus? lagian di rumah ini semua orang sibuk dengan urusan masing-masing. Gak ada yang perduli sama gue."

"istighfar, tuan. Jangan bicara seperti itu. Nyonya Arumi sangat sayang sama tuan muda. Buktinya dia yang minta saya buat datang kemari, buat kasih tuan makan." Fitri bangkit, ia mengambil nampan berisi nasi yang baru saja ia letakkan di atas nakas.

"hhhmmm! Opa dan Oma tak lebih hanya menjadikan aku sebagai hewan piaraan mereka. Dikasih makan, asal hidup ya sudah." sahut Devan dengan senyum penuh luka yang tersembunyi.

"istighfar, tuan. Jangan su'uzdon sama orang tua, gak baik. Percayalah, mereka sangat sayang sama tuan muda."

Devan menoleh ke arah Fitri, tatapan matanya tajam menyorot kan ketidak sukaannya terhadap apa yang baru saja fitri katakan. "pergi lo...! gue gak suka ada orang yang sok nasehati gue. pergi...!!" pekik Devan mengusir Fitri.

Fitri terkesiap, ia jadi takut di saat menghadapi kemarahan dari Devan. Tapi, lagi lagi Fitri teringat pesan bu Arumi agar memastikan Devan benar-benar makan. "gak bisa. Maafkan saya tuan, saya gak bisa pergi sebelum saya memastikan tuan muda makan dengan baik. Mari, tuan! akan saya suapin."

Devan melengos. Ia sendiri tak bisa berbuat apa-apa. Ingin sekali Devan bangkit dan naik ke atas kursi roda yang berada tak jauh dari dekatnya. Tapi, Devan sadar, kekuatannya tak bisa ia gunakan untuk mengangkat tubuhnya sendiri menuju kursi roda. Ia hanya bisa menatap kursi roda itu tanpa bisa meraihnya.

"tuan mau bangkit? mari saya bantu!" kata Fitri yang menyadari bahwa majikannya ingin duduk di atas kursi roda kembali.

"gak perlu. gue bisa sendiri." Pekik Devan. Sifat angkuh Devan membuatnya merasa malu jika ia di bantu oleh seorang wanita, apalagi, wanita itu masih gadis kecil seperti Fitri.

Fitri mencoba diam, dia hanya memperhatikan Devan saat berusaha meraih kursi roda itu. Dan, brakkk....

Devan terjatuh kembali, "Arghh....!!" Devan memekik kesakitan.

"Astaghfirullah, tuan muda." Fitri jug terperanjat kaget do saat Devan tersungkur ketika tangannya hendak meraih kursi roda nya.

Tanpa banyak bertanya lagi, Fitri membantu mengangkat tubuh besar Devan dan meletakkan tubuh lemah itu ke atas kursi roda.

"gue gak butuh belas kasihan dari lo. Gue bisa sendiri." tolak Devan.

Namun, lagi lagi Fitri tak memperdulikan ucapan Devan, langsung sekuat tenaga Fitri membantu Devan agar bisa duduk dengan nyaman di atas kursi roda nya.

Devan membuang muka, tentu saja dia merasa tak nyaman di saat seperti itu justru Fitri membantunya.

"maaf, tuan. Jika anda bersikeras ingin mandiri, kenapa tuan tidak berusaha menjalani terapi?" Fitri merasa heran.

"jangan sok tau, lo." dengus Devan kesal.

"ya sudah, itu bukan urusan saya. Saya kemari hanya di minta oleh nyonya Arumi untuk memastikan tuan muda makan dan setelah itu minum obat." kata Fitri.

Fitri lekas mengambil makanan itu dan menyuapi sang majikan dengan telaten. Tak ada bantahan dari Devan, meski pemuda itu bersikap dingin, namun tidak ada drama penolakan yang ia lakukan. Makanan itu Devan lahap hingga tandas.

"Nah, gitu dong. Tuan muda pinter. Makan yang banyak biar sehat dan lekas sembuh. Habis ini minum obat." kata Fitri.

sebenarnya, di saat dia menyuapi Devan, Fitri merasakan aroma tubuh Devan kurang sedap, namun, Fitri berusaha untuk tetap tenang, karena tugasnya belum juga selesai.

"mana obatnya?" pekik Devan.

"sebentar, tuan." sahut Fitri. Fitri lekas mengambil beberapa butiran obat yang ada di nampan, bersamaan dengan air minumnya. Ketika tangan fitri menyentuh butiran minuman itu, ia sedikit terkejut saat melihat jenis obat yang akan dia berikan kepada Devan. "obat ini?" batin Fitri bertanya-tanya. Pasalnya, Fitri tau, obat itu untuk apa? "ini adalah jenis obat obatan penenang dengan kasar kualitas tinggi, jika di konsumsi dalam jangka waktu lama, maka bisa merusak saraf.

Fitri memandangi Devan yang menatapnya dari atas kursi roda. "Pantas saja tuan Devan tak sembuh sembuh. Ternyata ini alasannya. Kasihan sekali tuan Devan. Lalu kenapa sampai tidak ada yang tau masalah ini? Tidak mungkin jika orang kaya seperti keluarga Wiratama tidak menyewakan dokter terbaik. Kecuali ada sesuatu yang tidak beres dari mereka? Tapi apa?" Fitri tampak berpikir dengan keras sambil terus memperhatikan beberapa obat obatan itu di tangannya.

"hello...!! Berikan obat itu, gue akan meminumnya. Dan setelah itu lo boleh pergi!" suruh Devan mengusir Fitri.

1
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bukan hamil tapi mual ngebayangin malam pertama ketemu yang kisut😂
mince
terlalu pusing terus muntah
Galih Galvin
bagus Thor ceritanya tp masa iya harus nikah sama pak tua gak seru Thor
Akhmad Soimun: malah jadinya seru Kak,bikin penasaran bgt.. ini tuh si Fitri dibuat nggak bisa menjelaskan ke siapapun..jdi kita yg baca makin penasaran kira² kejadian apa yg bikin Fitri nggak jd istri Kakek Wira😃❤️❤️
Arish_girl: di simak aja kaka, pasti nanti akan seru
total 2 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
kenapa gak jujur aja Fitri biar tuh aki2 ga jadi nikahin kamu
mince
semoga fitri gak jadi menikah sama juragan wira
Arish_girl: iya kaka
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
astaga tuh kakek tua kapan ngacanya ya. cari istri ko ABG🙄
Yani Aulia
lanjut...mkin seru
Galih Galvin
dari pada Fitri nikah sama pak tua mending Fitri nikah sama cucunya yang lumpuh itu Thor
Akhmad Soimun
Fitri itu bwt cucu Anda Kakek, Anda gak pantas di bilang baik karna matanya terlalu jelalatan
mince: fitri jangan sampai menikah dg juragan tama mendingan sama devan aja yg seumuran biarpun lumpuh kan masih bisa srmbuh
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bagus ceritanya
Yani Aulia
ayooo lnjutt,seru. semangat
Ibrahim Efendi
sejauh ini, saya suka ceritanya. gak bertele-tele dan gak mendramatisir yang gak perlu. alur cerita mengalir normal. pemilihan kata/bahasa juga cukup baik.
mince
lanjut kak ceritanya bagus
Arish_girl
bagaimana karya ini menurut pendapat anda? silakan tinggalkan jejak di kolom komentar dan bagikan ulasan anda agar author tambah semangat dalam berkarya. Jangan lupa rekomendasikan karya ini pada orang lain
mince: karyanya bagus kak
total 1 replies
Yani Aulia
semangat kk
Yani Aulia
ya
Yani Aulia
lanjutkan
Yani Aulia
ayoo
Yani Aulia
kasihan
Yani Aulia
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!