Arumi tidak menyangka. Jika tawa Ibu mertua nya selama ini, hanya lah untuk menutupi lu-ka yang ada di dalam diri nya. Ibu mertua yang begitu baik, ternyata selama ini hidup tersik-sa di rumah nya. Beliau bukan hanya di sik-sa oleh kakak ipar nya Arumi. Tapi juga Abang ipar nya. Mereka berdua, benar-benar manusia yang tak punya hati.
Sanggup kah Ibu mertua nya Arumi bertahan dengan kelakuan anak dan menantunya? Atau, apakah Arumi bisa membawa Ibu mertuanya pergi dari neraka itu?
Ayo temukan jawaban nya langsung! Baca nya jangan lompat-lompat, ya. Biar author semangat nulis nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Keesokan pagi nya, Arumi bangun seperti biasa. Setelah melaksanakan shalat subuh, ia tidak tidur lagi.
Rencananya hari itu, akan ada orang-orang yang datang untuk merenovasi kamar belakang.
Kamar yang dulu nya merupakan kamar yang di tempati Bu Aminah, akan di renovasi hari itu.
Bukan itu saja, Romi dan Arumi juga membelikan perabotan yang indah untuk mengisi kamar tersebut.
"Cepat sekali bangun nya? Tidur lah lagi. Ini masih terlalu pagi." Ucap Bu Aminah sambil berjalan perlahan.
"Kalau begitu, ayo kita tidur lagi, Bu."
"Tapi, Ibu harus menyiapkan sarapan untuk kalian semua."
"Kenapa harus Ibu?"
"Hmm,, itu karena."
Perkataan Bu Aminah terhenti. Beliau bingung harus mengatakan apa. Beliau juga tidak ingin mengatakan jika selama ini, Ayu memperlakukan nya dengan buruk.
"Kalau Ibu nggak bisa jawab, mendingan kita istirahat aja lagi. Rumi nggak berani sendirian di kamar."
Arumi langsung memegang tangan Ibu mertua nya dan membawa beliau masuk ke dalam kamar mereka.
"Maaf ya, nak. Karena Ibu, kamu dan suami mu tidak bisa sekamar."
"Aduh, Bu. Rumi jadi malu kalau Ibu bahas hal yang begitu." Ucap Arumi sambil garuk-garuk kepala nya yang tak gatal.
Bu Aminah hanya tersenyum melihat tingkah laku menantu baru nya itu. Menantu yang bahkan ia sendiri tak tahu berasal dari mana.
"Yasudah, istirahat saja lagi."
"Ibu juga, ya."
Bu Aminah dan Arumi kembali beristirahat. Sebenarnya keadaan Bu Aminah pagi itu benar-benar tidak baik-baik saja. Untung saja Arumi lebih dulu tahu dan tidak mengizinkan Ini mertua nya di dapur.
Setelah ia lihat mertua nya kembali terlelap, ia pun bergegas dan menyiapkan sarapan. Tidak lama kemudian, sarapan buatan Arumi pun sudah tersedia.
Romi yang memang sudah bangun sejak tadi, tahu dan mendengarkan percakapan antara Istri dan juga Ibu nya itu.
"Bang Romi mau makan?" Tanya Arumi saat melihat suami nya itu.
"Mau. Tapi kamu juga harus ikut sarapan."
"Kalau Rumi nunggu Ibu dulu. Ibu nggak enak badan."
"Ibu nggak enak badan? Dari mana kamu tahu?"
"Yeee pake nanya lagi."
"Iya deh. Istri Abang kan pintar. Kalau gitu, Abang mau lihat Ibu dulu, ya."
Romi pun bergegas dan melihat Ibu nya yang saat itu sudah duduk di atas tempat tidur yang empuk.
"Romi, maaf. Ibu baru bangun. Apa kamu lapar, nak? Biar Ibu siapkan sarapan." Ucap Bu Aminah sambil merapikan jilbab usang nya.
"Arumi sudah menyiapkan semua nya, Bu."
"Kenapa kamu biarkan Istri mu menyiapkan sarapan. Kasihan dia."
"Romi juga nggak tahu, Bu. Tiba-tiba saja Arumi sudah selesai membuat sarapan."
"Hmm,, yasudah kalau begitu. Ayo kita lihat Istri mu."
Bu Aminah dan juga Romi pun menuju dapur. Arumi pun ada di sana dan tersenyum manis.
"Ayo kita sarapan dulu."
"Kita tunggu Abang dan Kakak mu dulu, ya." Ucap Bu Aminah.
"Memang nya, sampai kapan kita harus menunggu mereka? Udah jam segini kok masih belum bangun. Padahal anak nya kan sekolah."
Brag...
Brug..
Terdengar suara-suara dari kamar nya Ayu dan Dika. Arumi dan Romi menyiapkan perlengkapan makan dan tidak memperdulikan suara-suara itu.
"Bu,, Ibuuuuu. Ibu kemana sih. Kenapa nggak bangunin kami. Kan udah telat ini anak ku sekolah." Ucap Ayu dari dalam kamar nya.
Suara cempreng dan keras itu, terdengar bahkan kemana-mana. Arumi yang baru tinggal di sana, begitu kaget dengan suara Ayu.
Ayu bahkan tidak sopan berteriak dari dalam kamar nya, hanya untuk memarahi Bu Aminah.
Pintu kamar mereka pun terbuka. Bu Aminah langsung tergopoh-gopoh mendekat ke pintu kamar itu.
"Ayu, Dika. Kita sarapan dulu."
"Sarapan apa nya? Anak kami udah telat ini. Semua gara-gara Ibu. Kan udah Ayu bilang, Ibu harus bangun lebih cepat dari kami. Doni itu juga tanggung jawab Ibu."
"Maaf, Ayu. Tapi tadi Ibu ketiduran lagi."
"Itu karena Ibu pemalas. Udah tua itu, harus banyak gerak. Jangan mau nya malas-malasan aja. Udah ah, kami mau sarapan dulu."
Ayu, Dika dan Doni langsung melipir ke meja makan untuk sarapan. Di atas meja, terhidang banyak makanan enak.
Mereka bertiga sungguh tak tahu malu. Dengan wajah yang masih belum di cuci, dan rambut acak-acakan, malah langsung mengambil makanan.
Arumi hanya melihat mereka sekilas dan mencoba mengambil lauk dan nasi untuk suami nya.
"Doni, kamu nggak sekolah?"
"Enggak. Doni kesiangan, Om. Semua ini gara-gara nenek. Nenek pemalas."
"Emang nya orang tua kamu itu, nenek mu?" Celetuk Arumi.
"Apa maksud kamu?" Tanya Ayu dengan mulut yang masih di penuhi makanan.
"Maksud yang bagaimana? Kan itu pertanyaan."
"Sudah. Memang ini salah Ibu karena tidak membangunkan kalian. Ibu minta maaf. Sekarang, kita sarapan dengan tenang."
Mereka akhir nya sarapan dan tidak membahas lagi apapun. Setelah makan pun, mereka bertiga masih tak tahu diri.
Sudah lah makan nya berceceran. Tidak mau membersihkan dan juga hanya membiarkan makanan itu berserakan.
Bukan itu saja, Ayu bahkan langsung kembali ke kamar nya bersama anak dan suami nya. Tidak ada sedikit pun keinginan nya untuk membantu Arumi beres-beres dan cuci piring.
Arumi hanya geleng-geleng kepala. Kasihan sekali Ibu mertua nya selama ini. Pasti beliau lah yang menjadi korban mereka.
"Sudah. Biar Ibu bereskan. Arumi, istirahat lah, nak. Pasti kamu capek, kan sudah menyiapkan ini semua."
"Tidak kok, Bu. Tadi Bang Romi bantuin juga." Ucap Arumi sambil mengedipkan sebelah mata nya.
"Iya, Bu. Ibu istirahat lagi dan siap-siap. Setelah ini kita akan ke puskesmas dan membawa Ibu."
"Baiklah nak."
Bu Aminah pun bersiap. Tidak lama kemudian, beberapa orang Pria datang untuk merenovasi kamar belakang.
Romi ingin, kamar itu harus sudah jadi dalam waktu satu minggu. Semua nya harus sesuai dengan permintaan Arumi.
Setelah meninggalkan para pekerja, mereka bertiga ke puskesmas dengan meminjam mobil tetangga.
Rencananya juga, Arumi dan Romi akan mengajak Ibu Aminah berjalan-jalan sampai sore.
Akan mereka beri pelajaran Ayu dan Dika karena sudah semena-mena selama ini. Biar kan mereka bertiga kelaparan karena stok makanan dirumah, sudah di masak Arumi tadi pagi.
Sedangkan untuk para pekerja, Romi sudah memesan dan meminta tolong pada seseorang untuk mengawasi mereka dari Dika dan Ayu.
Supaya pasangan itu, tidak mengganggu proses renovasi kamar tersebut.
mau ku getok 🔨
biar encer lgi tuh otak apa ya bikin esmosi aja
tp q rasa kek gitu juga krn bu aminah sllu membela kali jd kyk gtu juga 🤔
wis lah sakarep mu dik