Kasih, perempuan muda berusia dua puluh tahun terpaksa menggantikan Mia anak sang kepala desa lebih tepatnya tetangga Kasih sendiri untuk menikah dengan Rangga. Karena pada saat hari H, Mia kabur untuk menghindari pernikahannya.
Mia menolak menikah dengan Rangga meskipun Rangga kaya raya bahkan satu-satunya pewaris dari semua kekayaan keluarganya. Penolakan Mia di karenakan ia tidak suka melihat penampilan Rangga yang cupu dan terlihat seperti orang dungu.
Kasih yang di ancam oleh kepala desanya mau tak mau harus menggantikan Mia. Semua Kasih lakukan demi ketentraman hidup ia dan ibunya yang sudah sepuluh tahun menjanda. Lalu, apakah Kasih dan Rangga akan jatuh cinta? Apakah pernikahan Kasih dan Rangga akan bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Berdenyut kencang, semakin kencang saat mendengar rintihan kesakitan dalam kegelapan. Untuk beberapa saat Rangga membiarkan ALU nya beradaptasi dengan LESUNG.
"Sakit,....!!" Lirih Kasih pelan.
"Maafkan aku Kasih," bisik Rangga. "Mau di cabut tapi udah kepalang tanggung!"
Kasih tak bersuara, apa lagi Rangga mulai memainkan irama. Kasih semakin bingung di buatnya, bukannya menikmati malam pertama, Kasih malah memikirkan suaminya yang tiba-tiba kekar dan kuat seperti ini.
Plok,....plok....plok......
Terdengar suara yang asing belum di dengar Kasih sebelumnya.
Lama kelamaan gerakan Rangga mulai melembut membentuk kenikmatan bersama.
Kasih mulai hanyut dalam permainan. Menikmati alunan nada dalam desah*n.
"Kenapa tubuh ku....??" Kasih tiba-tiba merasakan sebuah ketegangan dalam dirinya. Begitu juga dengan Rangga yang semakin cepat menumbuk ALU nya.
Plok....plok....plak......
Aaaaaaaah.........
Keduanya mengerang, mengeluarkan suara kenikmatan. Rasa perih berubah kenikmatan, Rangga tumbang di samping Kasih.
"Tolong hidupkan lampunya," pinta Kasih.
"Jangan, jangan dihidupkan!" Ucapnya gugup.
"Kenapa mas?, aku mau ke kamar mandi."
"Jangan. Aku malu," jawab Rangga. "Kita tidur aja, udah sini...!!"
Rangga menarik Kasih ke dalam pelukannya lalu menyelimuti tubuh polos mereka. Mau tidak mau Kasih menurut, ia yang kelelahan akhirnya terlelap juga.
Malam yang panjang, entah kapan pagi akan datang. Suhu ruangan yang lumayan dingin di tambah selimut tebal membuat keduanya nyenyak.
Jarum jam menunjukkan angka delapan, Kasih mulai mengerjapkan kedua matanya. Ada rasa perih di bagian bawah.
Tidak, bukan masalah perih yang Kasih pikiran sekarang melainkan tubuh polos yang masih tidur di sampingnya dengan wajah menghadap ke arah lain.
Kasih yang belum sadar jika ia tak mengenakan pakaian langsung terkejut.
Aaaaaaaa........
Teriaknya bergegas menarik selimut menutupi tubuh polosnya.
"Kenapa sih?" Tanya Rangga dengan suara serak khas bangun tidur. Pria ini menoleh ke arah istrinya.
Aaaaaaaaaa........
Teriak Kasih tak kalah kerasnya.
"Siapa kau?" Tanya Kasih panik bahkan langkahnya mundur ke belakang. "Siapa kau?" Sekali lagi Kasih bertanya pada sosok pria yang hanya mengenakan celana dal*m itu.
Rangga menatap Kasih, dengan santainya ia turun dari atas ranjang lalu mengenakan celana setengah kaki. Sementara Kasih sudah ketakutan setengah mati.
"Aku suami mu," ucap Rangga benar-benar tak masuk di akal.
"Hai,...jangan bohong! Siapa kau?, dimana suamiku? Jangan-jangan yang sudah membobol gawang ku tadi malam bukan suami ku, tapi kau!"
"Aku suami mu. Serius, aku suami mu. Rangga!" Tegas pria itu sambil duduk santai di pinggiran ranjang.
"Aku tidak percaya. Suami ku tidak setampan ini. Ya, tampan bagi ku!" Ucap Kasih dengan suara terputus-putus.
"Aku benar suami mu. Kenapa kau tidak percaya?"
"Mas,...mas Rangga!" Kasih berteriak memanggil suaminya. "Mas, kamu di mana?
"Kasih,.....!!" Panggil Rangga. Pria tampan yang membuat Kasih panik di pagi ini. "Aku benar suami mu. Maafkan aku!"
Kasih tercengang, melongo seperti orang gila.
"Heeeeh, ngapain maju. Mundur,.....!!" Tukasnya saat Rangga hendak maju menghampirinya.
"Pergilah mandi dulu, setelah itu kita bicara!" Titah Rangga dengan suara kerennya.
Kasih percaya begitu saja, ia langsung masuk ke kamar mandi dengan selimut tebalnya. Sedangkan Rangga, pria yang mengaku Rangga ini juga memutuskan untuk pergi ke luar dengan membawa pakaiannya.
"Aduh, perih banget. Nikmat sih nikmat, tapi kok kalau udah kok sakit banget ya?"
Kasih buru-buru membasahi tubuhnya. Kurang lebih lima belas menit ia keluar dari kamar mandi. Setelah beberapa saat, Kasih sudah cantik dan segar lagi.
"Sudah selesai?"
Suara berat dari pria yang baru saja masuk ke dalam kamar membuat Kasih terkejut.
Pria tampan yang sama sekali tidak di kenali oleh Kasih.
"Kau. Sebenarnya siapa kau?" Tanya Kasih kembali panik. "Dimana suami ku?"
"Aku suami mu Kasih. Kenapa kau tidak mengenali ku?"
"Suami ku tidak seperti ini," ucap Kasih begitu yakin. "Siapa kau atau tidak akan ku laporkan kau ke polisi." Ancam Kasih.
"Duduklah dulu, mari bicara baik-baik."
"Gak, aku gak mau. Di mana suami ku!" Kasih mulai menangis, ia ketakutan.
Rangga panik, pria ini buru-buru merubah dirinya.
"Kasih,.....!!" Panggil Rangga. "Kasih buka mata mu!!"
Mau tidak mau Kasih membuka matanya. Betapa terkejutnya Kasih saat melihat Rangga, si tonggos dan dungu.
"Aku benar suami mu Kasih. Selama ini aku hanya menyamar," ucap Rangga sungguh membuat Kasih terkejut.
"Kau mempermainkan ku," ucap Kasih dengan mata yang masih basah. "Kenapa kau tega mempermainkan ku hah?"
"Maafkan aku Kasih, aku bisa menjelaskan semuanya." Ujar Rangga.
Pria ini hendak meraih tangan istrinya namun Kasih yang terlanjur sakit hati langsung menepisnya.
"Aku benar-benar minta maaf Kasih. Jujur, aku mencintai mu. Aku minta maaf," ucap Rangga memohon.
"Hanya karena aku orang kampung dan tidak berpendidikan kau tega mempermainkan ku. Demi semua ambisi, kalian semua tega membohongi ku. Apa salah ku?, apa salah keluarga ku?"
"Bukan, bukan begitu maksud ku."
"Kau membuat ku seolah aku tidak memiliki harga diri seperti ini. Aku menerima pernikahan ini demi ibu dan adik ku agar hidup kami tetap tentram. Belajar mencintaimu dan menerima mu apa adanya. Kau pikir semua itu gampang?, kenapa kau tega mempermainkan ku?"
"Sebenarnya, aku sudah mengenal mu dan Mia sejak aku berusia empat belas tahun. Kau dan dia memiliki sifat berbeda, Mia perempuan kasar dan suka merendahkan orang lain. Tapi, entah kenapa kedua orang tua ku dulu berjanji pada pak Hasan untuk menjodohkan kami. Hingga suatu hari aku memiliki ide untuk membatalkan pernikahan ku dengan Mia. Aku menyamar menjadi lelaki tonggos dan dungu. Percayalah Kasih, bukan maksud ku menyakiti hati mu. Kau dan Mia memang tidak pernah melihat ku dulu, hanya aku yang memperhatikan kalian." Jelas Rangga panjang lebar.
"Kenapa kau memperhatikan ku?, aku sama sekali tidak ada hubungannya!"
"Karena rumah kalian berdekatan. Tapi, sewaktu hari H aku tidak tahu akan di nikahkan dengan mu. Di saat aku mengetahui pengganti Mia adalah kau, aku bahagia sekali."
"Bahagia karena kau sudah mengerjai ku. Mempermainkan aku!"
Rangga menghampiri Kasih, berlutut memohon maaf darinya.
"Aku hanya ingin menguji mu, apa kau perempuan yang selama ini aku harapkan?, baik hati dan tidak merendahkan orang."
"Aku benar-benar tidak terima. Aku tidak mau memaafkan mu."
"Kenapa, apa kau sudah mencintai Rangga si tonggos itu? Jika iya, maka aku akan selamanya memakai gigi palsu dan tompel ini."
"Jangan dong......!!" Seru Kasih sembari merampas gigi palsu tersebut lalu membuangnya.
"Itu artinya kamu maafin mas dong!"
"Gampang banget minta maaf setelah sekian lama mempermainkan ku."
"Kamu maunya gimana?" Tanya Rangga lembut, "mas turutin deh yang penting maafin mas."