Di dunia yang dikuasai oleh kultivasi dan roh pelindung, seorang putri lahir dengan kutukan mematikan—sentuhannya membawa kehancuran. Dibuang oleh keluarganya dan dikhianati tunangannya yang memilih saudara perempuannya, ia hidup dalam keterasingan, tanpa harapan.
Hingga suatu hari, ia bertemu dengan pria misterius yang tidak terpengaruh oleh kutukannya. Dengan bantuannya, ia mulai membangkitkan kekuatan sejatinya, menyempurnakan kultivasi yang selama ini terhalang, dan membangkitkan roh pelindungnya, **Serigala Bulan Biru**.
Namun, dunia tidak akan membiarkannya bangkit begitu saja. Penghinaan, kecemburuan, dan konspirasi semakin menjeratnya. Tunangan yang dulu membuangnya mulai menyesali keputusannya, sementara sekte-sekte kuat melihatnya sebagai ancaman.
Di tengah pengkhianatan dan perang antar kekuatan besar, hanya satu hal yang pasti: **Pria itu akan selalu berada di sisinya, bahkan jika ia harus menghancurkan dunia hanya untuknya**.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 : Pertemuan dengan Sesepuh Wang
Sesepuh Wang, yang sebelumnya tampak tenggelam dalam pikirannya, perlahan mengangkat wajahnya. Matanya yang keriput memandang Xiaolin dengan tatapan yang tajam namun penuh kebijaksanaan. Dia mengangguk perlahan, seolah sudah menunggu kedatangan Xiaolin.
"Ah, Xiaolin. Apa yang membawamu ke sini?" suaranya yang serak dan dalam terdengar meskipun lembut.
Xiaolin berdiri beberapa langkah di depannya, menundukkan kepala sedikit sebelum menjawab. "Pendeta memberitahuku untuk mencari Anda. Ada hal yang ingin kutanyakan."
Sesepuh Wang mengangguk, tanpa banyak bertanya. "Katakan saja, anak muda. Apa yang mengganggu pikiranmu?"
Xiaolin menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri sebelum mengungkapkan pertanyaan yang telah menggelayuti pikirannya. "Aku mendengar sebuah nama—Zhang Qiling. Apakah kau tahu siapa dia?"
Sesepuh Wang terdiam sesaat, ekspresinya tak terbaca. Perlahan, dia mengalihkan pandangannya ke langit yang luas, seakan mengingat-ingat sesuatu dari masa lalu yang terlupakan.
"Zhang Qiling...," katanya pelan, hampir seperti bisikan angin. "Nama itu... sudah lama sekali tidak terdengar. Namun, itu adalah nama yang penuh dengan kegelapan."
Xiaolin merasa darahnya berdesir. "Kegelapan?"
Sesepuh Wang mengangguk. "Zhang Qiling bukanlah orang biasa. Dia dikenal sebagai seorang yang memiliki kekuatan yang tak terbayangkan, bahkan bisa mengendalikan roh-roh gelap. Beberapa orang bahkan menyebutnya sebagai 'pemilik jiwa yang terkutuk.' Namun, itu semua hanyalah cerita lama. Tidak banyak yang tahu lebih banyak tentangnya karena dia memilih untuk menghilang."
Xiaolin menatap Sesepuh Wang dengan serius. "Tapi kenapa nama itu disebutkan oleh pengantin ketua? Apa hubungannya dengan semua ini?"
Sesepuh Wang menarik napas panjang, tampaknya berpikir sejenak. "Aku tidak tahu pasti, tetapi yang kutahu adalah bahwa nama Zhang Qiling berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di desa ini banyak tahun yang lalu. Mereka yang mencarinya seringkali tidak kembali. Pengantin-pengantin itu, roh-roh yang terperangkap, adalah bagian dari cerita itu—sebuah takdir yang kelam dan sulit dihindari. Zhang Qiling... mungkin dia bagian dari kekuatan yang mengendalikan mereka, atau lebih buruk lagi, dia adalah bagian dari asal mula kutukan ini."
Xiaolin terdiam, mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Sesepuh Wang. Kegelapan, kutukan, roh-roh yang terperangkap—semua ini semakin membuat hatinya penuh dengan pertanyaan dan kekhawatiran.
"Bagaimana aku bisa menghentikan semua ini?" Xiaolin akhirnya bertanya, suara penuh tekad namun disertai keraguan.
Sesepuh Wang menatapnya dengan tajam, seperti sedang menilai apakah Xiaolin siap untuk menghadapi jawaban yang lebih dalam lagi. "Menjauh dari Zhang Qiling adalah satu-satunya cara untuk menghindari kehancuran. Namun jika dia benar-benar sudah mengenalimu, maka jalan yang harus ditempuh lebih berat."
Xiaolin merasa darahnya mendingin. "Apa maksudmu?"
Sesepuh Wang menghela napas panjang. "Ada banyak hal yang belum kau ketahui, Xiaolin. Tetapi satu hal yang pasti—jika kau terus terlibat, kau mungkin tidak bisa kembali seperti yang kau inginkan."
Xiaolin hanya bisa terdiam, rasa takut mulai menguasai dirinya, tetapi tekad untuk mencari jawaban lebih besar dari rasa takut itu.
Xiaolin kembali termenung, matanya terfokus pada tanah di depan Sesepuh Wang, tetapi pikirannya jauh melayang. Peristiwa di hutan kembali terulang dalam benaknya—mengingat saat pertama kali bertemu dengan pria itu. Wajah pria yang tak pernah dikenalnya dengan jelas, namun ada sesuatu yang tak bisa dia lupakan dari tatapan matanya. Saat itu, dia mengira pria itu adalah iblis pemikat wanita yang berbahaya, namun semuanya berubah ketika pria itu malah menyelamatkannya, melindunginya dari bahaya yang hampir merenggut nyawanya.
Cincin permata merah yang ada di jarinya kini terasa lebih berat dari sebelumnya, seakan mengingatkan Xiaolin pada pria itu. Setiap kali dia berada dalam bahaya, entah bagaimana, cincin itu selalu bersinar dengan cahaya yang samar namun kuat, memberikan kekuatan yang tak bisa dijelaskan. Ia merasa seolah-olah cincin itu memiliki kekuatan yang melampaui pemahaman manusia biasa, seakan berasal dari seseorang yang sangat berhubungan dengan nasibnya.
Xiaolin menggenggam cincin itu perlahan, mencoba memahami hubungan antara cincin ini, pria misterius itu, dan kejadian-kejadian aneh yang terus terjadi dalam hidupnya. "Siapa sebenarnya dia?" pikirnya dalam hati. "Kenapa dia menyelamatkanku berulang kali? Apa hubungannya dia dengan semua yang terjadi di sini?"
Dia kembali menatap Sesepuh Wang, mencari petunjuk lebih lanjut, namun pria tua itu hanya diam, seperti mengerti bahwa Xiaolin sedang bergulat dengan pikirannya. Xiaolin tahu, perjalanan untuk mencari jawaban ini masih panjang dan penuh dengan misteri yang harus dipecahkan. Namun satu hal yang pasti, cincin itu, pria itu, dan kekuatan yang ada di dalam dirinya, mungkin akan membawa Xiaolin pada takdir yang tak bisa dihindari.
“Apa pria itu Zhang Qiling?”
