Lisa merupakan seorang gadis cantik yang terpilih meneruskan warisan khodam pendamping milik kakeknya. khodam yang dimaksud adalah sosok Raja Kera yang terkenal sangat kuat dan tangguh, mampu kah Lisa menjaga amanah dari sang kakek.? Apakah kisah selanjutnya yang akan terjadi.??? cuss langsung simak kuy ceritanya daripada penasaran😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Menanyakan Prihal Tentang Mbak Devi
"Eh Din temanmu itu waras kan? apa dia stres ya." tanya mbak Devi dengan seriusnya sambil menatap Dinda.
"Teman.? maksudnya si Lisa mbak??
Dinda merasa sedikit kebingungan dengan pertanyaan kakaknya.
"Ya iya lah mau siapa lagi!" sahutnya.
"Oh kirain siapa. . emangnya kenapa dengan Lisa mbak?" tanya Dinda heran.
"Kayaknya temanmu si Lisa itu radak stres deh Din."
"Hah maksudnya mbak."
"Iya kemarin itu mbak liat dia bicara sendiri kayak orang stres, padahal mbak liat gak ada siapa siapa gak tau bicara sama siapa dianya, aneh kan?"
"Yang benar aja mbak.??
"Iya.. dibilangin kamu ini gak percayaan banget sama mbak."
"Hmm.. masa iya sih Lisa agak stress? kayaknya gak mungkin deh, hmm... apa mungkin Lisa bicara sama makhluk tak kasat mata kali ya.? gumanya yang nampak berfikir.
"Makin kesini makin aneh.. sebenarnya Lisa itu siapa sih? kok agak lain pandangannya. bahkan Lisa mampu menemukan keberadaan mbak Devi setelah bertahun tahun menghilang, hanya dia satu satunya orang yang dapat menemukan mbak Devi, bahkan polisi yang bisa dibilang memiliki alat alat lengkap dan canggih serta pandai melacak segala apapaun tapi ditak dapat menemukan keberadaan mbak Devi, padahal polisi kan memiliki kemampuan yang sangat mempuni. tapi sedangkan Lisa hanya bermodal tekat dan niat mampu menemukan keberadaan mbak Devi. anehh..??
Dinda terlihat melamun sambil memikirkan tentang temannya itu yang membuatnya penasaran tentang Lisa.
"Dinn.?? kamu lagi mikirin apa sih kok ngelamun gitu, ntar kesambet loh kamu." mbak Devi menjadi heran melihat adiknya itu yang sedari tadi hanya melamun.
Seketika itu Dinda langsung tersadar dari lamunannya. "Eh nggak kok mbak,, Dinda gak lagi mikirin apa apa. emm yaudah ya mbak kalau gitu Dinda mau kekamar dulu Dinda ngantuk banget soalnya mau tidur." ucap Dinda sambil bangkit dari duduknya.
"Yaudah iya.. langsung tidur jangan mainan hp trus, besok bangunnya kesiangan gupuh semua"
"Iya mbak.. lagian Dinda mau langsung tidur kok." sahut Dinda sambil beranjak keluar dari kamar kakanya.
"Hmm aku mau tidur juga deh."
Mbak Devi mengambil selimut yang ada di sampingnya dan langsung merebahkan tubuhnya.
Malam hari pun telah berlalu semua orang sudah menghentikan aktifitasnya dan beristirahat untuk hari esok yang akan datang.
_________
_________________
Di pagi harinya.. terlihat Lisa tengah berada di dapur membantu ibunya memasak, terkadang ia bangun lebih awal agar bisa membantu ibunya membereskan pekerjaan rumah, hal itu sudah menjadi kebiasaannya tuk selalu membantu ibunya.
"Dah siap.. ini ikannya sudah mateng bu.. Lisa bantuin apa lagi nih bu." ucap Lisa sambil meletakkan sepiring ikan yang sudah ia goreng di atas meja makan.
"Udah nak gak ada.. kalau sambalnya ibu sendiri aja yang bikin, kamu mandi aja sana gih habis ini kita makan." sahut bu Kasna sambil menyiapkan bahan bahan untuk membuat sambal.
"Oh yaudah deh kalau gitu Lisa tinggal ya bu."
"Iya nak.."
Setelah itu Lisa berjalan menuju kamarnya tuk mengambil handuk dan akan bergegas segera mandi.
Semenjak kematian mbak Sukim kini terlihat sepi hanya menyisakan Lisa dengan ibunya saja, ditambah lagi kematian sang ayah puluhan tahun yang lalu menjadika keluarga Lisa tidak utuh seperti semula.
Beberapa menit kemudian Lisa yang sudah selesai mandi dan memakai seragam sekolah lengkap, ia terlihat berjalan menghampiri ibunya yang sudah menunggunya di dapur.
"Ayo nak kita makan, makan yang banyak biar kamu lekas gemuk" ucap bu Kasna sembari menyiapkan piring untuk ia dan putrinya.
"Gak ah bu.. ntar kalau gemuk Lisa jadi jelek." sahut Lisa sembari mengambil piring yang ada di depannya.
"Kata siapa.. malah makin bagus kalau agak gemukan dikit asalkan gak berlebihan."
"Ye.. sama aja kali bu apa bedanya."
Lisa langsung mencentong nasi dan lengkap dengan lauk pauknya lalu ia pun langsung memakannya dengan lahap.
Suasana nampak hening tak ada pembicaraan lagi antara mereka berdua, keduanya tengah menikmati hidangan, setelah selesai makan Lisa pun langsung berangkat kesekolah.
"Lisa mau berangkat dulu ya bu." ucap Lisa yang berpamitan sebelum berangkat kesekolah, ia nampak mencium punggung tangan ibunya.
"Iya nak hati hati dijalan.. belajar yang rajin." sahut bu Kasna.
"Iya bu.." Lisa menanggapinya dengan senyuman, lalu setelah itu Lisa melenggang pergi.
Terlihat Lisa mengendari motornya dijalan dengan kecepatan sedang.
"Hmm.. cuaca hari ini lumayan cerah." guman Lisa sambil menghirup udah segar.
Cuaca pada saat itu juga terlihat sangat cerah, terbitnya matahari yang masih hanya separuh hingga sinarnya terasa menghangatkan badan, semilir angin lalu lalang yang perlahan berhembus bebas terasa sejuk udara yang dihasilkannya.
Tak berselang lama kemudian kini Lisa pun sudah sampai di sekolahnya, Lisa memasuki gerbang sekolah dan langsung memarkirkan motornya setelah sampai di parkiran belakang, setelah itu Lisa langsung beranjak masuk kedalam menuju kelasnya.
Saat ia tengah asyik berjalan tiba tiba saja Reno datang dan terlihat menghampiri nya.
"Pagi Lisa..kamu baru datang ya?" tanya Reno sambil berjan di samping Lisa.
"Iya Ren.. kamu pasti baru datang juga kan."
"Iya Lis sama berarti kita dong, hehe.." Reno hanya tersenyum kecil.
"Liss.. Lisaa tunggu..!! teriak Dinda dari kejauhan ia terlihat lari kecil ke arah Lisa.
"Ada apa Din?" tanya Lisa heran.
"Ayo ikut gue sekarang ini penting banget.! ayo dah buruan.." Dinda langsung mencekal tangan Lisa dan menyeretnya.
"Emm.. Ren gue duluan ya." Lisa terlihat hanya pasrah saja sambil berpamitan pada Reno. Reno hanya mengangguk pelan menanggapinya.
"Yah baru aja ketemu udah pergi aja ganggu mulu tuh anak." cetus Reno sambil melihat ke arah mereka berdua yang semakin lama semakin tak terlihat.
"Lepasin Din sakit tau.. ada apa sih gak jelas banget lu." cetus Lisa yang nampak sedikit kesal.
Seketika itu Dinda langsung melepas tangan Lisa setelah sampai di dalam kelas.
"Duduk sini deh ini penting banget pokoknya." ucap Dinda sambil menepuk bangku yang ada di sampingnya, Lisa yang mengerti akan hal itu ia langsung duduk di tempat itu.
"Emm.. ada hal penting yang ingin aku tanyakan padamu itu tentang mbak Devi." ucap Dinda dengan seriusnya.
"Emang kenapa Din ada apa dengan mbak Devi?" tanya Lisa heran.
"Sebenarnya apa yang telah terjadi pada mbak Devi Lis.? apa kamu tau perihal tentang mbak Devi selama ini ada dimana, kemarin malam aku coba tanya sendiri sama mbak Devi tapi mbak Devi seakan tidak tau apa apa tentang kehidupannya dulu setelah puluhan tahun menghilang, aku yakin kamu pasti tau semua tentang ini."
Lisa terlihat termenung saat mendengar penjelasan Dinda, ia sedikit terkejut. "Aduh gawat nih emm.. gimana ya? apa gue kasih tau aja ya sama Dinda tapi.." guman Lisa didalam hatinya yang nampak berfikir.