#Sihir, Balas Dendam , Kehidupan kedua , Romansa , Supernatural#
Kayana Wanetta Havanah, seorang gadis malang yang di buang dan di siksa serta di bunuh oleh keluarga sahabat Papanya, hanya karena ingin menguasai harta Warisan milik Kayana.
Demikian juga Friheiko Gostha, yang tiba tiba harus dikhianati oleh kekasih hatinya.
Hingga akhirnya Kayana dan Friheiko Gostha pun masuk dalam kehidupan di dimensi lainnya, dalam lingkaran wilayah sihir yang paling kuat yang di kenal dengan Dark Magic.
Sampai jalan takdir mereka berdua pun, akhirnya berputar dalam pengalaman pengalaman supernatural.
Apakah yang akan di alami oleh kedua tokoh ini? Dan ada Rahasia apa, di balik kisah hidup mereka yang memiliki dark magic? Akankah mereka bisa menegakkan keadilan kembali saat semua telah dirampas oleh para musuhnya?
yuk ikuti kisahnya. Happy reading, jangan lupa berikan like komen subscribe vote dan rate bintang limanya. Thank you so much... ✍️📘🙏♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Dimana?
Di bawah jurang yang gelap dan dalam seorang gadis malang yang sudah sekarat karena mendapatkan siksaan siksaan berat itu mulai membuka matanya.
Dia memicingkan kedua matanya karena silau dengan sinar mentari pagi yang keemasan indah.
" Hah aku ada dimana? "
" Aduh sakit semua badan aku?"
" Hik hik. Kalian jahat kalian rupanya sudah menjebak aku !"
" Sekarang aku dimana? Aku kira sekarang aku pasti sudah dibuang oleh mereka, Dan pasti mereka sudah anggap aku telah mati. "
" Sejak awal kalian sudah rencana ini semua . Aku yang terlalu bodoh memang selama ini. Mama papa maafkan Kayana. Kayana tidak bisa mempertahankan warisan papa mama dan kakek hiks hiks..."
" Aku harus bisa bertahan hidup disini. Aku akan coba mencari tempat bersembunyi dulu. Mungkin saja akan ada orang yang lewat dan berikan aku pertolongan"
Kayana mulai bangun dan dengan susah payah menahan kesakitan parah di tubuh dia , kayana berusaha untuk bertahan dan berjalan.
" Aku Tidak boleh tetap di sini. Aku belum mau mati di sini. "
Dengan tertatih dan susah payah , Kayana pun mulai berjalan walaupun menyeret dan terseok seok hingga jatuh beberapa kali, hingga kakinya yang putih mulus itu kini penuh goresan dan berdarah dia tidak peduli.
Lama kayana berjalan , hingga akhirnya dia sampai di sebuah tempat yang sangat tinggi seperti di perbukitan , ada sebuah tanah lapang yang sangat luas dan indah...
Kayana sampai takjub melihat pemandangan di depan mata indahnya itu.
" Wow bagus sekali... Wow... Aku sungguh bersyukur bisa melihat tempat yang luas serta indah ini... dari atas . Tapi aduh aduh kaki aku sakit sekali. Aku mengeluarkan banyak usaha untuk sampai ke puncak dan ke hamparan luas ini.
" Tapi di bukit apa aku sekarang, mana aku tahu tepatnya sekarang berada? Apakah akan ada orang yang tinggal di sini?"
"Aduh aku sekarang harus kemana ya?'
" Sungguh aku tidak tahu mana mana di sini."
" Aku susuri hamparan ini saja , semoga aku masih mendapatkan keberuntungan sehingga bisa pulang lagi ke rumah aku. Tapi aah... Aku sudah tidak punya apapun sekarang. Sepeser pun aku tidak bawa apa apa ini. Sungguh kejam dan jahat serta serakah mereka itu!!! Aku benar benar tidak diberikan uang sama sekali. Bagaimana aku bertahan hidup jia begini? hiks hiks..."
Isak tangis kayana pun pecah di atas bukit itu.
Kayana mulai menangisi sejadi jadinya, dia merasakan sangat sakit hati semua warisan dan hartanya di ambil oleh sahabat dekat Orang tuanya bahkan mereka sudah di anggap sebagai saudara sendiri. Tapi air susu di balas air tuba.
Kayana pun terduduk sedih pilu dan terisak sedih di bukit itu. Sepi . Tidak ada siapapun yang ada di sana , jadi membuat kayana merasa sedikit lega. Karena dia tidak akan malu menangis keras di bukit itu.
Hingga sore menjelang Kayana masih duduk di sana.
" Aku harus kemana sekarang? Hari sudah mau malam , angin juga sangat kencang di sini. "
Perlahan kayana berdiri dan mulai menyusuri perbukitan itu lagi.
Hingga tiba tiba dia melihat ada sebuah rumah kecil di sana. Agak jauh di atas bukit . Tapi terlihat nyaman untuk dia pakai berlindung malam itu.
Dengan semangat, walaupun masih tertatih tatih karena kakinya sakit dan masih berdarah, Kayana pun mendekati rumah itu. Kayana berjalan ke arah rumah itu.
" Syukurlah masih ada rumah di tempat sunyi ini. Tapi kok gelap dan sepi ya rumah itu?"
Tak tok tok... gema ketukan pintu pun sampai ke seluruh penjuru pantai.
" sepertinya kosong. Baiklah aku langsung masuk saja."
" Benar... Rumah ini sudah lama sekali tidak dipakai lagi. Bau debu dan lembab rerumputan basah berbaur jadi satu disini. Tapi syukurlah aku masih ada tempat berlindung dari udara malam ,lebih baik aku bersihkan saja rumah ini."
Dengan susah payah karena tubuhnya yang lemah dan masih sakit sakit, kayana pun mulai membersihkan rumah kosong itu.
Debu tebal pun akhirnya bersih. Sekarang dia bisa melihat rumah itu punya fasilitas yang lengkap.
Kayana pun mulai coba menyalakan lampu dan byarrr lampu menyala rumah itu pun jadi terang.
Kayana mulai mengamati semua sudut ruangan rumah itu.
Rumah sederhana yang punya tungku api dan jendela usang serta dua kamar tidur sederhana. Ranjang itu dari dipan kayu juga , Walaupun kayu , tapi bisa buat tidur berbaring dan istirahat. Walaupun sederhana tapi kuat dan bagus.
Rumah siapakah itu? Apakah benar tidak ada penghuni rumahnya?
Bersambung...