Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
latihan : menekan aura
"Keberuntungan bisa selalu datang kapan saja, namun hasil keberuntungan biasanya hanya sementara"
Rasa lelah selepas latihan kemarin masih menghantui tubuhku, entah mengapa, tubuhku terasa sangat berat seperti ada sesuatu yang melimpah tubuhku. Akupun terbangun melihat apa yang ada diatas tubuhku, namun saat aku membuka mata, betapa terkejutnya aku melihat Alaina tidur bertumpu pada dadaku, jantungku seketika berdetak sangat kencang, entah apa yang membuat Alaina berada disini, keadaan ini membuatku sedikit merasa senang dan nyaman, namun keadaan ini sesuatu hal yang membuat aku malu. Aku berupaya membangunkan Alaina, namun aku takut ketika ia terbangun aku harus memasang wajah seperti apa.
Rambutnya yang halus dan harum mewangi, membuat sesak nafasku, ini sungguh keadaan diluar kendaliku, seketika ada hasrat menggebu-gebu, rasanya ingin sekali aku mengelus rambut nya yang lembut. Sial, aku kesulitan untuk mengontrol tanganku untuk tidak melakukannya, namun di satu sisi ini adalah kesempatan yang tidak mungkin datang untuk kedua kalinya, akupun berniat untuk melakukannya, namun sesaat ketika tangan kananku menyentuh kepalanya dengan lembut, reno tiba-tiba datang dan langsung mengeluarkan jurus andalannya, ia marah besar kepadaku.
"Heiiiii!!!! Apa yang ingin kau lakukan terhadap Alaina!!!!" Ucapnya dengan lantang.
"T- tidak ini bukan seperti yang guru kira!" Ucapku.
"Aah!!! Aku tidak ingin mendengar alasanmu!. " Teriaknya, lalu ia mematuk kepalaku dengan sangat keras, yang akhirnya membuat Alaina terbangun dari tidurnya.
"Hoaaahh, a- ada apa ini, ribut-ribut?," Tanya nya setengah sadar.
"A-aliana, tolong jelaskan kepada guru, mengapa kau bisa tertidur disini, " Ungkap ku.
Namun bukannya menjawab, Alaina malah terdiam dan membuang wajahnya, sementara reno terus menerus mematuk kepalaku dengan sangat keras.
"T- tolong aku Alaina!" Ucapku.
"Hentikan reno, ini bukan kesalahan Ali, ini salah ku sendiri, alasan aku sampai ketiduran disini karena, aku mendengar ia kembali mengigau dan sedikit berteriak, niatku hanya ingin melihat apa yang terjadi dan mencoba menenangkannya, namun saat aku mencoba menenangkannya, sepertinya aku malah ketiduran berpangku wajah di tubuhnya. " Ujar Alaina.
"Hmmm.. Baiklah jika memang seperti itu." Ucap reno.
Untung saja Alaina segera menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, jikalau tidak pasti sudah habis jidatku berlubang oleh guru reno karena ia mematuk kepalaku secara terus-menerus. Tapi lagi-lagi ini semua ulah mimpi buruk yang berkelanjutan, meskipun aku tidak mengingat soal mimpi apa aku tadi, mungkin itu juga efek dari rasa lelahku pasca latihan perdanaku kemarin. Setelah kesalahpahaman ini berakhir, aku bersiap-siap untuk kembali melanjutkan latihanku kemarin,aku menyebutnya latihan bersama air terjun dan empat gentong penderitaan. Namun sebelum memulai latihan, rebo memintaku untuk membantu Alaina menyiapkan sarapan.
Setelah sarapan telah selesai kami buat, kami bertiga pun lekas melahapnya, dan setelah selesai makan reno menanyakan tentang kejadian di hutan tempo hari.
"Oi Ali, ada yang ingin aku tanyakan." Ucap reno.
"apa guru?" Jawabku, perasaanku sedikit tidak enak mengenai ini.
"Bagaimana kau bisa keluar dari penghalang yang ada di tepian hutan, saat kau masuk kedalam hutan untuk menangkap hasil buruan?" Ujar reni dengan serius.
"Penghalang? Memang ada sebuah penghalang disana? Aku tidak melihat apa-apa, hanya saja ketika masuk kedalam hutan aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika memasukinya. " Jawabku.
"Aku juga baru tahu soal itu reno, mengapa kau tidak memberitahuku soal itu?. " Tanya Alaina, tampaknya Alaina juga kebingungan soal penghalang yang di tanyai oleh reno.
"Penghalang itu dibuat oleh mendiang ibu, penghalang itu cukup luas membentuk sebuah lingkaran dan dibuat dengan Formula sihir rahasia, sehingga tampak seperti tidak ada penghalang karena hanya memancarkan sedikit mana dari penghalang tersebut, wajar jika kamu tidak menyadarinya Alaina. Penghalang itu dibuat untuk menjaga sekitar rumah dari monster-monster dan hal-hal lainnya yang bisa mengganggu kehidupan kita dan yang bisa bebas keluar masuk penghalang itu hanya orang-orang tertentu saja, maka dari itu aku tidak pernah memberitahumu soal itu, tapi sepertinya aku yang kelupaan memberitahumu soal itu Alaina, tapi itu sudah tidak penting lagi, sekarang yang lebih penting bagaimana pria bodoh ini bisa tidak terpengaruh oleh penghalang itu, karena penghalang itu cukup kuat. " Ungkap reno.
"aku benar-benar tidak melihat adanya penghalang, aku hanya melihat hutan seperti pada umumnya, hanya saja ketika aku memasukinya ada perasaan yang aneh, seperti ada sesuatu yang mengintimidasi." Ujarku.
"Aneh juga ya, mungkin ada sesuatu di dalam dirimu, atau semacamnya." Ucap Alaina.
Setelah mendengarkan penjelasan dariku, reno terdiam tidak berkata apa-apa lagi, seperti sedang memikirkan sesuatu di kepalanya, namun setelah beberapa saat reno kembali berkata.
"Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab hal itu nantinya, sekarang, bersiaplah! Untuk segera latihan!" Tegasnya.
Selepas pembicaraan itu, aku dan reno kembali ke sungai besar yang terletak cukup jauh dari rumah untuk kembali melatih ku. Selang beberapa waktu kemudian kamipun tiba disana.
"Sebelum memulai latihanmu, aku ingin memberi tips untukmu, dengarkan baik-baik karena aku tidak akan mengulanginya kembali!. " Ujar reno.
"Baik guru!" Jawabku.
"Dengar, sebelum kau mulai latihanmu, duduklah di batu besar dan cobalah fokus dengan apa yang ada di dalam dirimu, jangan pernah bergerak meskipun badai akan datang, cobalah terus untuk fokus! Nanti kau akan merasakan aura yang terpancar dari dalam dirimu, setelah kau merasakannya, cobalah padamkan auramu dengan memfokuskan itu untuk masuk kedalam tubuhmu, ingat beruang grizzly kemarin? Ia datang memangsamu karena tertarik dengan aura yang terpancar darimu, jadi kau mudah terdeteksi oleh musuh, maka sebelum latihan dimulai, kamu fokus untuk mengontrol auramu terlebih dahulu, setelah itu akan aku ajarkan hal lainnya".
"Baiklah guru. " Jawabku.
"Bagus jika kau mengerti, aku akan mengawasi mu!" Ucap reno.
Meskipun sebenarnya aku kurang faham apa yang dimaksud oleh guru, tapi kurang lebih aku mengerti, intinya fokus saja dengan apa yang ada didalam diriku, dan jangan hiraukan kan hal-hal yang menggangu. Akupun langung bergegas berenang menuju batu besar di bawah air terjun itu, dan mencoba melakukan hal yang diminta oleh guru reno.
"Baiklah mari kita mulai, sekarang waktunya focus. " Gumamku. Namun gemercik suara air terjun dan cipratan airnya sangat menggangguku, aku kebisingan dan kedinginan, sulit rasanya untuk fokus. Namun aku akan terus mencobanya, lelaki tidak boleh menyerah.
Akupun berulang-ulang kali mencoba untuk focus pada diriku sendiri dan menghiraukan segala hal yang menggangguku. Beberapa saat kemudian akhirnya aku hampir sampai pada puncak focus itu, suara dan gemercik air terjun seketika tidak lagi aku dengar, dan saat itu pula aku merasakan ada sebuah cahaya hangat berwarna biru menyelimuti diriku, dan perlahan-lahan cahaya itu semakin besar aku rasakan.
"Oh seperti ini kah aura yang ada di dalam diriku, cukup indah, menyala biru seperti kobaran api." Gumamku.
Setelah aku merasakan aura yang ada di dalam tubuhku yang berkobar-kobar seperti api, akupun mencoba untuk mengontrol dan memasukannya ke dalam tubuhku secara perlahan-lahan, Namun itu sangat sulit dilakukan, karena aku tidak tahu caranya dan mengimajinasikannya masuk kedalam tubuhku. Namun secara tiba-tiba aku teringat dengan sebuah konsep api pada petromak, kita bisa mengecilkan dan membesarkan api itu semaunya, jadi aku harus melakukannya seperti itu saat ini.
Sekarang aku sudah sedikit mengerti konsepnya, waktunya untuk lebih focus untuk merealisasikannya. Selang beberapa saat kemudian, akhirnya aku mampu untuk sedikit mengontrol auraku, dan perlahan-lahan aku bisa menekan aura yang keluar dari dalam tubuhku. Namun ketika itu terjadi aku merasakan panas di sekujur tubuhku, mungkin itu adalah salah satu efeknya. Semakin aku menekan auraku semakin panas juga yang aku rasakan di sekujur tubuhku, mungkin ini juga salah satu alasan mengapa latihan saat ini berada di bawah air terjun, mungkin ketika aku terbakar karena latihan saat ini, aku tinggal meneduh langsung pada air terjun atau lompat ke dalam sungai.
Seketika aku terpental saat terus-menerus memaksakan tubuhku untuk menekan aura, tubuhku menjadi sedikit bergetar, akupun beristirahat sejenak.
"Aku kira, kau hampir bisa melakukannya, aku lupa memberitahumu satu hal lainnya, ketika tubuhmu merasakan panas yang cukup, cobalah untuk lanjut melakukannya tepat dibawah air terjun, itu akan membantumu. Air terjun akan membantumu beresonansi pada efek penekanan Aura dan akan membuat tubuhmu bisa melakukannya lebih lama, dan itu adalah salah satu alasan mengapa kita berlatih disini. Ingat,Resonansi-kan lah apa yang kau rasakan dari dalam tubuhmu dan apa yang kau terima dari luar tubuhmu." Ujar reno saat datang menghampiriku.
"Sudah kuduga, semua ini pasti berkaitan. " Gumam ku.
"setelah tubuhmu terbiasa melakukannya, dan mengontrol auramu setiap hari, nanti kau akan bisa melihat dan merasakan aura makhluk hidup di sekitarmu meskipun kau menutup mata seperti Alaina, tapi jangan berfikir Alaina melakukan latihan yang sama sepertimu, kau dan dia berbeda kasusnya, Alaina memiliki bakatnya tersendiri, sedangkan kau harus bekerja keras, kau juga harus merasa beruntung memiliki aura yang sangat kuat, karena jarang sekali seseorang memiliki aura yang kuat seperti milikmu, maka dari itu berusahalah sebisa mungkin, maka kau akan berada satu level diatas manusia-manusia lainnya. " Tambahnya.
Mendengar penjelasan dari reno aku mengerti apa yang ia bicarakan, aku juga cukup senang karena baru kali ini ia mengatakan sesuatu yang baik untukku, mungkin saat ini adalah mode normalnya reno, aku sangat menyukai mode normal ini, tidak ada amarah dan penghinaan.
Setelah cukup beristirahat akupun melanjutkan latihanku sebelumnya, dan mencoba me-resonansikan apa yang aku rasakan dari dalam dan apa yang kurasakan dari luar. Ini cukup rumit , selain sulit melakukannya, tapi beban pada tubuhku seperti bertambah, walaupun saat ini aku jadi lebih bisa menahan derasnya air terjun lebih lapa dari sebelumnya, namun aku kesulitan untuk membagi fokusku untuk me-resonansikan. Lagi pula resonansi itu apa? apa mungkin menyatukan sesuatu dan sesuatu.
Setelah beberapa waktu telah berlalu dan setelah beberapa percobaan dan kegagalan, akhirnya tubuhku bisa merasakan resonansi yang reno maksudkan. Ketika aku merasakan resonansi itu ada sesuatu yang berbeda, aku sulit untuk menjelaskannya, pokoknya panas yang aku rasakan dari menekan aura berkurang atau seperti berubah menjadi lebih hangat, rasa dingin dan berat yang kurasakan dari air terjun berkurang, sepertinya keduanya bercampur menjadi satu, meskipun belum sempurna. Dan aura yang terlihat dari dalam tubuhku bergerak menjadi lebih tenang, tak begitu kasar kurasa seperti sebelumnya, dan aku juga melihat ada warna biru lain selain auraku, itu berwarna biru seperti air, dan jauh lebih lembut dari auraku, aku tak tahu itu disebut apa, biarkan saja biar nanti aku tanyakan pada reno, aku tak mau terlalu memikirkannya, lebih baik aku fokuskan diriku pada latihanku.
"Ali kau bisa mendengar ku? Bukalah kedua matamu secara perlahan-lahan tapi jangan sampai kau buang fokus mu pada saat ini. " Ucap reno.
Mendengar ucapan reno aku pun perlahan-lahan membuka kedua mataku, dan aku seketika terkejut aku tak sadar jika diriku mampu bertahan dibawah air terjun yang sangat deras, sebelumnya aku pasti akan terpental dan kesakitan, tapi kali ini aku mampu dan tidak merasakan sakit, namun ada yang lebih membuat aku terkejut, yaitu aku melihat matahari sudah hampir tenggelam, perasaan belum lama masih siang, kok matahari sudah hampir tenggelam.
"Coba kau berjalan ke arahku," Ucap reno.
Akupun segera melangkahkan kakiku, namun saat aku angkat kakiku , begitu sulit dan terasa berat, kakiku seperti menempel pada batu besar ini. Aku berusaha sekuat tenaga untuk mengangkat kakiku dan akhirnya aku berhasil melangkahkan satu kakiku dan mengulanginya sampai aku tepat berada di hadapan reno. Aku tak tahu mengapa badanku jadi sulit di gerakan seakan-akan tubuhku menjadi patung, namun dengan sekuat tenaga aku terus coba langkahkan kakiku untuk sampai pada hadapan reno, namun secara tiba-tiba pandanganku kabur, semua terlihat menjadi sangat gelap dan aku kehilangan seluruh kesadaranku.
"Tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan, teruslah berusaha meskipun ada potensi usaha itu akan mengkhianatimu, maka biarkan saja semua mengkhianatimu, asal kau jangan mengkhianati dirimu sendiri"