Irie Bliss, seorang wanita ceria yang terlilit hutang karena kelakuan ibu dan mantan pacarnya. Dia terpaksa mengikuti sebuah audisi menyanyi dan berharap bisa memenangkan juara 1 yang biasanya berhadiah uang tunai 10 JT dan 1unit mobil yang akan dia jual jika menang. Namun, audisi yang Irie ikuti rupanya audisi mencari menantu yang diadakan oleh seorang wanita tua, dan malangnya lagi, Irie memenangkan hati wanita tua tersebut sehingga dia dipaksa menikahi anaknya yang seorang duda kaya raya bernama Arky Vernandez, sesuai janji.
~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°
✨ MOHON DUKUNGANNYA ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Married Via Audition : BAB 24
DEGUPAN JANTUNG
Usai makan malam bersama, hanya dua orang saja, setidaknya Irie bisa tenang dan puas meski hanya Arky yang memakan masakannya. Pria itu tak banyak bicara, ini adalah hari terakhir kesempatan Irie membujuk Alina, jika kali ini gagal maka hukuman akan Arky berikan.
Wanita muda yang kini sibuk membereskan bekakas di atas meja itu mulai mempersiapkan satu nampan makanan lainnya. “Itu untuk siapa Nyonya?” tanya Puput yang selalu ada untuk Irie. Meski ada pelayan lainnya, namun Puput sudah seperti kepala pelayan. Lagi pula Arky tidak membutuhkan banyak pelayanan karena itu akan membuat rumahnya ricuh.
“Untuk Alina!” ucapnya masih enggan menyerah.
Tak ada balasan dari Puput melainkan berdoa dalam hati agar kali ini Alina menerimanya.
.
.
.
[“Suruh menemui ku besok saja. Aku tidak mau keluar memasuki jam tidur.”] Pinta Arky yang saat ini menelepon asistennya. Tidak ada kata cuti dalam kehidupan Arky, bahkan di hari weekend pun dia tetap bekerja dan bekerja!
Suara pintu yang terbuka memudarkan konsentrasi Arky yang saat itu sibuk menatap laptopnya. Dia akan begadang semalaman jika pekerjaan masih belum selesai. Irie yang berjalan hendak menuju ke ranjang mulai merasa risih nan canggung ketika sorot mata Arky terus mengarah ke arahnya.
-‘Berhentilah menatapnya.’ batin pria itu mencoba mengendalikan pandangannya sendiri.
Irie mulai berbaring membelakangi pria yang masih duduk di sofa singel. Seharian Irie juga sudah memikirkannya soal pilihan yang Arky berikan.
Di sisi lainnya, Alina baru saja membuka pintunya dan ingin keluar ke dapur setelah dia meyakini bahwa keadaan di dapur sudah sepi karena hari sudah malam. Dia tidak bisa menahan lagi kelaparan nya, namun kakinya tanpa sengaja menendang kecil sebuah nampan yang tertutup kain putih bersih.
Gadis itu menatap penuh keheranan. Untuk pertama kalinya seseorang meninggalkan sebuah nampan di depan pintu kamarnya.
“Apa lagi ini?” gumamnya sedikit mengeluh. Ketika Alina membuka kain tersebut, sebuah makanan lengkap dengan minumannya sudah tersusun rapi.
Gadis itu terdiam untuk sesaat, tidak ada surat apapun di sana. Mau tak mau Alina mengambilnya saja daripada dia mati kelaparan.
Dengan lahapnya gadis itu menyantap makanan tersebut, terlihat wajahnya yang begitu menikmatinya dengan senyuman kepuasan. “Dia sangat memaksa.” Ucapnya disela makannya. Alina sudah menebaknya bahwa Irie lah yang membawakan makanan tersebut. Dia tidak menyukainya, tapi dia
Tapi, kasih sayangnya kepada ibu kandungnya tak bisa tergantikan apalagi ayahnya yang sudah berubah total lalu menikah lagi.
...***...
Cukup beberapa jam berlalu, Arky mulai menutup kembali laptopnya. Dia memijit sejenak keningnya, lalu matanya menatap ke arah jam dinding. “Ssshhh.... Aku terlalu lama menatap laptop rupanya.” Ujarnya sendiri yang mulai beranjak dari duduknya. Kini matanya lelah dan dia ingin segera beristirahat sebelum lima jam lagi terlewatkan.
Pria berkaos abu-abu polos sedikit ketat itu mulai berbaring di sisi Irie, memakai selimut yang sama dan tidur membelakanginya. Tangan kanannya ia gunakan sebagai bantalan seperti biasa sampai ketika matanya mulai terpejam.... Irie yang sudah terpulas dalam tidurnya pun menggelinding lalu merangkul tubuh Arky dari belakang.
Tentu saja pria itu terkejut sampai membuka kembali matanya yang lelah hingga kerutan di kedua alis tebalnya, menatap sejenak tangan Irie yang nampak menggelantung di depan perutnya. Tidak ada kata-kata, Arky akhirnya memilih tidur dan membiarkan wanita itu memeluknya, toh saat matanya terbuka akan sadar sendiri.
Beberapa jam kemudian, ketika keheningan menyelimuti kediaman Vernandez, tak seorang pun di dalam rumah tersebut melakukan aktivitas kecuali para pelayan yang memang sudah memiliki tugas masing-masing.
Langit yang semakin cerah, burung berkicau bak menyanyi di langit bebas, hari baru berati aktivitas baru. Dua insan yang saat ini tertidur lelap saling berpelukan erat tanpa ada yang melepaskan diri. Irie membenamkan wajahnya ke dada Arky yang juga saat ini memeluknya tanpa sadar.
“Emm...” hanya terdengar suara lenguhan dari mulut Arky maupun Irie setiap kali mereka bergerak kecil.
perlahan Arky mulai membuka matanya, begitu juga dengan Irie yang ditemani dengan senyuman kenyamanan. Kedua orang tadi sama-sama memandang satu sama lain, ketika sadar 100% barulah senyuman Irie perlahan hilang, tatapan Arky yang tenang seperti patung.
-‘Kenapa kau memeluknya?’
-‘Kenapa kau memeluknya?’
Ucapan yang sama, mereka katakan dalam hati. Dengan gerakan pelan nan perlahan, mereka saling melepas diri dan tidur membelakangi tanpa ada sepatah kata pun.
Irie meringis tak percaya dan merasa malu hingga ke ubun-ubun. Bagaimana bisa dia memeluk pria yang bukan cintanya? Dasar stupid!
“Selamat pagi.” Sapa Arky dengan suara pelan sebelum dia beranjak pergi ke kamar mandi. Sementara Irie hanya menjawabnya singkat seperti— “Ha!”
Di dalam kamar mandi, seketika Arky merasakan degupan tak biasa. Ketakutan yang luar biasa hingga napasnya tak teratur, sesuatu terjadi kepadanya, semua ototnya terasa tegang dan keras bahkan si perkasanya. “Shit! Ada apa denganku?” sesalnya merasa sangat-sangat bingung dengan reaksi tubuhnya sendiri.
Arky menyandarkan kepalanya di dinding kamar mandi dalam posisi berdiri dan memejamkan kedua matanya. “Saffron... Saffron...” gumamnya mencoba melupakan wanita lain dan hanya ingin mengingat sang istri pertamanya saja.
Betapa sulitnya kehidupannya setelah ditinggal pergi oleh sang istri.
Suara shower terdengar gemericik, Arky ingin mendinginkan kepalanya meski dia harus berdiri seharian di bawa guyuran air shower, semua itu tak masalah asalkan dia tidak berpikir aneh-aneh dengan istri mudanya itu.
...***...
Selang beberapa menit kemudian, akhirnya Arky selesai juga ritual kamar mandinya. Pria itu keluar hanya dengan memakai bathrobe putih saja. Rambutnya yang basah berantakan malah menjadi kesan ketampanannya saat ini.
Irie sontak berdiri saat lamunannya pudar akan kedatangan sang suami. Setelah berusaha menenangkan diri, Arky kembali lagi ketika dia menatap seorang wanita cantik bertubuh mungil dengan cantik natural yang saat ini menatap ke arahnya. Tanpa sadar ia menelan ludahnya lalu berpaling sambil berjalan ke arah lemari.
“Go!” ucap Irie sangat pelan. Ia mulai bergerak maju menuju kamar mandi tanpa melihat ke depan agar bisa menjaga pandangannya. Hampir saja dia tergoda dengan si Arky.
Namun, tanpa disengaja mereka malah bertabrakan keras sampai tubuh Irie yang berasa ringan terhuyung ke belakang. Melihat hal itu cepat-cepat Arky menarik ke depan tangan Irie sampai wanita itu kembali terhuyung ke depan, tepatnya berbenturan dengan tubuh Arky.
Jarak yang sangat dekat sampai-sampai keduanya tak lepas dari pandangan masing-masing. Mata hazel Irie benar-benar indah sehingga Arky tak mau berpaling darinya.
Pada dasarnya, kedua orang tadi memiliki perasaan dan pikiran yang sama.
“Maafkan aku.” Ucap Irie tersadar lebih dulu hingga dia menjauh dari tubuh Arky dan melepaskan tangannya dari genggaman tangan Arky.
Terlihat sekali wajah Arky gugup tak karuan seperti masa-masa awal percintaannya dulu.
klo boleh kasih masukan thor...utk alina dgn umur 19th ga sesuai dgn sikapnya...itu lbh ke umur 16-17th...
sukses utk kedepannya thor....