Seorang gadis duduk di atas batu besar, tubuhnya terlihat lemah dan lemah. Namun tatapan matanya setajam elang, auranya dingin dan masih di penuhi kekejaman.
Dia baru saja menyadari bahwa dirinya telah melakukan perjalanan waktu dan masuk ke dalam tubuh seorang gadis lemah dari keluarga petani miskin.
Sebelumnya, dia merupakan seorang permaisuri yang tidak diinginkan, pada saat peperangan, dia menggadaikan jiwanya kepada raja iblis Mo Yan demi untuk bisa menyelamatkan seluruh rakyat kekaisaran.
Di kehidupan pertamanya, dia merupakan seorang pembunuh profesional yang paling ditakuti di dunia modern. Sayangnya dia harus kehilangan nyawa, hanya untuk menyelamatkan seorang bayi berusia 7 bulan yang terjatuh dari lantai 27 dan kini dia kembali dengan ruang dan sistem di tangannya.
Siapa yang berani berurusan dengan gadis kecil yang telah 3x mengalami perpindahan waktu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyonya, Kau Sangat Kejam!
Malam terasa sangat dingin, bulan menggantung di atas langit, cahayanya memancar dengan sangat terang, menyinari sosok seorang gadis yang tengah duduk di bawah pohon besar. Dia berkali-kali menghela nafas panjang, seolah-olah ada beban besar yang terangkat dari pundaknya.
"Apa yang kau pikirkan, nyonya?" terdengar suara tak jauh dari tempatnya, membuat gadis itu seketika memasang kewaspadaan tinggi. Dia melihat sesosok pemuda yang kini duduk tepat di sebelahnya, wajahnya tertutup oleh topeng perak setengah wajah, hanya memperlihatkan bibir tipis dan dagu runcingnya yang menawan.
"Siapa kau?" Wei Qingluo bertanya sambil memelototkan mata, membuat pemuda itu langsung mengerucutkan bibirnya dengan tidak berdaya.
"Bagaimana bisa kau melupakan dewa dengan begitu cepatnya? Padahal sebelumnya kau telah mencium dan menyentuh tubuh ini, nyonya, kau benar-benar kejam." jawab pemuda itu, suaranya lembut dan nyaring, namun di penuhi dengan keluhan.
"Omong kosong apa yang kau ucapkan? Kapan aku melakukan hal itu?" tanya Wei Qingluo sambil menatap wajah pemuda itu, ada ketidak sabaran dalam nada suaranya.
"Nyonya, kenapa kau begitu kejam? Kau bahkan telah menyangkal perbuatanmu sendiri. Lihatlah gelang itu, dari mana kau bisa mendapatkannya jika tidak bertemu dengan dewa? Nyonya, kau telah melecehkanku. Apakah kau berniat untuk tidak bertanggung jawab?" tanya pemuda itu sambil cemberut.
Wei Qingluo tersedak, sejak kapan seorang gadis bisa melecehkan pemuda dan kapan dia menciumnya? Dia tidak pernah memiliki ingatan tentang hal itu, bahkan pendahulunya juga tidak. Lagi pula dia hanya mendatangi goa pada beberapa malam sebelumnya, kemudian mencium patung giok yang sangat tampan dan juga mengerahkan jarinya untuk menusuk-nusuk pipi patung itu.
Tunggu? Menciumnya? Bukankah itu berarti bahwa pemuda yang saat ini duduk bersamanya adalah sosok patung giok yang berada di dalam goa? Mata Wei Qingluo semakin melebar, wajahnya terlihat sangat pucat. "Kau!"
Pemuda itu tersenyum tipis, jejak kesenangan terlihat dari matanya. "Nyonya, apakah kau sudah mengingat dewa?"
Wei Qingluo mendengus, "Aku tidak mengizinkanmu untuk memanggilku nyonya! Aku bukan istrimu!"
Pemuda itu meliriknya dingin, "Benarkah? Lalu kau ingin dewa memanggilmu apa? Istriku ataukah sayang? Dewa bisa mengubah panggilan itu seperti yang kau inginkan."
Wei Qingluo menggelengkan kepala, "Bisakah kau bertindak lebih baik? Aku baru berusia 12 tahun, masih sangat kecil, belum pantas untuk membicarakan tentang pernikahan."
"Baiklah, katakan apa yang kau pikirkan? Kenapa kau terlihat sangat tertekan?" tanya pemuda itu, Wei Qingluo menyipitkan matanya, seolah-olah alarm tanda bahaya muncul dalam otaknya.
"Kenapa aku harus mengatakannya padamu?" tanya Wei Qingluo sambil memiringkan kepalanya.
"Tentu saja, karena dewa adalah calon suamimu, dan kau tidak akan pernah bisa menikah dengan pria manapun selain dewa." jawabnya dengan sangat enteng, tanpa memperdulikan raut wajah gadis di depannya yang tiba-tiba saja berubah menjadi sangat masam.
"Kau benar-benar gila! Kapan aku menyetujui untuk menikah denganmu?" tanya Wei Qingluo sambil melotot.
"Nyonya, apakah kau ingin mengingkari perbuatanmu sendiri? Kau telah melecehkanku! Kau telah menyentuh dan mencium bibirku, kau juga telah mengambil gelang milik dewa ini. Apa kau tidak ingin bertanggung jawab?"
Wei Qingluo frustrasi mendengar ucapan pemuda itu, tekanan darahnya tiba-tiba saja naik menjadi 270/110, bahkan kolesterolnya juga di perkirakan mencapai 500 mg/dL. Jika diteruskan, bisa saja dia langsung terkena serangan jantung. Bagaimana mungkin dia bisa mati di usia muda? Dia tidak menginginkannya, namun dia juga sangat sulit untuk menyingkirkan pemuda itu.
"I-itu bukan kesalahanku, kenapa kau berpura-pura menjadi patung? Jika aku tahu bahwa itu adalah manusia, aku juga tidak mungkin melakukannya." ucap Wei Qingluo berusaha untuk menyelamatkan dirinya dari rasa malu, pemuda itu benar-benar berkulit tebal, dia bahkan berkali-kali mengatakan tentang perbuatannya pada saat berada di dalam goa.
"Nyonya, apakah kau juga melupakan pernyataanmu pada saat berada di dalam goa? Bukankah kau juga berandai-andai, jika patung itu benar-benar sosok pria yang sangat tampan?" tanya pemuda itu kembali, matanya terlihat redup seolah-olah dia telah dianiaya oleh gadis yang duduk di depannya.
"Kau! Bagaimana bisa kau menjadi seorang yang tidak tahu malu?" tanya Wei Qingluo sambil menahan amarahnya, asap hitam mulai mengepul dari kepala gadis itu, bahkan giginya terasa sangat gatal dan ingin menggigit pemuda di depannya.
"Nyonya, kami memakai gelang yang sama, kami juga telah ditakdirkan untuk bersama. Lalu kenapa kau masih berusaha untuk mengingkarinya?" tanya pemuda itu, matanya terlihat berkaca-kaca seolah akan segera menangis.
Wei Qingluo menghela nafas panjang untuk menenangkan dirinya, "Baiklah, aku tidak ingin berdebat lagi denganmu. Katakan padaku! Apa yang kau inginkan?"
"Benarkah? Apakah kau yakin akan membiarkan dewa mendapatkan yang diinginkan?" tanya pemuda itu, Wei Qingluo mengangguk sebagai jawaban.
"Kau sendiri yang mengatakannya, jadi jangan menyesal. Nyonya, bukankah kau berhutang 1 ciuman pada dewa?" tanya pemuda itu sambil mendekatkan tubuh mereka, Wei Qingluo berusaha untuk mendorongnya, sayang sekali kekuatannya terlalu lemah, dia bahkan tidak berhasil menggerakan tubuhnya.
Cup...
Pemuda itu mencium bibirnya, membuat mata Wei Qingluo langsung melotot. "Sial! Kau berani mencuri ciuman pertamaku?"
Wajah gadis itu terlihat sangat frustrasi, dia memelototkan kedua matanya sambil terengah-engah. Namun pemuda di depannya hanya tersenyum tipis, sambil membuka topeng yang menutupi wajahnya, menunjukkan sosok tampan yang sangat sempurna dengan mata tajam dan bulu mata yang panjang, alisnya tebal dengan hidung yang mancung, bibirnya terlihat lembab dan kulitnya sangat halus.
Wei Qingluo terdiam, dia menatap sosok sehalus giok dengan penuh kejutan. Hatinya berdesir, jantung gadis itu seolah akan melompat dari tempatnya.
"Sangat tampan!" ucap Wei Qingluo tanpa sadar, dia menggerakan tangan untuk mengelus wajah pemuda yang memeluknya.
"Dewa memang yang paling tampan, mulai sekarang kau tidak di izinkan untuk menatap pemuda mana pun. Kau milik dewa, nyonya." ucap pemuda itu dengan lembut.
Wei Qingluo menganggukkan kepalanya tanpa sadar, dia masih terpana dengan ketampanan pemuda di depannya. Sedangkan pemuda itu terkekeh geli, dia kembali mendaratkan ciuman lembut di bibirnya.
"Kembalilah ke rumah dan beristirahat!" ucap pemuda itu, Wei Qingluo mengangguk dan berniat untuk pergi.
Namun tiba-tiba saja pergelangan tangannya ditarik oleh pemuda itu, dia meletakkan kepalanya di bahu Wei Qingluo, kemudian berbisik dengan suara yang sangat seksi dan sedikit serak. "Ingatlah nama dewa ini, Dewa Malam!"
Wei Qingluo merasakan sesuatu yang menggelitik hatinya, wajah gadis itu terlihat sangat merah, dia bergegas lari meninggalkan pemuda itu dan masuk ke dalam rumah bambu, sambil terus menutupi wajahnya menggunakan Kedua telapak tangan.
Sementara pemuda itu berubah menjadi sangat dingin, auranya kuat dan penuh dominasi, dia melirik ke arah kegelapan, kemudian memanggil dengan suara yang sangat rendah. "Fei Fu!"
"Bawahan disini, tuanku," ucap Fei Fu sambil mendekat, dia segera berlutut sambil menundukkan wajahnya.
"Apakah ada masalah?" tanya pemuda itu.
"Tuanku, nyonya memiliki beberapa masalah dengan anggota keluarga lamanya, mereka terus saja berusaha untuk mencari keuntungan, bahkan tidak jarang mengintimidasi ibu dan kedua orang adiknya." jawab Fei Fu tanpa menyembunyikan apapun, pemuda itu menganggukkan kepala.
"Hmm," ucapnya pelan sebelum menghilang dalam kegelapan, Fei Fu bernapas lega, dia seringkali merasa terintimidasi oleh aura yang dikeluarkan tuannya, meskipun mereka telah bersama lebih dari 100 tahun.
sampai tidak berkedip aku membacanya ini yang ke 2 aku membaca seri ini aku suka karyamu thor terus berkarya semangat