NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:229.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejailan Selly

Malam hari, setelah makan malam, Luna langsung bergegas ke kamar. Dia teringat akan barang yang dibelinya untuk pekerja di rumah Danzel. Seharusnya dia memberikannya tadi. Tapi, karena kelelahan, dia malah lupa dan tertidur.

"Aku mengatai Danzel pikun. Tapi ternyata aku yang pikun," gumam Luna sambil membuka kopernya. Dia mengeluarkan beberapa baju yang dikemas rapih. Baju-baju itu dia beli sebagai hadiah untuk keempat pekerja di rumah Danzel.

Suara pintu kamar yang dibuka diabaikan oleh Luna. Dia sibuk mencari sesuatu dalam kopernya.

"Untuk siapa semua ini?" tanya Danzel. Dia duduk di tepi ranjang sambil menatap Luna yang sedang sibuk.

"Itu untuk bibi Marry, bibi Berna, pak Wang, dan pak security."

"Pak Edy."

"Ya, pak Edy. Aku sudah terbiasa memanggilnya pak security."

"Lalu? Untukku?"

Luna terdiam dan menoleh pada Danzel. Wajahnya dibuat sendu. Dari ekspresi yang Luna tunjukkan, dia bisa menebak jika perempuan itu tidak membelikan apapun untuknya.

"Maaf, ya. Aku lupa," ucap Luna.

Danzel hanya mengangguk pasrah. Istrinya memang aneh. Untuk orang lain, dia begitu sangat ingat. Sementara untuk suami sendiri, dia dengan mudahnya mengatakan lupa.

Danzel menarik nafasnya lalu bangun dari duduknya. Dia mendekati Luna dan duduk berjongkok di sebelah gadis itu.

"Masih ada lagi?" tanyanya yang dibalas anggukkan Luna.

Ya, masih ada lagi. Hadiah untukmu. Dan aku bisa jadi lupa memasukkannya ke koper. Batin Luna. Dia sedikit gelisah karena barang tersebut belum ia temukan.

Gadis itu mengeluarkan satu persatu barang bawaannya. Hingga tak sengaja dia meraih sebuah gaun tidur yang begitu seksi.

Deg!

Wajah Luna memerah malu. Dia semakin malu karena Danzel juga berada di dekatnya dan melihat jelas gaun tersebut. Dengan cepat Luna menyembunyikan benda tersebut dibelakangnya. Kemudian dia menatap Danzel sambil tersenyum canggung.

Sementara Danzel, dia bersikap tenang meskipun sedikit terkejut. Tapi, melihat gaun tidur tersebut membuatnya membayangkan ketika Luna mengenakannya. Jantungnya berdetak cepat. Otaknya mulai menampilkan bayangan mesum yang kemudian dengan cepat ditepisnya.

Danzel tersenyum pada Luna. "Apa itu yang kau cari sejak tadi?" tanyanya dengan sedikit tatapan menggoda. Dia ingin melihat wajah memerah Luna lebih lama lagi.

"Hah? Bu-bukan! Bukan ini yang aku cari! Lagi pula, ini bukan milikku."

"Bukan milikmu? Lalu milik siapa? Jelas-jelas benda itu ada di kopermu."

"Ini benar-benar bukan milikku. Aku tidak pernah membelinya. Dan aku mencari benda yang lain, bukan ini," ucap Luna.

Danzel terkekeh melihat respon Luna. Wajah Luna yang bertambah merah, membuat Danzel gemas. "Benda apa?"

"Dasi! Aku membelikan dasi untukmu. Tapi, aku lup—" Luna menghentikan ucapannya ketika sadar, dia kelepasan mengatakan pada Danzel jika dia membelikan sesuatu untuk lelaki itu.

Danzel yang mendengarnya semakin tersenyum lebar. Dia bergeser hingga dia duduk menempel pada Luna.

"Katamu, tidak ada sesuatu untukku. Kenapa sekarang kau bilang membelikan dasi untukku?" tanya Danzel. Kedua alisnya terangkat sembari menunggu jawaban Luna.

"Aku belum menemukannya. Jadi, aku berbohong. Aku— Ck. Kau lebih baik ke ruang kerjamu saja. Jangan menggangguku," ucap Luna, berusaha menghindar. Dia memasukkan kembali gaun tidur tersebut dan menutup kopernya.

Danzel kembali terkekeh melihat tingkah Luna. Tangannya terulur menangkup wajah Luna, lalu mengarahkannya hingga mereka saling berhadapan. Mata mereka saling bertemu.

Fokus Danzel perlahan teralihkan ketika tak sengaja melirik ke arah bibir Luna. Bayangan saat Luna tak sengaja mencium bibirnya terlintas. Dan tanpa mengatakan apapun, Danzel mulai mengikis jarak diantara mereka.

Nafas Luna tercekat saat mendapati wajah Danzel semakin dekat. Hingga beberapa detik kemudian....

Drrtt... Drrtt... Drrtt...

Dering handphone Luna yang ada di nakas mengacaukan semuanya. Luna dengan cepat mendorong Danzel dan bergegas meraih handphone. Dan sekarang dia mampu menghembuskan nafasnya.

"Hallo, Lun—"

"Apa? Aku sedang marah padamu! Pasti kau yang memasukkan gaun tidur aneh itu kan?" tanya Luna memotong ucapan Selly.

Di seberang sana, Selly terkekeh. "Hehehe... Tenang Luna ku, sayang. Tenang. Memang aku yang memasukkannya. Aku sengaja agar kau dan Tuan Danzel yang tampan bisa—"

"Ck. Kau gila, Selly!"

"Hehehe.... Aku memang gila. Gila demi mendapatkan seorang ponakan yang lucu."

Luna lagi-lagi berdecak mendengar perkataan Selly. Seandainya Selly berada di depannya, sudah pasti dia akan menjambak rambut sahabatnya itu hingga rasa kesalnya terpuaskan.

"Oh ya, Luna. Aku juga salah memasukkan dasi yang kau beli ke koperku," ucap Selly santai.

"Jadi, dasi itu tidak ada di koperku karena kau membawanya?"

"Hehehe... Iya. Aku sengaja agar kau bisa ke tempatku. Aku bisa menagih janjimu padaku."

"Kau benar-benar keterlaluan, Selly."

"Maafkan aku, sayang. Tapi, jika kau datang, jangan lupa bawa suami tampanmu itu. Aku ingin berkenalan."

"Kau Gila!" ucap Luna dan langsung memutuskan panggilannya.

"Ya Tuhan, kenapa aku punya sahabat seperti Selly? Hidupku terasa memalukan sekali," gumam Luna.

"Apa yang memalukan?"

Deg!

Luna terdiam dan berbalik. Di depannya, Danzel berdiri menjulang menatap dirinya. Karena sibuk memarahi Selly, dia tidak sadar jika Danzel sejak tadi berada di dekatnya.

"Danzel...."

"Aku mendengar semuanya. Yang dilakukan sahabatmu itu tidak sepenuhnya salah. Sebagai seorang perempuan normal yang tidak dekat dengan pria, wajar jika merasa yang terjadi sekarang memalukan. Tapi sebagai perempuan yang memiliki suami, ini adalah hal wajar. Jika aku berada di posisimu, aku juga akan kesal. Tapi, rasa kesalku tidak sebanding dengan rasa terima kasihku. Dia hanya ingin membuat kita lebih dekat."

"Tetap saja aku malu. Dari awal pernikahan, baru hari ini kau dan aku bertingkah seperti suami istri. Kita baru akur hari ini. Aku malu," ucap Luna sedikit merengek.

Danzel yang melihatnya terkekeh. Luna sangat menggemaskan. Dengan lembut dia menarik Luna dalam pelukannya. Bibirnya beberapa kali mengecup puncak kepala Luna. Luna membalas pelukan Danzel dengan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Danzel. Berada di pelukan lelaki itu membuatnya merasa begitu nyaman.

***

Langit yang gelap kini berganti dengan pagi yang cerah. Danzel meregangkan tubuhnya pelan, sambil sebelah tangannya meraba-raba kasur bagian Luna. Dan seketika dia membuka matanya ketika tak merasakan keberadaan Luna.

"Ck. Kemana Luna? Pagi-pagi begini dia sudah tidak ada di kamar," guman Danzel.

Dia beranjak dari tidurnya dan langsung menuju kamar mandi. Hendak mengecek, apakah Luna berada disana atau tidak.

"Tidak ada di kamar mandi," gumamnya sambil berjalan menjauhi kamar mandi. Langkah Danzel menuju pintu kamar. Dia hendak mencari Luna di dapur. Pagi-pagi seperti ini, Luna pasti sedang menyiapkan bekal untuknya.

Namun, belum sempat dia berada di dekat pintu, pintu kamar tersebut dibuka oleh Luna. Danzel menghentikan langkahnya dan berdiri diam menatap Luna.

"Ada apa?" tanya Luna setelah menutup pintu dan mendekati Danzel.

"Kau kemana saja pagi-pagi begini?" tanyanya dengan tatapan dingin.

Luna terkekeh melihat sikap Danzel yang mudah berubah. Tangannya terangkat mengusap lembut pipi Danzel. Setelah itu, dia berjinjit dan mengecup pipi tersebut.

"Aku baru saja dari dapur, menyiapkan bekal untuk—"

Ucapan Luna langsung terpotong saat Danzel tiba-tiba menarik pinggangnya hingga tubuh mereka menempel. Luna cukup terkejut, namun dengan cepat mencoba untuk tenang.

Sementara Danzel, dengan tenangnya dia menatap wajah Luna. Sorot matanya memancarkan kelembutan juga kehangatan. Wajah tampan saat baru bangun tidur dengan rambut acak-acakan itu membuat Luna tak ingin mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Aku tidak suka ditinggal. Aku ingin saat bangun, aku melihat wajahmu."

Luna tersenyum. Danzel yang beberapa bulan lalu tidak seperti ini. Dan itu membuat perasaannya menghangat.

"Aku harus menyiapkan bekal untukmu," jawab Luna lembut.

"Aku tidak terlalu membutuhkan bekal itu. Aku membutuhkan dirimu. Mengenai sarapan dan bekal, kau bisa menyerahkannya pada bibi," ucap Danzel.

"Tapi, aku ingin kau memakan masakanku."

Danzel terdiam sejenak dengan mata yang masih menatap Luna. Kemudian, dia menghembuskan nafasnya dengan pelan.

"Baiklah. Jika itu mau mu, kau boleh membuatkan bekal untukku. Tapi, sebelum kau pergi, bangunkan aku dan beri aku ciuman selamat pagi."

"Ciuman selamat pagi?"

Danzel mengangguk. "Ya, seperti ini," ujarnya, kemudian menundukkan wajahnya dan mengecup bibir Luna.

Cup.

Jantung Luna berdetak dengan kencang. Dia tidak menyangka Danzel akan setenang dan sesantai itu mengecup bibirnya. Detik berikutnya, Luna langsung memeluk Danzel, membenamkan wajahnya di dada lelaki itu. Membuat Danzel terkekeh pelan.

"Kau sangat berani selama ini, bahkan sampai menggodaku. Tapi sekarang, kau salah tingkah hanya karena kecupan ringan di bibirmu," ucap Danzel masih dengan kekehannya. Dia membalas pelukan sang istri dengan senang hati.

"Jika kau masih tertawa, jangan pernah memelukku lagi," ancam Luna. Wajahnya sudah memerah. Dan Danzel malah menertawakannya. Itu membuatnya kesal.

"Baiklah, aku tidak akan menertawakanmu," balas Danzel, memberi beberapa kali kecupan di puncak kepala Luna.

1
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
🍏A↪(Jabar)📍
up
Diana
baru ketemu cerita ini langsung gak bisa berhenti baca walaupun mata sdh sepet krn baca sampai dini hari🧐
🍏A↪(Jabar)📍
lanjut
Diah Anggraini
guut danzel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!