NovelToon NovelToon
Berawal Dari Terpaksa.

Berawal Dari Terpaksa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:39.4k
Nilai: 4.4
Nama Author: selvi serman

Berawal dari permintaan sahabatnya untuk berpura-pura menjadi dirinya dan menemui pria yang akan di jodohkan kepada sahabatnya, Liviana Aurora terpaksa harus menikah dengan pria yang akan di jodohkan dengan sahabatnya itu. bukan karena pria itu tak tahu jika ia ternyata bukan calon istrinya yang asli, justru karena ia mengetahuinya sampai pria itu mengancam akan memenjarakan dirinya dengan tuduhan penipuan.

Jika di pikir-pikir Livia begitu biasa ia di sapa, bisa menepis tudingan tersebut namun rasa traumanya dengan jeruji besi mampu membuat otak cerdas Livia tak berfungsi dengan baik, hingga terpaksa ia menerima pria yang jelas-jelas tidak mencintainya dan begitu pun sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergok di kamar hotel.

Di sebuah cafe yang cukup ramai dengan pengunjung, Rasya dan beberapa orang sahabatnya tengah menikmati malam. Suatu kebiasaan yang kerap kali dilakukan Rasya bersama Vino, Galih, dan juga Radit, setiap malam Mingguan. Ditengah rutinitas masing-masing, menyempatkan diri sekedar menikmati secangkir minuman favorit masing-masing merupakan hal yang wajib di dalam sirkel pertemanan ke empat pria tampan dengan berbagai macam profesi tersebut.

"Hai ..." ditengah obrolan ringan mereka tiba-tiba seorang gadis datang menghampiri meja mereka.

"Lo, Kira kan, Alumni SMA nusa Bangsa???." tebak Vino setelah berhasil mengingat sosok gadis berpakaian kurang bahan dihadapan mereka saat ini.

"Ternyata dari kalian berempat hanya Elo ya, yang masih ingat gue." tanpa dipersilahkan, gadis bernama Kira tersebut langsung mendaratkan bobotnya di kursi yang masih kosong.

Galih dan juga Radit yang tak jauh berbeda dengan Vino, tipikal pria yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, lantas satu persatu mengajak gadis itu mengobrol Arul ngidul pun tak apa asal gadis itu tetap betah bergabung bersama di meja mereka.

"By the way, Lo masih ingat juga kan sama si Rasya." secara tidak langsung Vino mengingatkan Kira tentang sosok dari salah satu sahabatnya yang sejak tadi hanya diam, tepatnya sibuk sendiri dengan ponselnya semenjak kedatangan gadis bernama Kira tersebut.

"Emangnya ada cewek yang bisa lupa dengan mantan ketos paling populer di SMA nusa bangsa."

Bukannya melayang dengan pujian dari gadis itu, Rasya justru semakin risih dengan keberadaan gadis berpakaian kurang bahan tersebut.

"Lo mau minum apa, biar gue pesenin??." Galih si pria play boy mulai mencari perhatian dengan menawarkan minum buat kira.

"Apa saja." jawab Kira dengan tatapan tak berpaling sedikit pun dari sosok Rasya.

Galih pun beranjak, hendak memesan minuman buat Kira, sementara Vino pamit sebentar untuk menjawab telepon dari ayahnya, begitu pula dengan Radit yang ikut pamit ke toilet, sehingga kini hanya tinggal Rasya dan Kira saja di meja saat ini.

"Rasya, sini bentar deh!!." panggil Galih. tanpa mengulur waktu, Rasya pun segera beranjak menemui Galih.

Tak lama kemudian, Vino kembali. "Lo mau kemana Kira, buru-buru amat. Bukannya Galih lagi pesan minum ya buat Lo." tegur Vino kala Kira hendak berdiri dari tempat duduknya.

"Sorry, Vin... kayaknya gue harus balik sekarang deh, soalnya nyokap gue barusan telepon, minta gue balik sekarang." balas Kira.

Pada akhirnya Vino hanya bisa mengangguk, mengizinkan.

"Loh... Kiranya mana, Vin???." tanya Galih ya baru saja kembali bersama Rasya.

"Katanya nyokap nya telepon, minta dia balik sekarang." jawab Vino apa adanya.

"Yah...gagal deh usaha gue ngedeketin cewek seksi." Galih meneguk jus yang tadinya dipesannya buat Kira, hingga tandas tak tersisa. Sementara Rasya, pria itu hanya geleng kepala menyaksikan ketiga sahabatnya nampak badmood setelah kepergian gadis itu.

Setelah kembali mendaratkan bobot di kursinya, Rasya kembali menyesap capuccino miliknya hingga tandas. tak berselang lama, Rasya merasa kedua matanya begitu berat sehingga ia pun pamit pulang lebih dulu pada ke empat sahabatnya.

*

"Ngapain kita ke hotel, mah???."Thalia dibuat bingung dengan ibunya yang tiba-tiba mengajaknya ke hotel malam-malam begini.

"Bisa diam nggak sih..." dengan pergerakan siaga yang justru terlihat membingungkan di mata Thalia, ibu menyisir pandangan ke sekitarnya memastikan kondisi aman dan kondusif untuk mereka.

Tidak siap, pada akhirnya langkah Thalia tergopoh mengikuti ibu yang menarik tangannya. "Sakit mah...lagian kita mau ngapain di si_." Thalia tak menuntaskan kalimatnya ketika menyadari kedatangan seorang gadis yang usianya hampir sebaya dengannya.

"Saya sudah melaksanakan perintah anda Nyonya dan apa yang anda inginkan ada di dalam." laporan wanita itu sontak saja menciptakan senyuman di wajah ibunya Thalia.

"Bagus. Pergilah, saya akan mentransfer sisanya!!!."

Setelah kepergian gadis itu, dengan pergerakan cepat ibu membuka akses memasuki kamar hotel sambil menyeret Thalia masuk ke dalam.

Kedua bola mata Thalia melebar dengan sempurna kala menyaksikan adik laki-laki dari mantan kekasihnya tengah tertidur di ranjang hotel.

"Apa yang kita lakukan di sini dan itu, kenapa adiknya Abi bisa ada di sini???." dengan wajah bingungnya, Thalia menunjuk ke arah tempat tidur.

"Asal bukan merusak rumah tangga mantan kekasihmu itu, bukankah kamu bilang rela melakukan apapun demi mewujudkan keinginan Mama, Thalia???."

Deg.

Kini Thalia paham akan maksud dan tujuan ibu mengajaknya ke hotel malam-malam begini. Hanya air mata yang menjadi ungkapan rasa bagi seorang Thalia, wanita yang selama ini dianggapnya malaikat tak bersayap kini justru menumbalkan dirinya demi sebuah ambisi. Jika saja dirinya adalah anak kandung, mungkin Thalia akan dengan lantang menolak keinginan gila ibu, tetapi setelah mengetahui kebenaran jika ternyata ia hanyalah anak pungut, pada akhirnya Thalia harus rela menuruti keinginan ibu, sebagai ucapan terima kasih karena telah dirawat dan dibesarkan oleh wanita itu.

"Berhenti menangis...!!! Lakukan apa yang seharusnya kamu lakukan dan jangan buat mama sampai kecewa untuk kedua kalinya, Thalia!!!." pesan terakhir dari ibu sebelum berlalu meninggalkan Thalia di kamar hotel.

Beberapa saat setelah kepergian ibu, perlahan Thalia melangkah mendekati tempat tidur, menatap wajah lelap Rasya dengan perasaan bersalah. "Maafkan aku karena harus melibatkan kamu, Rasya. Mungkin setelah malam ini, kamu akan sangat membenciku." dengan berurai air mata, Thalia bergumam.

Keesokan paginya.

Rasya dibangunkan dengan suara bariton milik kakak laki-lakinya yang menggema hingga ke langit-langit kamar hotel. Dan tak lama kemudian, Thalia pun ikut terjaga.

Abi.....

"Mas Abi...apa yang mas lakukan di sini???." Rasya yang nyawanya belum terkumpul sempurna nampak bingung dengan situasi yang ada, apalagi saat ini wajah Abimana terlihat sangat murka.

"Seharusnya mas yang bertanya seperti itu. Apa yang telah kamu lakukan pada anak gadis orang, Rasya." pertanyaan Abimana sontak saja menyandarkan Rasya akan keberadaan Thalia di sisinya.

"Apa yang kau lakukan di sini???." hendak bangkit dari tempat tidur, namun urung ketika menyadari ternyata ia hanya mengenakan boxer. Sedangkan gadis di sampingnya dalam kondisi yang hampir sama dengan dirinya.

Rasya menjambak rambutnya frustrasi. berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi, namun sayangnya sampai kepalanya berdenyut ia sama sekali tak berhasil mengingat apapun, selain kebersamaannya bersama ketiga sahabatnya di cafe sebelum berakhir di kamar hotel bersama mantan kekasih kakaknya.

"Pakai pakaian kalian, setelah ini kita bicara!!!." Abimana berusaha mengendalikan diri agar tidak menghajar adiknya itu. Bukan karena masih memiliki rasa pada mantan kekasihnya tersebut tetapi karena tak suka dengan sikap adiknya yang telah merusak kehormatan anak gadis orang.

Setelahnya Abimana dan yang lainnya, termasuk ibunya Thalia keluar, memberikan waktu dan ruang untuk keduanya berpakaian lengkap.

Rasya menatap Thalia dengan tatapan menusuk hingga membuat wanita itu tak berani membalas tatapan pemuda itu.

"Jika suatu saat nanti kau terbukti menjebak ku, aku berjanji akan melenyapkan mu dengan tanganku sendiri." kalimat terakhir yang diucapkan Rasya sebelum Abimana dan yang lainnya kembali.

Maafkan aku Rasya, setelah ini aku siap Kalau pun kau akan membenciku seumur hidupmu." Thalia.

1
Rini
🥰🥰
picii
lanjut thorr
Dinarra
lucu namanya abil (abi livia)🤭
sasatar77 tarsa
Kecewa
sasatar77 tarsa
Buruk
Sofia Rim
Kecewa
Sofia Rim
Buruk
ros
Luar biasa
Dewi Sariyanti
Di tunggu kisah Rasya dan thalia kak
Ida Miswanti
bukan ide yg buruk bila berubah target ke Adik Abi,,,Si Rasya🤭
Putri Chaniago
kasihan Rasya, secepatnya balasan utk ibu angkat Thalia
sagi🏹
kunantikan kaka othor..
sagi🏹
demi ambisi mama angkat thalia sampai rela buwat hal keji
Rini
kasihan
Mrs.Riozelino Fernandez
di tunggu kk Thor...
Dinarra
ditunggu kaka author🤗
Dinarra
crazy up ga sih kakak author😁
sagi🏹
lanjooooottttt kak othor
Bunda Sri
bagus tidak membosankan , lanjutkan Thor
sagi🏹
lanjut kak up banyak .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!