Hyuna Isvara, seorang wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran.
4 tahun menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Aksa Dharmendra, tidak juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.
Namun, kehidupan rumah tangga mereka tetap bahagia karena Aksa tidak pernah menuntut tentang anak dari Hyuna.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit menghilang sejak Aksa mengenalkan seorang wanita kepada Hyuna tepat di hari annyversary mereka.
Siapakah wanita yang Aksa kenalkan pada Hyuna?
Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya?
Yuk, ikuti kisah Hyuna yang penuh dengan perjuangan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24. Mengambil Barang-barang.
Laura tersentak kaget saat mendengar ucapan Aksa. "Kau, kau bilang apa?" Dia merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja laki-laki itu ucapkan.
Aksa menghela napas kasar sambil beranjak bangun dari sofa. "Kau tidak salah dengar, Laura. Bukankah kau ingin melihatku dan Hyuna berpisah? Selamat, tujuanmu sudah berhasil sekarang."
"Apa?"
Aksa lalu berbalik dan berjalan cepat menuju kamarnya, sementara Laura menatap laki-laki itu dengan tajam.
"Apa-apaan dia, kenapa malah menyalahkanku?" Laura benar-benar tidak habis pikir. "Tapi apa dia dan wanita itu benar-benar akan berpisah?" Dia merasa penasaran dan senang secara bersamaan.
***
Setelah menghabiskan 3 hari bersama dengan orang tuanya, saat ini Hyuna sudah berada di dalam bus untuk kembali ke kota. Kini cutinya sudah selesai, dan dia harus kembali bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan juga membantu keluarga.
Setelah sampai di tempat tujuan, Hyuna baru ingat jika barang-barangnya masih berada di rumah Aksa.
"Bagaimana ini?"
Hyuna merasa bingung sendiri. Jika dia datang ke rumah itu, pasti akan kembali terjadi keributan. Namun, jika dia tidak mengambil barang-barangnya. Lalu apa yang harus dia pakai?
Hyuna lalu melirik ke arah jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Sekarang masih pukul 3 sore, dan Aksa pasti belum kembali dari kantor.
Setelah pemikiran panjang, akhirnya Hyuna memutuskan untuk mengambil barang-barangnya. Dia lalu memanggil taksi dan segera berangkat menuju tempat tujuan.
Setelah perjalanan kurang lebih 20 menit, akhirnya Hyuna sampai di depan rumah itu. Dia segera berjalan ke arah pintu dan mengetuknya, walaupun ada perasaan tidak nyaman yang menyelimuti hatinya saat ini.
Tidak berselang lama, pintu rumah itu dibuka oleh Bik Asih yang terkejut saat melihat kedatangan Hyuna.
"Bu-buk Hyuna?"
Hyuna tersenyum saat melihat bik Asih. "Bagaimana kabarnya, Bik?" Dia bertanya dengan ramah membuat wanita paruh baya itu menatap dengan berkaca-kaca.
"Saya baik, Buk. Bagaimana dengan Ibuk?"
"Siapa yang datang Bik?"
Tiba-tiba Laura berjalan ke arah pintu dan terkejut saat melihat keberadaan Hyuna. "Ka-kau? Apa yang kau lakukan di sini?"
Hyuna tersenyum dengan miris. Padahal dia yang sudah kerja keras untuk mengumpulkan uang agar bisa membantu Aksa membeli rumah itu, tetapi sekarang malah orang lain bertanya apa yang dia lakukan di rumahnya sendiri.
"Aku ingin mengambil barang-barangku. Permisi."
Hyuna langsung masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan Laura. Terserah jika wanita itu merasa tidak suka, yang pasti dia masih punya hak atas harta pernikahannya dan Aksa.
Laura menatap Hyuna dengan tajam sambil mengikuti langkah wanita itu. Jangan sampai Hyuna mengambil barang-barang yang ada di rumah itu, dan dia harus mengawasi setiap pergerakannya.
"Barang-barangmu ada di gudang."
Hyuna yang sudah akan naik ke atas tangga menghentikan langkahnya, dan berbalik melihat ke arah Laura.
"Kalian meletakkannya di gudang?"
Laura tersenyum dengan sinis. "Maaf. Barang-barang di rumah ini sudah penuh, itu sebabnya kami terpaksa meletakkannya di gudang."
Hyuna lalu berjalan ke arah gudang tanpa menghiraukan ucapan Laura, sementara wanita itu terus mengikutinya.
"Kau tidak perlu khawatir, aku hanya akan mengambil barang-barangku saja."
"Cih."
Laura langsung berdecih saat mendengar ucapan Hyuna. Apapun yang wanita itu katakan, dia harus tetap waspada.
Hyuna lalu membuka gudang dan melihat kopernya ada di ruangan itu. Dengan cepat dia menariknya dan membersihkan debu-debu yang menempel.
Setelah bersih, Hyuna lalu membawanya keluar dan memeriksa isi yang ada di dalamnya. Bersyukur perhiasan dan juga surat-surat berharga berhasil dia bawa saat pergi waktu itu, jika tidak mungkin Laura akan mengambilnya.
"Untuk apa diperiksa? Memangnya kami mengambil barang-barangmu?" ucap Laura dengan tajam.
"Aku hanya berjaga-jaga saja."
Hyuna kembali membereskan barangnya-barangnya dan meresletingkan koper itu. Kemudian dia beranjak bangun sambil menariknya.
"Jangan terlalu membenciku, Laura. Bukankah aku sudah memberikan sesuatu yang sangat kau inginkan?"
Laura mengernyitkan keningnya saat mendengar apa yang Hyuna katakan. "Apa maksudmu?"
Hyuna tersenyum sambil berjalan dan menarik kopernya. "Aku sudah memberikan suamiku, jadi berbahagialah kalian. Aku permisi, assalamu'alaikum."
Laura mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Memangnya siapa Hyuna hingga berkata seperti itu padanya? Aksa tidak diberikan oleh siapapun, melainkan dia sendiri yang berhasil membuat laki-laki itu jatuh cinta padanya.
Hyuna terus melangkah keluar sambil membawa barang-barangnya. Langkahnya lalu berhenti tepat di depan pintu, dan dia berbalik menatap ke dalam rumah tersebut.
Kenangan-kenangan yang terjadi di dalam rumah itu berlarian jelas di depan mata, membuat senyum tipis tercetak jelas diwajahnya saat ini.
"Biarlah kenangan yang ada di antara kita tersimpan di dalam rumah ini, Mas. Aku harap kau bahagia dengan pilihanmu, karena aku juga akan bahagia dengan hidupku tanpamu."
Hyuna lalu berbalik dan berjalan cepat ke arah taksi yang sejak tadi menunggunya. Dia masuk ke dalam taksi tersebut dan berlalu pergi dari tempat itu.
Begitu Hyuna pergi, Aksa sampai di rumah itu. Dia keluar dari mobil dengan terburu-buru dan berlari masuk ke dalam rumah.
"Hyuna!"
Suara Aksa menggema di dalam rumah saat dia mencari keberadaan wanita itu. Dia langsung pulang saat mendapat kabar dari bik Asih jika Hyuna datang untuk mengambil barang-barang.
"Kau mencari siapa, Aksa?" tanya Laura yang sedang berdiri di ujung tangga.
"Di mana Hyuna? Tadi dia datang ke sini untuk mengambil barang-barangnya."
Laura mengernyitkan keningnya saat mendengar ucapan Aksa. Dari mana laki-laki itu tahu jika Hyuna datang? Apa mungkin, wanita itu sendiri yang mengatakannya?
"Kau tahu dia datang dari siapa, Aksa?" tanya Laura kembali.
Aksa berlalu ke dapur untuk mencari keberadaan Hyuna tanpa memperdulikan pertanyaan Laura, dia harus bicara dengan wanita itu atau tidak akan lagi bisa bertemu.
Laura segera menuruni anak tangga dan menyusul Aksa ke dapur. "Dia sudah pergi."
"Benarkah?" tanya Aksa dengan tidak percaya.
"Ya, dia sudah pergi. Dia mengatakan jika sangat membencimu, dan tidak mau lagi bertemu denganmu untuk selamanya."
•
•
•
Tbc.