Setelah mengalami percobaan mesin waktu yang gagal, Han Ziqing tiba di dunia kuno sebagai permaisuri yang siap dikubur di peti mati. Di hari dia membuka mata kembali, dia bertengkar dan bertarung dengan Wei Shiqi, sang Kaisar yang selama ini membencinya.
Di dalam harem yang kejam dan dingin, selain menghadapi sikap dingin Wei Shiqi, Han Ziqing juga harus menghadapi dan mengurus selir-selir yang memusingkan.
Wei Shiqi yang menyadari kepribadian Han Ziqing yang berubah total mulai mengubah pemahamannya. Dia secara tidak sadar melakukan segala hal untuk melindunginya dan membuatnya tetap berada di sisinya.
***
"Yang Mulia, Permaisuri meracuni Selir Yun karena kesal!"
Wei Shiqi menjawab, "Panggil tabib dan obati Selir Yun!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi menemui Sarjana Song!"
Wei Shiqi menjawab, "Batalkan gelar sarjananya, kirim ke perbatasan!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi berkencan dengan Tuan Fu!"
Wei Shiqi mengerutkan kening, "Kirim Fu Dou kembali ke negaranya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Keterlibatan Selir Mu
Han Ziqing kembali ke Istana Ningxi dalam suasana hati yang lumayan buruk. Seandainya Wei Shiqi tidak mengganggunya dengan masalah kematian orang itu, Han Ziqing mungkin sudah cukup menyerap cahaya matahari pagi untuk penguatan tulang di tubuhnya.
Sudahlah, lagi pula bukan kali ini saja dia diganggu. Memang tidak ada hari yang benar-benar damai untuknya sejak datang kemari.
Jika bukan diganggu oleh urusan selir-selir Wei Shiqi, Han Ziqing akan diganggu oleh pria itu sendiri. Untung saja Ibu Suri Agung tidak ada di sini saat ini sehingga Han Ziqing tidak perlu repot melaporkan masalah harem pada sang tetua itu.
Han Ziqing duduk di sofa, mengambil sepotong kue lalu mengunyahnya pelan-pelan. Dia sedang berpikir bagaimana caranya menemukan pelaku kejahatan yang membunuhnya.
Wei Shiqi, yang seorang Kaisar, bahkan bisa kecolongan. Pria itu juga sepertinya mengalami kesulitan menemukan pelaku sesungguhnya.
Jika pelakunya ada di jajaran menteri kabinet, itu mungkin saja. Tapi yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana cara orang itu menjalankan kaki tangannya? Siapa pula yang telah memberinya informasi detail mengenai Han Ziqing hingga berhasil memperalat orang untuk membunuhnya?
Harem adalah tempat yang ketat. Menteri kabinet dan pejabat pengadilan tidak diperbolehkan masuk kecuali atas izin Kaisar dan urusan resmi. Ibu Suri Agung selalu mengawasi harem dengan ketat untuk mencegah kemungkinan terjadinya persekongkolan antara selir dengan pejabat hingga membahayakan selir lain atau menimbulkan kekacauan.
Wei Shiqi juga menerapkan aturan sangat ketat untuk haremnya meski dia tidak pernah mengunjungi selir manapun. Han Ziqing adalah kepala harem, gerak-geriknya jadi lebih mudah diawasi tapi bukan berarti mereka tahu kondisi tubuhnya yang sebenarnya.
Desas-desus mengenai perilakunya yang tidak bermoral di masa lalu justru malah tersebar hingga sampai ke telinga pada menteri kabinet, menggugah keinginan mereka untuk mengganti posisi permaisuri dengan orang lain.
Jika ada orang luar yang tahu kondisi harem, maka orang yang menyebarkan informasinya pastilah berasal dari harem itu sendiri. Pelayan tingkat rendah yang tergila-gila pada uang mungkin bisa melakukannya, tetapi di Istana Ningxi ini, selain Meixiang, pelayan lainnya begitu takut pada Han Ziqing. Mereka tidak akan berani bicara macam-macam kepada orang luar kecuali mendapat imbalan besar.
“Meixiang, pergi ambilkan catatan izin keluar masuk harem dari Divisi Istana Dalam untukku,” titah Han Ziqing pada Meixiang.
“Yang Mulia, Yang Mulia akhirnya mau mengurus harem lagi?” Meixiang berkata penuh pengharapan.
Sejak bangun, majikan agungnya ini jadi malas dan tidak mau mengurus urusan harem. Dia sungguh senang kalau akhirnya Han Ziqing mau mengelolanya lagi seperti dulu.
“Ambilkan saja!”
“Baik, Yang Mulia.”
Meixiang si pelayan yang manut pada perintah itu lalu pergi. Setengah jam kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah buku besar berisi catatan izin keluar masuk istana para selir. Ekspresinya begitu buruk.
“Ada apa dengan ekspresi burukmu itu?” tanya Han Ziqing.
“Yang Mulia, para bibi dari Divisi Istana Dalam itu menjelek-jelekanmu. Mereka bicara buruk tentangmu, bahkan ada yang mengatakan kalau kau adalah iblis wanita yang terlahir kembali ke dunia!”
“Iblis wanita? Deskripsi ini cukup unik. Apa lagi yang mereka katakan?”
“Mereka membicarakan perihal Yang Mulia yang terjun ke danau untuk menolong Selir Mu. Di mata mereka, Yang Mulia hanya dianggap mencari perhatian dan keuntungan dari kemalangan orang!”
Meixiang marah, tetapi Han Ziqing justru membiarkannya begitu saja. Masalah di istana ini rumit. Ada banyak orang yang membicarakan keburukannya, Han Ziqing tidak punya waktu mengurus mereka satu persatu.
Mereka punya bibir, mereka bisa bicara. Mereka punya telinga, mereka bisa mendengar. Tetapi, mereka memanfaatkan indera mereka untuk menguraikan sesuatu yang buruk dari seseorang.
“Berikan bukunya padaku.”
“Yang Mulia, bagaimana bisa Yang Mulia diam saja? Yang Mulia biasanya selalu menegur mereka dengan keras setiap kali mereka ketahuan membicarakan Yang Mulia,” Meixiang mengeluh. Ia merasa sejak bangun, majikannya yang jadi pemalas ini juga menjadi acuh sekali, bahkan cenderung menghindari masalah yang biasa dihadapinya sehari-hari.
Tidak memedulikan keluhan Meixiang, Han Ziqing menghanyutkan diri dalam prosesi pemeriksaan buku catatan. Jemarinya yang lentik membuka setiap halaman dengan pelan, matanya yang indah nan jernih menyapu setiap kata yang tertulis dalam lembaran kertasnya.
Dia terlihat sangat serius dalam situasi seperti itu. Han Ziqing di mata Meixiang seperti seorang akuntan yang sedang bekerja memeriksa catatan pengeluaran dan pemasukan sebuah buku rumah tangga. Ah, jika saja majikannya bukan Permaisuri, kalau saja dia menikah dengan seorang bangsawan kaya, mungkin dia sudah menjadi nyonya yang mengelola rumah tangga.
Kening Han Ziqing tiba-tiba berkerut. Dia menandai tiga halaman dan melipat ujung kertasnya. “Ambilkan sebuah kuas!”
Meixiang menyodorkan kuas yang sudah dicelupkan ke dalam tinta. “Yang Mulia, apakah ada masalah?”
“Selir Mu, sudah tiga kali keluar istana bulan ini.”
“Ah? Memangnya ada apa dengan Selir Mu yang keluar istana, Yang Mulia?”
“Dia adalah selir yang jatuh setelah keluarganya hancur. Setelah ayahnya dieksekusi, keluarganya pindah dari ibu kota dan hidup sebagai petani di desa di wilayah selatan. Dia tidak punya kerabat, tapi untuk apa dia keluar istana?”
Meixiang jadi ikut berpikir. Kediaman Selir Mu jauh dan terpencil, jarang ada orang yang mau memperhatikannya. Selir Mu tidak menarik di mata para selir dan bukan sebuah ancaman, sehingga mereka mengabaikannya. Tetapi, bukan berarti dia tidak menarik bagi para pejabat pengadilan.
Latar belakang Selir Mu lemah, dia mudah dimanfaatkan jika orang yang memanfaatkannya sangat hebat. Satu bulan ini dia sudah keluar istana tiga kali, sementara selir lainnya paling banyak hanya sekali bahkan ada yang tidak keluar sama sekali. Selir-selir lainnya juga punya keluarga yang kuat, tapi mereka tidak pergi mengunjungi kerabat dalam satu bulan ini.
Pertanyaannya adalah, untuk apa Selir Mu keluar istana sebanyak itu? Jika dia bertemu seseorang, siapa yang dia temui hingga mengharuskan dia keluar dari istana untuk mencarinya sendiri?
“Selir Mu biasanya tidak bergaul dengan selir lain setelah turun tingkat. Sejak dua tahun lalu, dia menutup diri. Dia hanya pergi saat salam pagi. Tidak ada orang yang mengetahui kehidupan sehari-harinya di kediaman,” Meixiang mencoba membantu menganalisis.
Terakhir kali, dia begitu depresi hingga berani bunuh diri. Jika tidak ada alasan yang kuat, orang tidak mungkin mengakhiri hidupnya begitu saja. Tapi, Han Ziqing tidak punya bukti.
Mungkinkah Selir Mu terlibat dalam upaya pembunuhan Han Ziqing?
“Awasi Selir Mu dengan baik. Kirim beberapa orang yang bisa dipercaya ke kediamannya!”
Han Ziqing tidak begitu yakin, tapi tidak ada salahnya waspada. Selir Mu, yang sangat lemah dan depresi itu, bisa saja pura-pura untuk menyembunyikan wajah aslinya. Han Ziqing di sini tidak percaya siapapun. Dia percaya pada diri sendiri karena dia hanya mengenal dirinya sendiri di sini.
Posisinya diincar ribuan pasang mata. Han Ziqing bisa merelakannya, tapi tidak untuk saat ini. Jadi sebelum dia dapat memutuskan akan hidup bagaimana di hari-hari depan, dia harus menjaga posisi ini sebaik mungkin. Orang-orang yang ingin membunuhnya harus segera ditemukan agar tidak mengincarnya lagi.
“Yang Mulia, apakah Yang Mulia ingin memberitahu Kaisar? Kaisar punya kuasa lebih tinggi. Dia seharusnya lebih tahu bagaimana harus bertindak,” saran Meixiang.
Han Ziqing menggangguk kecil mengiyakan perkataan Meixiang. Wei Shiqi seharusnya lebih tahu arah penyelidikan dibandingkan dirinya. Jadi, Han Ziqing menulis sebuah pemberitahuan di selembar surat, menyerahkannya pada Meixiang setelah melipatnya menjadi lipatan yang kecil.
“Kirimkan surat ini ke Istana Yongqian. Pastikan Kaisar sendiri yang menerimanya!”
wkwkwkwkwk