“Jadi kapan internet saya aktif kembali? Saya tidak akan menutup teleponnya jika internet saya belum aktif!” hardik Peter.
“Mohon maaf Pak, belum ada kepastian jaringan normal kembali. Namun, sedang diusahakan secepatnya,” tutur Disra.
“Saya tidak mau tahu, harus sekarang aktifnya!” ucap Peter masih dengan nada tinggi.
Disra berniat menekan tombol AUX karena ingin memaki Peter. Namun, jarinya tidak sepenuhnya menekan tombol tersebut. “Terserah loe! Sampe bulu hidung loe memanjang, gue ladenin!” tantang Disra.
“Apa kamu bilang? Bisa-bisanya memaki pelanggan! Siapa nama kamu?” tanya Peter emosi.
Disra panik, wajahnya langsung pucat, dia melihat ke PABX-nya, benar saja tombol AUX tidak tertanam kebawah. Sehingga, pelanggan bisa mendengar umpatannya.
Gawat, pelanggan denger makian gue!
***
Novel pengembangan dari cerpen Call Center Cinta 🥰
Ikuti kisah seru Disra, yang terlibat dengan beberapa pria 😁
Happy Reading All 😍
IG : Age_Nairie
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon age nairie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 Syntax Error
Pertemuan dari dua kepribadian yang berbeda itu, bagaikan sebuah syntax pemograman. Jika, aturan tak dipenuhi. Maka, akan terjadi syntax error.
~Disra Auristela~
Kesal, benci tentu dirasakan oleh Disra. Dia sudah melakukan penolakan secara halus. Namun, laki-laki itu tetap memintanya untuk menikah. Bagaimana bisa dirinya bisa menikah dengan laki-laki seperti itu? Beruntung, pria yang menyebalkan dalam hidupnya hanya Melvin. Selebihnya memiliki teman pria yang begitu baik.
“Apa loe sudah mengerjakan apa yang gua minta?” tanya Raska.
“Udah dong,” ujar Disra pasti.
“Mana, gua liat,” ujar Raska.
Dia menggeser layar monitor Disra, dan mulai memeriksanya. Dia hanya mengangguk saat melihat hasil kerja juniornya. Jarinya mulai bermain pada keyboard milik Disra. Hingga, ada error dalam program yang dibuat oleh Disra.
“Error!” gumam Raska terkekeh.
“Error? Nggak mungkin! Sini, aku lihat.” Disra menggeser monitor agar menghadap kembali pada dirinya. Dia yakin, programnya sudah benar. “Error di mana?” tanya Disra bergumam.
Mencari error dalam program agak sulit bagi Disra yang pemula. Dia harus mencari letak error-nya. Jenis Error bisa dari syntax error, run time error atau bahkan logical error.
Mulai mencari dari syntax Error. Error yang disebabkan oleh aturan bahasa pemograman yang tak diikuti. Seperti salah menuliskan property, object, methodnya. Sedangakan logical error. Kesalahan yang disebabkan oleh logika pemograman. Salah melerakan urutan kode program. Error jenis ini relatif sulit diketahui dan bisa saja baru diketahui setelah program di-compile menjadi executable file (*exe). Sering juga disebut dengan istilah bug.
Atau juga karena runtime error, terjadi pada saat sedang menjalankan suatu program. Ada beberapa penyebab terjadinya jenis error yang satu ini. Misalnya, kesalahan dalam proses input, kesalahan perhitungan, dan proses output.
Raska terkekeh melihat Disra yang mulai panik. “Sudah tak usah dicari. Letak kesalahnya pada listing coding-mu, ada yang tak memenuhi aturan. Salah menuliskan variabel,” jelas Raska.
“Kakak sudah tahu?”
“Sudah sangat jelas. Perbaiki syntax error-nya,” terang Raska.
“Kau memang hebat,” puji Disra.
“Baru tahu?”
“Iya, soalnya, kadang-kadang Kakak suka bocor!” ejek Disra terkekeh.
“Dih bocor, yang bisa bocor mah cuma cewek!” ejek balik Raska.
Tiba-tiba Disra terdiam, dia mengingat kejadian dirinya yang tembus menstruasi. Tepatnya, bukan itu yang diingat, melainkan ciuman pertamanya yang tak terlupakan. Ciuman yang dicuri oleh pria aneh.
Raska melihat Disra yang terdiam, memikirkan apakah dirinya salah bicara. “Maaf,” ujarnya.
“Maaf kenapa?” tanya Disra bingung.
“Bukan mau menyinggung tentang hanya wanita yang bocor. Tapi, memang lelaki tidak mengalami datang bulan. Namun, bukan berarti semua wanita mengalami datang bulan,” jelas Raska. Dia mengira Disra mengalami gangguan datang bulan yang membuatnya menjadi sedih.
Disra melebarkan matanya. Seketika terkekeh. “Ah, kau ini lucu, Kak. Aku wanita normal. Sangat, sangat normal,” papar Disra. “Namun, apa yang Kakak katakan benar adanya. Tidak semua wanita bisa mengalami masa haid. Meskipun, itu hanya sebagaian kecil yang ditemukan. Amenore adalah kondisi saat wanita tak mengalami menstruasi seumur hidupnya. Tetapi, bukan berarti wanita itu mandul. Namun, harus memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui ada resiko penyakit lain tidak.”
“Oh,” gumam Raska. “ya sudah kerjakan lagi.”
Disra mulai memperbaiki programnya dan menunjukan pada Raska. Kini, Raska puas akan kerja Disra. Dia sudah tahu letak kesalahan gadis itu. Namun, sengaja tak memberitahu detil di mana letak kesalahannya. Dia hanya memberitahu kesalannya adalah syntax error.
“Bagaimana? Puas ‘kan?” tanya Disra mengangkat alisnya berulang.
“Ya, lumayan untuk pemula. Hebat juga loe,” puji Raska seraya menarik rambut Disra pelan.
“Ih apaan sih, jangan tarik-tarik! Tangan Kakak kotor, aku baru keramas!” protes Disra.
“Enak aja kotor!” seru Raska, dirinya semakin mengacak-acak rambut Disra.
Akhirnya, terjadi saling serang. Disra memukul Raska yang dengan sengaja mengacak rambutnya. Raska tak henti mengganggu Disra hingga mereka tertawa bersama.
Semua kelakuan Disra dan Raska tidak hanya terekan dalam cctv, melainkan dalam memori otak Melvin. Tak akan Melvin membiarkan Raska mendekati Disra.
“Besok, suru Raska kerja di rumah! Biar Rozak yang menjadi tutor Disra!” titah Melvin pada Bagas.
“Oke,” jawab Bagas singkat. Bos sekaligus temannya, saat ini sedang bekerja dalam mode subjektif. Meskipun baru ini Melvin menilai secara tidak objektif. Namun, Bagas memakluminya. Pria yang tak tahu cara mendekati wanita. Bagas akan membantu dirinya mendapatkan Disra.
“Tim mereka akan terbang ke Thailand. Kemarin Disra minta surat pengajuan pembuatan paspor. Apa kau mau ikut dengan tim mereka? Anggap saja dirimu sedang mengevaluasi kerja mereka,” usul Bagas yang masih melihat ke dalam monitor cctv.
“Bolehkah?” tanya Melvin.
“Tentu saja boleh! Kau itu bos-nya!”
“Tapi, nanti dia tahu siapa aku yang sebenarnya. Aku tak ingin dia merasa tak nyaman kerja di sini, apalagi sampai tahu bahwa aku yang membuatnya kerja di sini," gumam Melvin.
Bagas menghembuskan napasnya pelan. “Dia tak tahu kalau bekerja di sini karena ulahmu! Bos besar sepertimu, mana mungkin mengurusi perekrutan karyawan. Nanti, kau tinggal pura-pura tak tahu saja !” timpal Bagas.
Melvin tampak berpikir. Dia bingung harus berbuat apa. Melihat diamnya Melvin membuat Bagas geram. “Apalagi yang kau pikirkan? Menggunakan cara dengan memanfaatkan ayahnya tak mau! Ini adalah cara mendekati secara alami. Bisa jadi setelah pulang dari Thailand Raska dan Disra jadian. Semua juga tahu mereka jomblo!”
“Tidak boleh! Disra hanya milikku!” seru Melvin.
“Ya sudah bertindak! Jangan diam saja atau melakukan tindakan bodoh seperti kemarin! Kau tahu tidak? Jalan hidupmu terlalu mudah karena kecerdasan otakmu. Kau tidak pernah mengalami yang namanya gugup saat interview kerja. Jadi, kau tidak tahu perjuangannya. Menjadi dosen karena diminta universitas. Mendirikan perusahaan karena awalnya kau diminta untuk membuat program penjualan pada salah satu brand. Setelah itu, klien berdatangan dengan sendirinya dan akhirnya kau sampai sanggup mendirikan perusahaan sendiri,” jelas Bagas.
“Belum lagi dengan dirimu yang bermain saham! Membuat robot sendiri untuk menentukan kapan kau jual atau beli sahammu! Benar-benar kelewat pintar.” Bagas melirik sekilas pada Melvin. “Pintar mencari uang tapi tak tahu cara menghabiskannya. Seandainya tak mendapatkan gadis itu, masih banyak gadis-gadis lainnya!”
Hidup Melvin memang monoton, sebagian besar dirinya hanya dihabiskan dengan bermain game online. Dia bahkan tak menghitung kekayaanya dan tak tahu cara menghabiskannya.
“Dia tak sama dengan gadis-gadis lainnya! Dia spesial!”
“Spesial pake telor!” ketus Bagas.
Melvin melempar bantal sofa pada Bagas. “Jangan menghinanya!”
“Iya, iya!” Bagas mendecak. Sulit berbicara dengan orang yang sedang jatuh cinta. Sampai saat ini, dia tak tahu mengapa temannya begitu tergila-gila dengan gadis yang tergolong memiliki kecantikan biasa saja.
“Aku akan ikut ke Thailand!” ujar Melvin memecah keheningan.
dandan yg cantik, pake baju kosidahan buat Dateng kondangan Marvin /Facepalm/