"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 32. Mencoba membujuk eyang.
Amar berpamitan dengan Dara karena dia harus menjemput kyai yang akan membantu Dara, jika urusan kyai sudah selesai maka hari ini Kyai akan membantu Dara. Amar pun pergi.. tapi Dara baru ingat bahwa dirnya belum menceritakan tentang mimpi nya semalam pada Amar.
"Ntar aja deh, kalo bang Amar balik kesini ntar gue cerita." Gumam Dara.
Dara pun masuk kedalam rumah, eyang nya mengunci diri di kamar dan tidak membiarkan Dara masuk. Sepertinya eyang marang pada Dara jadi dia memerintah bi Endang untuk mengunci pintu dari dalam. Dara hanya bisa menghembuskan nafas nya saja melihat itu, akhir nya kini perhatian nya tertuju pada piano milik tante nya.
'Kalo eyang denger aku main piano.. mungkin eyang akan buka pintu dan mau cerita.' Batin Dara.
Dara pun masuk ke ruang tengah dimana ada piano yang saat itu pernah dia mainkan.. Dara membuka penutup nya lalu kemudian dia duduk di sana.. sambil jarinya mulai memainkan tuts piano.
'Tante.. kalo tante ada, ayo main bareng.. aku lagi mencoba bujuk eyang supaya cerita..' Batin Dara, dia berharap Melisa ada di sana..
"Teng! Teng! Teng!.." Dara mulai memainkan piano nya
Dara memainkan lagu yang dia pelajari dengan lincah nya, Dara menikmati alunan nya sambil berharap tante nya akan datang dan ikut bermain bersama nya meski dia akan di rasuki, tapi ternyata dugaan Dara salah.. Dara tidak di rasuki tapi tuts piano yang tidak Dara tekan tertekan sendiri.
Seketika Dara hening dan terdiam, entang mengapa dia merasa takut sekarang, bagaimanapun ia tidak bisa melihat tante nya dan piano itu berbunyi seolah ada yang menekan nya.
"Jangan takut nduk.."
"DEG!" Dara terkejut mendengar suara halus perempuan di telinga nya.
Dara pun kemudian menarik nafas nya setelah yakin itu adalah Melisa, tante nya. Dara kembali melanjutkan permainan piano nya yang ajaib nya begitu lancar dan begitu menyayat hati, nada yang di mainkan adalah nada lagu kesukaan tante nya.
Dengan lihai jari Dara menari di atas tuts piano, tanpa terasa rupanya yang di harapkan pun terjadi.. eyang nya keluar dari kamar dan saat ini sedang duduk di kursi roda nya menatap Dara yang sedang main piano..
"Melisa.."
"JRENG!!!"
Ketika eyang menyebut nama Melisa, Dara menghentikan permainan piano nya dan kini dia hanya diam dengan suara piano yang masih menggema..
"Teng! Teng! Teng! Teng!" Tiba - tiba lagu yang di mainkan berganti.
Dara tidak menoleh tapi gerakan tubuh nya sudah berbeda, cara nya duduk, caranya bermain piano sudah berbeda. Nada yang di mainkan sudah bukan nada menyayat hati tapi lebih seperti nada kemarahan.
Ya.. Dara di rasuki oleh tante nya yang kini sepertinya sedang marah. Tatapan nya tajam, dingin dan ekspresi wajah nya datar..
"Melisa.. ini ibuk nak." Ujar Eyang, dia mencoba maju mendekat di dorong bi Endang.
Dara masih terus memiankan piano nya sampai ketika tangan eyang menyentuh pundak nya, barulah permainan nya berhenti..
"Melisa.." Panggil eyang.
"Sedikit saja ibu.. sedikit saja turunkan egomu. Tidak akan ada yang di bawa mati, apa sampai semuanya habis baru ibu mau mengakhirinya?" Ujar Dara, suaranya bahkan berubah menjadi mirip dengan Melisa.
"Ibu sudah tidak melkukan nya.." Ujar eyang.
Entah apa yang mereka bicarakan, bi Endang juga hanya diam menangis di belakang eyang.. Dara tidak menoleh, dia masih terus menatap ke tuts piano..
"Sudah tidak melakukan nya lalu kenapa aku MATI!!" Teriak Melisa tiba - tiba.
"Sakit ibu.. Sakit sekali rasanya. Kenapa ibu tidak pernah melihat kebelakang?" Ujar Melisa.
BERSAMBUNG
tertipu lagi sama iblis
oh my .....
eyang di culik kemana
apalagi banyak yg ikut di dlm ambulans
capek tapi penasaran
dari tadi.pas BCA supir trsenyum .udah pasti terkecoh lagi
udah sering dikecoh... masih aja nggak paham-paham....
harusnya ada yang ikut rombongan. orang yang pintar.... orang yang ngerti... duh....
waktu keris hilang di bawa kabur bi Lastri di sana ,
skrg bungkusan merah juga ,
kira2 apa isinya
knp dara dan amar mudah terkecoh tipu muslihat setan
duhh duhh
bang amar selamat kan dara