NovelToon NovelToon
Istri Pilihan CEO

Istri Pilihan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Icha mawik

Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Shakala Fathan Elgio Genova, berusaha untuk memperjuangkan cintanya pada Zakira. Gadis manis yang ia temui tanpa sengaja di perusahaannya. Zakira adalah salah satu karyawan di perusahaannya.
Namun, sayangnya saat ia mengutarakan niatnya untuknya melamar gadis itu. Terjadi kesalahpahaman, antara Fathan dan Mamanya. Nyonya Yulia, yang adalah Mamanya Fathan. Malah melamar Nabila, yang tidak lain sepupu dari Zakira. Nyonya Yulia, memang hanya mengenal sosok Nabila, putri Kanayah dan Jhonatan. Mereka adalah rekan bisnis dan keluarga mereka memang sangat dekat.
Nyonya Yulia juga mengenal dengan baik keluarga bakal calon besannya. Akan tetapi, ia tidak pernah tahu, kalau keluarga itu memiliki dua orang anak perempuan. Terjadi perdebatan sengit, antara Fathan dan sang Mama yang telah melakukan kesalahan.
Nabila yang sudah lama menyukai Fathan, menyambut dengan gembira. Sedangkan Zakira, hanya bisa merelakan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18.

Mata Fathan menatap tepat lurus di hadapannya. Dimana Zakira sedang sibuk dibalik mejanya, dengan mata yang terus tertuju pada laptopnya. Tangannya dengan lincah, menari diatas keyboard. Meskipun, bekerja dengan satu tangan. Namun, tidak membuat Zakira kesulitan menjalaninya.

Sesekali Fathan melihat, Zakira memijat telapak tangan sebelah kirinya. Itu sering Zakira lakukan. Ia pernah mengatakan pada Fathan, itu ia lakukan untuk merangsang pergerakan pada otot jari-jari tangannya.

Fathan menatap lirih pada gadis pujaannya, tampak ia sedang sibuk dengan tugasnya.

"Alhamdulillah, selesai," ucap Zakira bersyukur.

Tidak lama kemudian, terdengar dering ponselnya.

"Assalamualaikum," ucap Zakira.

Mata Fathan masih belum beralih dari Zakira. Sesekali senyum terbit di wajahnya. Namun, senyum itu seketika pudar, saat melihat kedatangan seseorang.

"Fathan!" ucap Nabila.

Nabila mengunjungi Fathan di kantornya. Ia bermaksud mengajak Fathan untuk makan siang, Nabila juga mengajak Sukma sebagai temannya.

Gadis bermanik biru itu, mendekati Fathan dan mulai bergelut manja.

"Fathan, kita keluar makan siang, yuk!" ajak Nabila, membujuk Fathan.

"Aku sibuk," sahut Fathan.

"Hanya keluar makan siang, kamu gak punya waktu?" celetuk Sukma.

"Saya memang sibuk, bahkan tidak punya waktu untuk makan siang," sahut Fathan cuek.

Saat Sukma akan berbicara lagi. Tiba-tiba, Zakira masuk membawa laporan.

"Selamat siang, Pak! Ini berkas untuk meeting siang ini." Zakira meletakkan berkas itu diatas meja.

"Setelah itu, apa jadwal saya?" tanya Fathan.

"Memantau proyek, jam dua siang. Lanjut, rapat," jawab Zakira.

Fathan mengangguk paham. Zakira membalas anggukan dan segera keluar dari ruangan bos nya.

"Kamu masih di sini?" ucap Sukma, saat Zakira keluar dari ruangan.

"Aku di sini, kan kerja, Oma," sahut Zakira.

"Kerja? Kamu yakin, di sini hanya kerja?" Sukma menaikkan salah satu alisnya. Ia menatap penuh selidik pada Zakira.

"Maksudnya?" tanya Zakira bingung.

"Aku tau, kamu di sini, pasti ada sesuatu," tebak Sukma.

"Sesuatu? Maksudnya?" Zakira kembali bertanya.

"Kamu jangan pura-pura, aku tau kamu itu suka, kan sama Fathan?" tuding Sukma.

Zakira membulatkan matanya, meski sempat merasa sedikit kesal dengan tuduhan Sukma. Padahal, ia sama sekali tidak tahu. Jika, Nabila sudah menjalin hubungan dengan Fathan dan Fathan sendiri pun tidak pernah menunjukkan sikapnya pada Nabila. Malah terlihat, Fathan lebih menunjukkan sikapnya pada Zakira.

Zakira berusaha untuk tetap tenang dan tersenyum menghadapi Sukma.

"Oh, jadi Oma kira. Aku masih di sini, karena suka sama Pak Fathan?" tebak Zakira.

"Apa lagi? Tapi, saya yakin, Fathan gak mungkin tertarik sama kamu," ucap Sukma dengan nada mengejek.

"Aku juga gak suka, tuh sama Pak Fathan. Orangnya songong, galak, judes lagi. Iih ... gak kebayang kalau sampai jadi pendampingnya, pasti harus tahan-tahan hati ngehadapin sikap angkuhnya dia," ungkap Zakira.

"Kamu salah, Fathan tidak mungkin seperti itupada Nabila. Sebab, Fathan dan Nabila saling mencintai," bela Sukma.

"Syukurlah, aku turut senang dengernya. Kalau gitu, aku permisi, ya Oma!" Zakira meninggalkan Sukma, dengan perasaan kesal.

Walau bagaimanapun, ia sempat menaruh harapan pada pemuda yang nyaris tanpa ekspresi itu. Tidak menutup kemungkinan, Fathan juga memiliki perasaan sana dengan yang Zakira rasakan.

Kini, Zakira harus mengubur semuanya itu. Mengingat, ada hati lain yang saat ini telah menjadi bagian dari hati pria itu.

****

"Besok, temui aku. Ada sesuatu yang ingin aku katakan,"

Zakira menggembungkan pipinya, saat mendapat pesan dari Fathan. Ia enggan menanggapi, apa lagi membalas. Ia membiarkan ponselnya, tergeletak diatas kasur dan memilih masuk ke kamar mandi.

Zaki masuk ke kamar adiknya, setelah beberapa kali mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban.

"Ra! Lu dikamar mandi?" tanya Zaki, setengah berteriak.

"Iya!" sahut Zakira dari dalam.

Zaki tersenyum, ia merebahkan badannya diatas kasur. Tanpa sengaja, Zaki mendengar dering ponsel milik Zakira. Ia meraih ponsel dan mengernyitkan dahinya. Saat melihat nama si pemanggil, ELGIO.

Zaki tahu, siapa dibalik nama itu. Tanpa ragu, Zaki menjawab panggilan itu.

"Hallo!" ucap Zaki.

"Zaki! Dimana, Zakira?" tanya Fathan dari seberang.

"Mau apa? Kan, gue udah bilang. Jangan ganggu dia lagi, kenapa lu masih nelpon dia?" kata Zaki dengan nada ketus.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padanya," sahut Fathan.

"Kalau hanya urusan kantor, lu bisa bicara besok, saat kalian di kantor. Tapi, kalau soal lain. Lebih baik, jangan pernah hubungi dia diluar jam kantor," ucap Zaki memberi peringatan.

"Aku hanya ingin bicara padanya, Zak! Aku ingin menjelaskan semuanya, aku tidak mau dia salah paham dengan semua ini," tutur Fathan, nada bicaranya hampir frustasi.

"Tidak! Lu, tidak perlu menjelaskan apapun padanya. Sebab, dia sudah tau!" Zaki memutuskan panggilan sepihak. Ia menghapus memblokir nama Fathan dari ponsel adiknya.

"Ngapain?" tanya Zakira, yang muncul dari kamar mandi.

"Ini ... jawab panggilan orang gila dari ponsel, lu!" Zaki menunjuk benda pipih yang ada di tangannya.

Zakira hanya mengangkat kedua alisnya. Zaki tahu, Zakira paham siapa org itu.

"Mulai sekarang, lu mulai jaga jarak sama dia," ucap Zaki.

"Dari dulu juga, gue jaga jarak sama dia," jawab Zakira.

"Ya, maksud gue, kalau bisa lu resign dari sana," pinta Zaki.

"Lho, kenapa gue harus resign?" tanya Zakira.

"Gue gak mau, kalau lu dibilang merebut Fathan dari tangan Nabila," jawab Zaki.

"Lu, tau dari mana?" tanya Zakira.

"Gue tau semua. Meskipun, lu sembunyiin dari gue. Sebenarnya, gue pengen datangin Oma Sukma. Tapi, gue masih berpikir panjang. Takutnya, nanti berimbas pada Daddy dan Ummi," ungkap Zaki.

"Nah, tuh lu tau! Makanya, gue gak ladenin dia pas dia ngomong kayak gitu," ujar Zakira.

Zakir mengusap lembut puncak kepala adiknya. Ia tersenyum, menatap iba pada Zakira yang terus berusaha untuk menyembunyikan kesedihannya.

*****

"Kamu belum siap juga?" tanya Yulia, pada putranya.

"Kalian saja yang pergi. Aku ada urusan," jawab Fathan singkat.

"Ya, tidak bisa begitu, Gio! Kita ini mau makan di rumah calon mertua kamu. Pasti mereka, berharap kamu hadir malam ini," ujar Yulia.

"Kalian bisa katakan, kalau aku sedang keluar kota," sahut Fathan lagi.

"Jangan ngelunjak, Gio! Kami sudah berusaha memberi pengertian padamu," ucap Yulia mulai berang.

"Pengertian apa? Kapan Mama, mengerti dengan apa yang aku inginkan? Bukannya, Mama yang memaksakan semua ini? Jadi, Mama hadapi sendiri dan cari alasan untuk menutupi semuanya." Fathan meninggalkan Mamanya yang menggerutu kesal.

"Sudahlah, Ma! Lebih baik, kita berikan waktu pada Fathan. Lebih baik, kita berangkat sekarang," ucap Aditya.

"Papa liat anak itu? Kenapa semakin hari, dia semakin menjengkelkan?" Yulia berkata dengan nada tinggi.

Aditya hanya menghela napas berat. Ia merasa bingung, untuk menjelaskan pada istrinya. Jika saja, sang istri tidak memaksakan kehendaknya. Mungkin, semua ini tidak akan jadi begini. Akhirnya, keduanya pergi memenuhi undangan makan malam keluarga Nabila, tanpa Fathan.

Meski dengan perasaan kesal dihatinya, Yulia tetap berangkat. Ia semakin marah dan kesal pada Zakira. Baginya, Zakira adalah penyebab semua ini. Dulu, Fathan selalu menuruti permintaannya. Namun, sejak ia kenal dengan Zakira. Putranya itu, seakan berubah menjadi orang lain.

Saat mereka tiba di kediaman keluarga Kanayah, pasangan suami istri itu disambut hangat oleh tuan rumah.

Nabila juga ikut menyambut kedatangan mereka. Mata Nabila terlihat, mencari seseorang.

"Fathan, gak ada, Bil," cetus Aditya.

Nabila tertunduk malu, karena ketahuan.

"Fathan, kemana, Om?" tanya Nabila.

"Dia sedang keluar kota, bertemu klien. Tadi sore berangkatnya, sepulang dari kantor," jawab Aditya. Ia terpaksa berbohong, sebab sejak tadi sang istri hanya diam saja.

"Sesibuk itu? Masa memenuhi undangan calon mertua pun, gak sempat? Lebih mementingkan bisnis dari pada calon mertua," celetuk Sukma.

"Tante!" tegur Kanayah.

"Kenapa? Apa yang saya katakan itu benar, kan?" sahut Sukma lagi.

"Maaf, ya Jeng," ucap Kanayah merasa tidak enak.

"Ayo, kita masuk!" ajak Nathan.

Sukma melengos, mendahului yang lain. Kanayah menatap tajam, sementara Nathan menggelengkan kepalanya.

Jangan lupa vote, love dan d tunggu boom bintang nya, terimakasih

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!