Cinta setelah pernikahan tumbuh dihati Leo tapi bagaimana dengan kontrak pernikahan yang sudah terlanjur dia tanda tangani bersama istri kecilnya?.
pernikahan yang direncanakan hanya untuk menghindari malu serta menjaga image keluarga dan akan diakhiri setelah 3 bulan oleh Leo kini berubah menjadi Mala petaka dimana rasa cinta tumbuh setelah pernikahan disepanjang mereka bersama.
Pria sejati tidak mengingkari apa yang sudah dia ucapkan tapi Leo juga tidak bisa melawan apa kata hatinya .
Apakah jalan yang akan Leo pilih komitmen atau perasaan?
yuk baca kelanjutannya ↩️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Salah persepsi
Kurang dari jam 7 pagi Leo turun bersama Cia untuk sarapan dan ternyata orang tua mereka sudah menunggu .
" Pagi " Sapa mereka ikut duduk dan berpelukan.
Selesai sarapan dan mengatakan banyak hal orang tua mereka pulang .
............
" Om mau kemana?" tanya Cia yang tinggal berdua dimeja makan begitu Leo berdiri .
" Mau berangkat kantor" jawab Leo singkat bergegas menaiki tangga.
" Om ikut " Cia mengejar Leo yang sudah sampai diatas .
" kamukan sekolah" ucap Leo kembali menutup pintu kamar.
" Aku baru mulai sekolah hari Senin kan masih libur semester setelah terima raport" ucap Cia .
" Cepatlah ganti baju kamu " ucap Leo setelah berpikir sejenak bahaya juga Cia ditinggal sendiri walaupun ada banyak bodyguard dan pelayan tapi gadis nakal itu selalu ada saja Gebrakan nya .
" Ehhh, nggak jadi deh aku mau ikut acara club motor aja " ucap Cia baru teringat.
" Club' motor?" tanya Leo ulang .
" Iya Om mana ada acara balap nya juga aku mau daftar " semangat Cia langsung putar langkah .
" Ikut dengan Saya" perintah mutlak Leo.
" Tapi Om,"
" jangan membantah jika tidak mau dihukum , ingat kamu itu sekarang tanggung jawab saya " ucap Leo.
" Ihhh, Om kok jadi atur-atur aku katanya cuma nikah kontrak " cemberut Cia .
" Lupa kamu pasal satu " ucap Leo yang membuat Cia terdiam .
" Selama kamu menjadi istri saya harus patuh " ucap Leo yang membuat Cia cemberut .
" Pakai pakaian yang sopan dan berkelas ingat posisi kamu sebagai istri presiden direktur " ucap Leo .
" Dihhh, jadi Om pikir selama ini penampilan aku kayak gembel kurang glamor apa lagi aku ?" ucap Cia yang selalu berpenampilan menarik dengan pakaian mahal .
" Pakai dress yang sopan bukan seperti baju yang sering kamu pakai dan hindari memakai pakaian terbuka yang minim " ucap Leo yang beberapa kali melihat Cia memakai pakaian terbuka .
" Aku suka Korean style Om " keluh Cia mendengar larangan Leo .
" Saya tidak melarang tapi jangan memakainya disaat kamu bersama saya" tekan Leo .
" Baju-baju untuk kamu sudah disiapkan oleh pelayan di lemari , cepat ganti baju " ucap Leo masuk keruangan nya untuk mengambil beberapa berkas .
..........
" Dihhh, aku udah kayak tante-tante pakai baju begini " geli Cia mengganti lagi dress yang dipilihnya.
" Haaa, pakai yang putih polos ini aja deh " ucap Cia merasa lebih cocok memakai dress pendek tanpa lengan .
" Sudah siap?" suara berat Leo masuk keruang ganti .
" Siap bos " ucap Cia dengan senyum cerianya berputar-putar didekat cermin .
" Keluarlah saya mau ganti baju " ucap Leo berdiri di dekat lemari .
" Cia keluar " usir Leo ketika Cia masih saja asik berpose di cermin dan memotret seolah-olah tidak mendengar apa yang Leo katakan.
" Ihhh, Om kenapa sih pake ngusir segala " kesal Cia jadi hilang mood .
" Ohhh, yasudah kamu mau liat saya ganti baju " ucap Leo langsung melepas bajunya.
" Akkkk, Om gila " teriak Cia langsung berlari tapi pintu malah terkunci .
" Om buka pintunya" rengek Cia yang berdiri menghadap pintu tak berani menatap Leo yang sedang melepas celana.
" Tadi disuruh keluar tidak , diam kamu disana" cuek Leo .
" Ya tapi kenapa pintunya dikunci " ucap Cia terus menekan gagang pintu.
" Saya mau ganti baju " jawaban singkat Leo.
" Ya tapi kalau ada aku ngapain dikunci" rengek Cia yang tidak melihat ada kunci , seperti pintu nya otomatis yang hanya bisa dibuka menggunakan remote control namun entah dimana Leo menaruhnya.
" Makanya jangan membantah saya " ucap Leo .
10 menit sudah berlalu Cia masih berdiri diam menghadap pintu namun matanya tak sengaja menatap pantulan tubuh Leo dari kaca lemari .
" Awwww" batin Cia mengucek matanya yang sudah dia nodai dengan melihat hal yang tidak seharusnya tapi rasa penasaran membuat dia tidak bisa berhenti menatap .
" Om udah belum?" tanya Cia sok polos padahal dia melihat dengan jelas Leo memakai jas dari pantulan kaca .
" ayo berangkat" ucap Leo menyemprotkan parfum ke tubuh nya dengan begitu royal .
..........
Sesampai nya di perusahaan.
" Om katanya mau ke kantor ?" tanya Cia ikut turun bersama Leo.
" Terus kamu pikir kita dimana?" tanya Leo.
" Ini perusahaan siapa?" tanya Cia karena sebelum menikah Leo membawanya ke perusahaan tapi bukan di tempat ini.
" Ini perusahaan milik saya" pernyataan Leo.
" Terus yang waktu itu ?" tanya Cia lagi .
" perusahaan keluarga " jawab Leo singkat dan mengajak Cia berjalan di sampingnya melewati ratusan staf yang berbaris menyambut mereka .
Cia diam seribu bahasa mendengar penuturan Leo dan berpikir jauh sampai dia tidak fokus lagi dengan orang-orang sekitarnya karena sibuk dengan pikiran nya sendiri .
Leo mengajak Cia menaiki lift khusus menuju ruangan nya di lantai 26 .
" Om " panggil Cia.
" Kenapa?" tanya Leo mengalihkan tatapan nya dari ponsel .
" Kalau Om punya perusahaan sendiri kenapa kita harus menikah hanya demi Om bisa jadi presiden direktur di perusahaan keluarga?" tanya Cia yang awalnya berpikir Leo mau melakukan apapun demi jadi presiden direktur karena mengharapkan warisan.
" Pernyataan macam apa itu? Kamu berpikir saya mengharapkan warisan?" pertanyaan Leo yang bisa membaca pikiran Cia.
" Iya lah apa lagi ?" ucap Cia spontan.
" Saya bukan pecundang yang akan merasa takut jika berdiri diatas kaki sendiri sehingga harus melakukan cara apapun agar tetap ditopang " ucap Leo sebagai pria sejati yang punya prinsip.
" Lah terus kenapa kita menikah kalau gitu , percuma saja " ucap Cia yang memang dari awal Leo menikahinya karena ingin menjadi presiden direktur.
Karena Ayah mengatakan akan mengangkat Leo menjadi presiden direktur dihari pernikahan.
" saya tetap menikah walaupun Rose kabur demi menjaga nama baik keluarga saya yang sudah terlanjur mengumumkan hal itu bukan karena ingin warisan " ucap Leo meluruskan pikiran Cia yang mungkin awalnya salah persepsi.
" Ooooh, kirain mengharapkan warisan" ucap Cia to the points.
" Selamat pagi Presdir, Bu " sapa sejumlah karyawan saat mereka lewat .
" pagi " ucap Leo terus berjalan dengan cool .
Leo berhenti berjalan menatap rose yang pagi ini sudah duduk di kursi tunggu depan ruangan nya .
" ada pacar Om " ucap Cia yang langsung pindah berdiri kebelakang Leo melihat tatapan Rose yang begitu tajam .
Leo menggenggam tangan Cia agar kembali berjalan disampingnya.
" Maaf Presdir kami sudah mengatakan pada Ibu Rose kalau Presdir sedang tidak bisa ditemui " ucap sekretaris Leo menghampiri.
" suruh dia masuk " ucap Leo dengan tenang karena tau Rose itu adalah wanita karir yang pandai dalam bersikap dan tau aturan sehingga dia tetap mengikuti prosedur sesuai kode etik perusahaan.
" duduklah" ucap Leo setelah menyampirkan jas nya disandaran kursi pada Cia yang hanya berdiri diam disampingnya.
" Dimana?" ragu Cia .
Leo menarik kursi yang biasa dia duduki membuat Cia kaget karena malah disuruh duduk dikursi itu .
Cia duduk di kursi itu dan berputar-putar karena merasa nyaman " Empuk juga kursi presiden direktur" tawa Cia yang malah jadi terbawa suasana.
Leo langsung geleng kepala melihat Cia yang tadinya takut-takut kini malah tertawa riang setelah disuruh duduk .
Tok
Tok
" masuk " ucap Leo mempersilahkan Rose.
tapi emang serem sih kalau tengah malam di RS sepi banget
awas pak dokter jangan jadi pebinor ya