NovelToon NovelToon
Kisah Klasik Remaja

Kisah Klasik Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Idola sekolah
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: 123123tesmenulis

Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.

mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.

Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.

Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drama Sebelum OSN

Tak terasa waktu pelaksanaan OSN tingkat kota tinggal 3 hari lagi. Maria jadi orang yang paling sibuk karena mempersiapkan segala kebutuhan tim nya. Untung lah Raffi mau ikut membantu mengurusi ini dan itunya.

"hari ini dan besok kita ga ada latihan soal lagi. Tapi besok gue mau datengin pelatih meditasi agar mental kita bisa tenang. Untuk pagi ini kita istigosah bareng sama anak - anak rohis.

"untuk anak cowo boleh minta bantuannya buat beli logistik. Thanks.. Silahkan semuanya ke aula untuk ikut acara rohis"

Rohis memang di mintai secara langsung oleh kepala sekolah mereka untuk menggelar acara istigosah agar perjuangan tim berjalan lancar dan membuahkan hasil yang baik. Sehingga 3 hari ini mereka benar benar melakukan persiapan mental karena persiapan materi sudah tidak akan bisa dipaksakan lagi. Sudah mentok kalau kata Clara.

semua tim OSN pergi ke mesjid utama sekolah.

Dijalan Maria beriringan dengan Cintia.

"Lo ngadu ke kak Tissa ya?! Awas ya lo!!" Ancam Cintia sambil menggertakkan Giginya.

Kemarin Tissa sempat menghampirinya dan mengatakan agar ia jangan berani macam-macam pada Maria.

Maria hanya menghela nafasnya.

"Aku ga kenal siapa Kak Tissa dan yang mana orangnya, kak please kita kesampingkan ego kita. Fokus OSN dulu ya.. Aku minta bantuannya"

Cintia hanya melenggangkan kakinya lebih lebar dan meninggalkan Maria.

"something wrong?" Simon bertanya ketika melihat interaksi antara 2 gadis itu tegang.

Maria haya menggelengkan kepalanya.

"its okay, mungkin dia PMS" Maria tersenyum yang dibalas senyum juga oleh Simon.

akhir akhir ini Simon memang tidak bisa mengontrol dirinya yang selalu ingin dekat dan berinteraksi dengan Maria.

Benar apa kata Om iyan, si hormon pasti akan lebih sering melambung jika mereka sering menghabiskan waktu bersama. Apalagi tidak ada Raffi yang biasanya menengahi.

...****************...

"Heuhhh!!! Gue benci sama lo!!" bughh Cintia mendorong Maria sampai jatuh tersungkur lalu menariknya lagi berdiri dan hendak mencakar wajahnya namun tidak sempat karena ada seseorang yang mencekal tangannya.

Itu adalah salah satu gengnya Tissa.

Cintia berbalik dan kaget ketika melihat Tissa dan gengnya berada disana. Padahal tadi ia sudah memastikan bahwa tidak ada orang disini.

Tissa menekan tombol merah yang ada di layarnya dan menggoyang goyangkan Handphone nya kepada Cintia.

"cabut guys!!" ucapnya, lalu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.

Maria yang melihat itu langsung merapihkan penampilannya dan mengikuti Tissa.

"kak!!" tergopoh-gopoh Maria menghampiri Tissa.

kakinya cukup sakit karena tadi Cintia mendorong Maria hingga terjatuh dan menginjak tulang keringnya keras.

"kak jangan dilaporin!" Maria menangkap tangan Tissa. Tissa berbalik.

"maksud Lo?"

"udah deh lo diem aja, semuanya biar kita yang urus!!" ucap salah satu temen gengnya Tissa.

Maria menggeleng.

"engga kak! Jangan, aku masih butuh dia buat OSN kak"

Maria meringis menahan sakit di kakinya.

"kaki lo kenapa?" Tissa berjongkok hendak memeriksa kaki Maria namun ditahan Maria.

"gapapa kak, nanti aku ke klinik buat minta obat. Kak jangan dilaporin yaa.." Maria menatap Tissa dengan pandangan memohon.

"oke. Gue ga akan laporin sebelum OSN beres! Tapi setelah itu, gue ga akan diem aja!"

"kak, jangan sampai kak Mon...."

"jangan sampai aku apa?" ucap seseorang dibelakang sana.

Ia memang sedang mencari Maria karena ingin bertanya mengenai logistik untuk OSN.

Maria menoleh pelan ke belakang dan melihat Simon yang datang menghampirinya.

Tissa memberikan kode kepada Simon untuk tetap diam dan pura pura tidak tahu.

Dan Simon faham.

"ini bukan tentang lo, tapi tentang gue yang masih punya dendam kepada orang itu" jelas Tissa sambi memberikan kode lewat tatapan matanya.

"jangan dendam gitu kak! Ga baik.. Ingat Rasullullah SAW bahkan tidak pernah dendam pada siapapun yang sudah menjahatinya" kini Simon menasehati Tissa.

"ehh kak Mon, ada apa? logistik nya udah siap kan? aku mau cek. Dimana?" Maria mencoba mengalihkan pembicaraan. Dengan tertatih dan kaki yang masih sakit, dia mendahului Simon untuk pergi dari sana.

"lo tenang aja, dia aman sama gue.." ucap Tissa sambil memberi kode agar Simon mengikuti Maria.

"jalan kamu kenapa pincang gitu? kaki kamu sakit?" tanya Simon begitu menyadari Maria sedikit pincang.

"iya tadi kejeduk di toilet. Kaka bisa antar aku ke klinik?"

Simon hanya mengangguk.

"tapi kamu harus ajak teman kamu, biar kamu digandeng. Ah sebentar aku telpon Clara.."

"ga usah kak, rempong kalo Clara tau, aku masih bisa jalan kok ayo.."

Maria semakin mempercepat langkahnya walaupun justru malah terlihat semakin pincang.

Hal itu tentu saja membuat Simon semakin khawatir.

"hallo, Clar iya waalaikumsalam.. Clar bisa tolong ke koridor 7. Iya yang deket kelas XII-MIPA 5. Cepet ya Clar!"

"Maria sini duduk dulu, kita tunggu Clara"

Maria menurut. Karena dia tau dari tatapannya Simon sedang tidak ingin dibantah.

mereka menunggu dalam diam. Maria yang menahan sakit dan Simon yang resah karena khawatir dan penasaran sebenarnya apa yang sudah terjadi?

'aku harus tanya kak Tissa!' batinnya.

Selang beberapa menit akhirnya Clara Datang

"ada apa kak?"

Tanya Clara ketika melihat Maria dan Simon duduk..aga berjauhan karena memang mereka menjaga jarak.

"Tadi Maria jatuh di toilet, bisa tolong digandeng sampai klinik?"

"Mar Mar? Kenapa?" Clara kaget.

"udah ga usah banyak tanya, ayo ke klinik, sakit banget nihh "

Maria engga menjelaskan, ia meringis ketika hendak melangkahkan kakinya kembali. Namun dengan bantuan Clara tentu saja jalannya tidak kesusahan.

"tolong ya Clarr" ucap Simon sambil mengikuti mereka.

'huh kenapa ga di gandeng sendiri aja sih kak Mon? Kan kalo darurat gapapa kata agama juga' batin Clara.

'bener bener anti bersentuhan dengan cewe nih si ketos! Gue sumpahin jatuh cinta beneran sama Maria biar tau rasa lo!' batinnya kembali mendumel.

Bukan apa apa, Clara itu paling tidak suka direpotkan seperti ini. Apalagi harus mengagandeng sampai klinik? Yang benar aja? Berat tahu!!

...****************...

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi!!!" kini Simon menekan setiap katanya.

Ia sangat marah saat ini.

Tulang kering Maria di duga retak, dan Maria harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit. Brian sampai mendadak pulang dari kantornya ketika Simon menelpon dan mengatakan keadaan putrinya. Mereka lantas langsung membawa Maria ke rumahsakit, namun Simon tidak ikut. Ia beralasan ada rapat OSIS mendadak padahal ia memang berniat mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Tissa melotot.

"jangan bersikap seolah olah gue yang nyelakain Maria. Gue udah pernah bilang kan kalo cewe lo di bully. Dan gue juga udah punya buktinya.. " Tissa menunjukan Handphone nya di depan wajah Simon.

Simon hendak mengambil Handphone itu namun Tissa langsung memasukan Handphone nya kedalam saku.

"gue belum bisa ngasih liat ke lo karena Maria sendiri yang minta.." Tissa menambahkan.

Simon menggertakkan giginya kesal.

"lo ga liat apa yang terjadi sama dia ha?" Nada bicaranya naik 1 oktaf

"gue tau, tapi itu pilihan dia sendiri!" balas Tissa acuh.

"Kak Tissa!" Simon kembali memanggil Tissa dengan nada geram.

Wajahnya memerah menahan amarah.

Ia lantas mengucap istighfar lau duduk di bangku samping kelas itu. Tak kunjung mereda, ia lantas pergi dari sana dan menuju mushola terdekat.

Dengan perlahan Simon mengambil Wudhu di mushola itu lalu masuk dan membuka Al-Qur'an lalu mengaji dengan cukup keras untuk meluapkan emosinya.

hal ini diajarkan oleh ustadz uang dipanggil Rony ke rumah. Dan setelah beberapa menit amarah nya reda.

Kini Simon bisa kembali berfikir jernih.

Ia lantas membuka handphone nya dan menghubungi Darren.

"kak, gue butuh bantuan lo!" ucapnya tenang.

Tingkah laku Simon yang seperti itu tak luput dari pengawasan Raffi gengnya Tissa mereka bahkan rela bolos di pelajaran hanya untuk sekedar menghabiskan penasaran akan apa yang dilakukan oleh si ketos.

"Mashaallah adem banget liatnya, tadi wajahnya sampe merah menahan marah. Sekarang udah balik putih bersih dan bercahaya lagi" ucap salah seorang gengnya Tissa.

"calon imam sejati itu mah!!" ucap teman Tissa yang satu lagi. Karena geng Tissa memang ada 3 orang.

"Apa yang ustadz ajarkan selalu dia terapkan dalam kehidupan sehari-hari." ucap Raffi pelan namun masih bisa didengar oleh yang lain.

"gih samperin" ujar Tissa mendorong Raffi lalu memberi kode kepada teman temannya untuk pergi. Biar bagaimanapun ia harus menghormati keputusan Maria untuk tetap menyembunyikan fakta sebenarnya sampai OSN beres.

...****************...

Raffi menggertakkan giginya marah ketika melihat Video berdurasi 3menit itu.

Didalam video itu sangat jelas terlihat bagaimana Maria diserang dan di siksa oleh Cintia, teman sekelasnya yang bahkan dia sukai. Namun setelah melihat video itu rasa sukanya langsung berubah menjadi benci dan dendam.

"berani berani nya dia!!!" Raffi hendak pergi namun dicegah oleh Simon.

"sekarang gue tau kenapa Maria nyembunyiin ini dari kita. ." Ujar Simon pelan. Sudah tidak ada emosi lagi dalam dirinya.

Hanya ada sedikit rasa kecewa karena Cintia yang selama ini ia kenal baik dan lembut ternyata bisa bersikap sekasar itu.

"gue harus bikin perhitungan sama dia!" Lagi, Raffi hendak pergi namun Simon menariknya duduk kembali.

"wudhu sana!" ucap Simon tegas. Raffi menurut mereka memang masih ada di mushola yang tadi Simon datangi.

Setelah bertemu dengan Darren dan meminta bantuannya agar mengirimkan video yang ada di HP Tissa padanya, Simon dan Raffi memilih menunggu hasil kinerja Darren di mushola tersebut.

Selang 10 menit kemudian sebuah pesan masuk ke WhatsApp Simon dan betapa kagetnya mereka melihat Video tersebut. Video yang membuat siapapun yang melihatnya akan geram dan marah.

"taruhannya OSN. Cintia udah di daftarkan OSN dan menjadi salah satu yang di gadang gadang dapet mendali. Kalau sampai Cintia di coret, maka peluang Tim OSN kita untuk mendapat mendali akan berkurang "

Simon menjelaskan dengan tenang.

"jadi hanya demi Reputasi Maria rela di siksa begitu?" Raffi membalas sarkas.

"kalo om Iyan tau, kebayang kan gimana sedihnya dia?" kini Raffi menambahkan.

"om Iyan harus tau. biar dia bisa menentukan setelah ini apa yang harus putrinya lakukan.."

"gue baru terpikir, kenapa om iyan minta Maria buat jadi cewe sombong dan arogan. Ternyata agar dia tidak mudah di tindas seperti ini. Tapi kenapa? Kenapa tadi Maria diam saja ketika Cintia menyiksanya?"

"karena Maria sengaja"

Tissa tiba tiba datang dan duduk diantara mereka. Dua lelaki tampan itu langsung menjaga jarak dari Tisaa.

"Maria sengaja ngebiarin gue ngerekam perbuatan Cintia.."

Simon menatap heran.

"hufth.." Tissa menghela nafas.

"tadi Cintia cuma jambak khimar Maria aja sampe berantakan, tapi gue liat itu dan ngeluarin hape gue. Terus Maria liat ke arah gue seolah oleh ngodein gue kalo gue harus rekam hal itu. Sorry gue ga tau kalo akibatnya bakal sefatal ini.."

Simon menghela nafas,

percuma juga jika dia menyalakan Tissa.

1
Muslimah 123
👍👍👍👍👍
Muslimah 123
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Muslimah 123
🌷🌷🌹🌹
Nakayn _2007
Saya terhibur dengan ceritanya, semangat terus!
Arjuna Cakra
Makin penasaran! 🤔
Roxy-chan gacha club uwu
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!